Terkadang kau kebingungan dalam memutuskan sebuah perkara. Perlu mempertimbangkan segala konsekuensi yang bisa saja terjadi kedepannya. Entah mengenai kemungkinan terbaik ataupun terburuknya.
Tetapi, setelah bertemu dengannya kau menjadi sosok yang tidak terencana. Semua yang kau susun tak berjalan sebagaimana harusnya. Hidupmu juga sudah tak sesuai jadwal harian yang kau tetapkan. Kau merasa ada kekeliruan dalam harimu, namun kau tak mengerti mengapa rasanya lebih membahagiakan jika harus keliru seperti ini.
Perlahan kau kehilangan dirimu. Bersama dengan kebahagiaanmu yang tak pernah meluruh. Awalnya kau sangat bersyukur bisa merasa terbebas dari kekangan hidupmu. Menikmati setiap tawa dan haru bersama dengannya sepanjang waktu.
Sayangnya, itu semua tak bertahan lama. Kebebasan yang kau miliki bersama sosok sebebas dirinya tak lantas membuatnya menetap denganmu selamanya. Ia merasa terkekang. Tak suka diatur hidupnya oleh orang lain selain dirinya -sama seperti dirimu yang dulu-
Lalu, kau tak terima. Mengapa dia tak bisa berubah dirinya sebagaimana dirimu berubah untuknya? Mengapa hanya kau yang berkorban sedang dia bertindak seenaknya? Mengapa hanya kau yang mencinta sedang hatinya hanya untuk dirinya?
Sayangnya, dia tak pernah meminta itu semua. Bukan dia yang mau kau berubah, bukan dia yang mau kau berkorban, bukan dia yang memintamu untuk mencinta. Bukan. Sebab, itu semua Kesalahanmu. Salahmu karena jatuh terlalu dalam kepadanya.
Jika tak begitu, kau mungkin masih mengikuti jadwal padatmu yang dulu. Yang kau anggap terkekang dan tak bebas. Padahal jauh di dalam diri, kau tau bahwa itulah satu-satunya caramu menenangkan jiwamu. Kau tau akhir dari melewati batas akan sesakit ini. Maka dari itu, kau membangun tembok tinggi agar tidak mudah tersakiti. Sayangnya, rasamu tak bisa dikendalikan sesuka hati. Kau haus akan cinta dan kasih.
Dan pada akhirnya, tembok yang kau bangun, kini kau robohkan sendiri. Dia tidak berbuat apa-apa selain datang. Kau yang salah karena rela meninggalkan dirimu sendiri sudut sana. Sedang dia juga ikut melangkah, meninggalkan sosok yang kau sebut "aku" pada kisahnya.
Kamis, 6 Januari 2022
-nr
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tidak Baik-Baik Saja
Non-FictionIni tentang kita yang sakit hatinya tentang rasa yang tak kunjung berbunga tentang temu yang tak juga bersua tentang bahagia yang tak pernah ada Ini tentang kita sang penyendiri tentang kita yang memilih pergi tentang kita yang ditinggal pergi tenta...