Setelah berkali-kali patah, akhirnya kau memilih menyerah. Memutuskan untuk sendiri dalam waktu yang lama, demi mengejar sebuah makna.
Kau mencari jawaban atas luka, derita, dan patah yang selama ini kau rasa. Kau pikir, jawabannya ada di seberang pulau sana. Nyatanya, sang pemberi jawaban lebih dekat dari urat nadi pada leher manusia.
Kau tersadar akan hikma, atas semua luka yang telah kau terima. Kau pun akhirnya bersedia untuk menepi dari ramainya dunia.
Dan sekali lagi, kau dapati bahwa sendiri memang lebih baik adanya, dibandingkan bersama dengan seseorang yang nantinya hanya akan memberimu luka.
Kau merasa tenang hingga lupa akan derita.
Kau terlampau sepi hingga lupa akan ramai.
Kau begitu bahagia hingga lupa akan lelah.
Semua itu, karena sendirimu yang bahagia.Hanya ada kau di dunia, bersama dengan Sang Pencipta yang terus buatmu bahagia. Hanya Dia, satu-satunya yang takkan pernah melukaimu, satu-satunya yang paling tau baik dan buruknya dirimu, dan tentunya, satu-satunya yang paling besar cinta-Nya padamu.
Maka kini, cukupkanlah dirimu dengan menikmati kesendirianmu, sembari membalas cinta dari Sang Penciptamu. Kau hanya perlu menunggu garis takdir yang Dia lukis untukmu. Kau tak perlu ragu dengan akhir indah yang Dia persiapkan untukmu. Sekali lagi, selamat menikmati sendirimu yang bahagia.
Selasa, 21 Desember 2021
-nr
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tidak Baik-Baik Saja
Non-FictionIni tentang kita yang sakit hatinya tentang rasa yang tak kunjung berbunga tentang temu yang tak juga bersua tentang bahagia yang tak pernah ada Ini tentang kita sang penyendiri tentang kita yang memilih pergi tentang kita yang ditinggal pergi tenta...