"Aku sudah melupakanmu"
Ucapmu sok tegar seolah membaca mantra penguat diri. Sayangnya, kau hanya terus menipu dirimu sendiri. Seolah memaksanya keluar dari hati, namun kau kurung ia dalam jeruji. Ia tak bisa kemana-kemana, meski hadirnya sudah tak ada. Sebab, kau sudah menganggapnya begitu bermakna, hingga terlupa pada nyata bahwa, setiap manusia takkan bertahan selamanya.Akhirnya, kau pulang dan menangisi kebohongan lain hari ini. Bertemu dengannya memang selalu membuatmu serapuh ini. Kau jatuh lagi, bersama dengan harapan yang sudah mati. Kau menangis lagi, bersama perih yang tak pernah henti. Padahal, sudah bertahun-tahun hadirnya tak kau jumpai. Kau pikir, semua pasti akan baik-baik saja hari ini, namun dengan mudahnya tembok yang sudah kau bangun dengan percaya diri, runtuh saat melihatnya bersama dengan yang lain.
Tetapi, apa yang salah jika hatimu masih rapuh? Apa yang salah jika rasa itu masih tertinggal, bahkan setelah bertahun-tahun berpisah? Apa yang salah jika hatimu sakit jika melihatnya dengan yang lain?
Tidak, tidak ada yang salah. Itu hal yang wajar.Karena, setiap manusia punya batasan waktu yang berbeda dalam menghadapi luka.
Mungkin bagi orang lain, bertahun-tahun atau bahkan hanya beberapa bulan saja sudah cukup untuk melupakan seseorang. Namun, bagimu berbeda. Bertahun-tahun mungkin hanya sekejap waktu tidur siangmu. Kau bisa lupa sebagian malamnya, tapi tidak dengan paginya.
Tidak apa-apa jika rasa itu masih ada.
Namun, jangan biarkan itu kembali bertambah. Sebab, lukamu masih menganga. Ia butuh sembuh dalam waktu yang lama.Hatimu juga tidak butuh cinta yang baru, ia hanya ingin cinta yang lebih banyak darimu, sang pemilik hati. Jadi, mari benahi diri, ambil lagi keping hatimu, bangun lagi tembok pertahananmu, dan kembali jalani hari esokmu dengan kisah yang baru.
Sabtu, 18 Desember 2021
-nr
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tidak Baik-Baik Saja
Non-FictionIni tentang kita yang sakit hatinya tentang rasa yang tak kunjung berbunga tentang temu yang tak juga bersua tentang bahagia yang tak pernah ada Ini tentang kita sang penyendiri tentang kita yang memilih pergi tentang kita yang ditinggal pergi tenta...