29. Truth

444 72 4
                                    

"jangan bersikap seolah olah kau yang paling tersakiti disini, ayah juga merasakan hal yang sama" ucap sang ayah.

Lagi lagi yeji tertawa tidak percaya.

"astaga anak perempuanku, dari semua sifatku kenapa kau juga mengikuti sikap keras kepalaku" keluh sang ayah.

Sang ayahpun akhirnya memencet tombol untuk membuat Kasur bisa dalam posisi duduk.

Yeji akhirnya hanya pasrah.

Ayah yeji sibuk menyiapkan sup untuk yeji, ia menyendok satu sup dengan nasi dan mengarahkannya pada yeji.

"buka mulutmu putriku" perintah sang ayah.

Yeji tetap diam dan tidak mau membuka mulutnya.

Akhirnya sang ayah menghela nafas panjang dan meletakkan sendok itu kembali ke mangkuk.

"kau pasti sudah sangat membenci ayah hm?" tanya sang ayah tiba tiba.

Yeji hanya menatap ayahnya dengan tatapan tajam.

"sejak awal aku tidak pernah menyayangimu" ucap yeji menusuk ayahnya.

Sang ayah hanya tersenyum getir.

"tidak kusangka caraku selama ini bisa berimbas seperti ini" ucap sang ayah.

"tentu, bukankah itu menyenangkan aboji? Menyiksaku setiap aku gagal? Menjauhkanku dari eomma?" cerca yeji lagi.

Sang ayah berubah menjadi sedikit sayu.

"sudah saatnya kau tau yeji" sang ayah meletakkan mangkuknya.

"tau apa? Bahwa ayah tidak menyayangiku dan eomma? Ayah hanya memikirkan diri sendiri bukan?" tanya yeji.

Perkataan yeji kali ini benar benar menusuk sang ayah.

Yeji tidak bermaksud seperti ini, tapi ia berhak mengungkapkan emosinya tapi ia sedikit menyesal karena

Ayahnya kini berkaca kaca.

Yeji mengalihkan pandangannya, ia sedikit menyesal membuat ayahnya berkaca kaca.

"itu salah yeji-ah, kau dan ibumu, adalah segalanya bagiku" ucap sang ayah tiba tiba.

"selama ini, memukulmu, itu memang salah, ayah tau itu"

"tapi tujuan ayah hanya satu yeji, ayah ingin kau memiliki ambisi" ucap sang ayah.

"ambisi?" yeji kembali menatap sang ayah.

Apa maksudnya ini? agar yeji memiliki ambisi?

Bukan karena agar yeji menjadi yang terbaik?

"kau tau? betapa beratnya untuk ayah mengatakan bahwa ibumu tidak akan sembuh?" suara sang ayah bergetar.

Yeji terkejut mendengar perkataan ayahnya barusan.

"kau tau? ayah juga merasa sangat sakit dengan apa yang terjadi dengan ibumu, yang kulakukan hanyalah membuatmu tidak fokus dengan ibumu, ayah hanya ingin kau menjalani kehidupan tanpa memikirkan jika ibumu tidak bisa sembuh"

"lalu, kenapa ayah menyetujui operasi eomma?!" tanya yeji dengan mata berkaca kaca.

"itu sudah waktunya yeji, paru paru ibumu, bahkan jika aku bisa memberikan milikku aku akan memberikannya" satu persatu airmata jatuh di pipi ayah yeji.

Diikuti dengan air mata putrinya ini.

Jadi, alasan kenapa ayah yeji selalu memforsirnya selama ini adalah ibunya.

Ayahnya tidak ingin yeji tau jika ibunya tidak bisa sembuh maupun selamat.

Dada yeji menjadi sesak, tiba tiba ia bisa merasakan posisi ayahnya, pasti sangat berat.

Kesibukannya, fokusnya, semua ia lakukan untuk kesembuhan ibunya.

Dan yang yeji lakukan hanyalah berambisi sesuai apa yang ayahnya inginkan.

Yeji pun tidak bisa membendung airmatanya, pertama kalinya ia melihat sang ayah menangis seperti ini.

Ayahnya yang kuat dan tegas, menangis seakan akan beban yang ia pikul selama ini akhirnya ia keluarkan.

"a..aboji!" yeji memanggil sang ayah disela tangisannya.

"aku lapar! Cepat suapi aku!" yeji mengusap air matanya.

Sang ayahpun ikut mengusap air matanya dan meraih mangkok dan mulai menyuapi yeji.

Yeji menerima suapan ayahnya, untuk pertama kali ayahnya menyuapinya setelah bertahun tahun.

Yeji bisa merasakannya.

Kasih sayang ayahnya.

Yeji mengunyah sup dan nasi itu dengan airmata yang semakin deras.

Bahkan ia kesulitan untuk menelan

"uljima" ucap sang ayah mengusap airmata yeji.

"cepat suapi lagi!" perintah yeji untuk ayahnya.

Ayahnya menuruti kemauan putri kecilnya ini dan menyuapi yeji sementara yeji masih menangis sembari mengunyah.

Ia tak peduli betapa berantakannya ia sekarang.

--------------------Seaside Field------------------

Hyunjin kini berdiri di depan pintu apartemen yeji.

Sudah satu minggu yeji pulang ke rumahnya semenjak pemakaman ibunya, hyunjin sangat merindukan kekasihnya ini.

aigo, padahal baru seminggu bukan satu tahun.

Dan ya, lucunya pemuda hwang ini selalu menghubungi yeji setiap satu jam memastikan yeji baik baik saja tentunya, ia tau, yeji dan ayahnya kini sudah berbaikan.

"aku akan kembali ke apartemen besok siang" itulah yang dikatakan yeji via telepon semalam.

Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang waktu yang tepat untuk mencari makan siang bersama, Ia menekan bel unit yeji beberapa kali.

Tidak lama pintu terbuka.

Hyunjin tersenyum dan ingin segera memeluk kekasihnya ini.

"yeji-" senyum hyunjin luntur.

Nampak sang ayah yang sedang menaruh tangannya dipinggang.

"ada apa?" tanya sang ayah.

♤TBC♧

Don't forget to click vote ⭐ or leave a comment down below cause your presence are mean so so so much for me ❤

Upload setiap malam around 10-11 PM.

Wishing you guys Health and Wellness

#hyunjin #yeji #2hwang #hyunjinyeji

BRUTAL ♤ [Hyunjin x Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang