Suatu hari, air matamu jatuh sembari melangitkan do'a tulus untuk Sang Pencipta. Kau menyesal pernah termakan rayuan buaya. Kau menyesal pernah mencintai yang tak seharusnya. Kau menyesal karena telah mendua dari-Nya.
Matamu kian sembab dengan dada yang penuh sesak. Kini, Kau kembali merana saat bahagiamu bukan lagi tentangnya. Kau menderita setelah dia pergi bersama kekasih barunya. Namun, kau akhirnya tersadar setelah dia benar-benar tak ada.
Yang kau tangisi seharusnya bukan dia, melainkan maksiat yang buatmu penuh dosa. Yang kau sesali seharusnya bukan pisah, melainkan temu antara dirimu dan dirinya. Yang buatmu merana seharusnya bukan pengkhianatannya, melainkan hubungan yang telah terjalin terlalu lama.
Namun, tak perlu berlama-lama dalam menyesali segalanya. Sebab sekarang adalah waktunya untuk berbenah.
Setiap manusia tak ada yang sempurna. Manusia selalu punya salah pada masa lalunya. Manusia selalu punya sesal dalam ingatannya. Manusia selalu punya dosa dengan berbagai caranya.
Tetapi, itu bukan berarti kita tak bisa berubah. Bukan berarti kita dapat berputus asa. Bukan berarti kita harus merasa ditinggalkan. Sebab, Allah selalu punya cara yang indah untuk menerima permohonan maaf hamba-hamba-Nya
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar : 53)
Rabu, 22 Desember 2021
-nr
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tidak Baik-Baik Saja
NonfiksiIni tentang kita yang sakit hatinya tentang rasa yang tak kunjung berbunga tentang temu yang tak juga bersua tentang bahagia yang tak pernah ada Ini tentang kita sang penyendiri tentang kita yang memilih pergi tentang kita yang ditinggal pergi tenta...