Kakimu kau seret tak bertenaga. Wajahmu pun ikut tertekuk bak tak berjiwa. Hari ini, kau mengacaukan segalanya. Kau gagal lagi untuk kesekian kalinya.
Kini, kau telah kembali dari tempat mencari jati diri. Sayangnya, mereka tak menerimamu lagi. Seperti kemarin, mereka hanya mencari yang parasnya menarik, meski kemampuanmu masih lebih baik.
Kau sudah tak ada semangat lagi. Pupus sudah semua harapan setelah mencoba berkali-kali. Kau sudah muak dengan segala ekspektasi. Kau sudah lelah melihat cara pandang manusia yang ada di bumi.
"Mengapa hanya good looking? Mengapa yang menerima perlakuan baik manusia hanya mereka? Apakah standar di dunia memang hanya dari fisik semata?" Kau bertanya pada langit yang tak tahu menahu ada apa.
Kemudian, setitik air mata sudah melintas di pipimu, bersama dengan turunnya hujan yang terus mengguyur tubuhmu. Kau menikmati setiap rintik yang jatuh. Membiarkan langit merangkulmu seolah paham atas segala cemasmu.
Namun, ada hal yang perlu kau tau sebelum pedihmu semakin berlarut.
Good looking bukan segalanya.
Kau tak harus jadi rupawan untuk diterima. Kau tak harus berparas menawan agar dicinta. Sebab, setiap manusia itu setara. Punya kelebihan dan kekurangan pada dirinya. Pernah hebat dan lemah pada masanya. Pernah bahagia dan terluka pada masa lalunya. Kita semua sama, dan seharusnya memang setara.Soal mereka yang tak menerimamu, mungkin itu cara Tuhan untuk menjauhkanmu dari tempat yang salah. Sebab, Ia sedang merencanakan kehidupan terbaikmu versi-Nya.
Jadi, ini bukan karena good looking atau tidaknya. Melainkan, kau hanya sedang diminta sabar untuk menunggu akhir dari rencana-Nya.
Kamis, 23 Desember 2021
-nrBismillah,
Halo, ini Nura!
Ohiya, aku udah upload cerita
ini juga ke instagram!
Nama akunku @nura.here
Jangan lupa mampir, ya✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tidak Baik-Baik Saja
Non-FictionIni tentang kita yang sakit hatinya tentang rasa yang tak kunjung berbunga tentang temu yang tak juga bersua tentang bahagia yang tak pernah ada Ini tentang kita sang penyendiri tentang kita yang memilih pergi tentang kita yang ditinggal pergi tenta...