34

17 2 0
                                    

"Gimana...Kalo kalian aja yang bilang. Bantuin sekali ini aja. Gue lagi males ketemu dia. Oke? Kali ini aja. Sahabat sahabat Kirana yang baik hati, lucu, cantik dan tidak sombong, bantuin yaa?"

Sifa yang mendengar kata kata pujian untuk diri nya langsung mengangguk. Santi dan Rahel yang melihat Sifa hanya bisa pasrah.

"Yess..." Kirana yang senang karena berhasil membujuk sahabat nya untuk meminta maaf kepada Farel sehingga ia tidak perlu untuk bertemu dengan musuh nya itu.

"Udah udah sana balik ke tempat duduk kalian. Makasi yaa...Oh ya sekalian nanti tolong beliin roti goreng. Uang nya pake punya kalian dulu yaa."

"Dasar..." ucap Rahel.

***

"Ran, kita keluar dulu ya. Roti goreng nya 1 atau 2?" tanya Rahel sambil berjalan ke keluar kelas.

Kirana menjawab dengan menunjukkan angka 3 dengan tangan nya. Sifa, Santi, dan Rahel langsung keluar kelas untuk menemui Farel dan membeli roti goreng untuk kirana.

Mereka bertiga lewat di depan kelas Farel tatapi tak ada yang berani masuk sehingga mereka memutuskan untuk pergi ke kantin terlebih dahulu. Sesampainya di kantin, mereka langsung memburu makanan yang ingin dimakan. Tak lupa mereka juga membelikan roti goreng untuk Kirana.

"Sif, nanti lu yang ngomong sama Farel. Tenang aja gue sama Rahel ada di belakang lu," kata Santi yang mendorong Sifa agar berada di depan nya.

"Gak mau, lu aja lah. Gue nanti bantuin. Tenang aja." Sifa enggan untuk berada di depan sehingga mereka bertiga saling mendorong.

"Itu orang nya guys. Kalian berdua yang ngomong. Gue ada di belakang kalian." Rahel mendorong Sifa dan Santi untuk masuk ke dalam kelas Farel.

Sifa, Santi, dan Rahel mulai menuju kedalam kelas Farel untuk segera minta maaf. Mereka bertiga berjalan secara perlahan-lahan.

"Rel, kayaknya ada yang mau ngomong sama lu deh," ucap Ziki yang melihat 3 perempuan berjalan ke arah nya.

Sifa dan Santi berjalan terlebih dahulu dan Rahel ada di belakang mereka.

"Hel, lu yang ngomong aja." Sifa dan Santi bekerja sama untuk membawa Rahel ke depan mereka untuk berbicara kepada Farel.

"Rel, Kirana bilang terimakasih sama lu." Rahel langsung membalikkan badan nya dan langsung berjalan keluar.

"Tunggu...Kenapa gak dia yang kesini ngomong langsung sama gue?" tanya Farel.

"No comment," jawab Rahel.

Farel dengan segara mengikuti Rahel, Sifa dan Santi tetapi bunyi bel sekolah menghentikan nya. Farel kembali ke tempat duduk nya dan berpikir mengapa Kirana menghindar dari dirinya. Apakah dirinya melakukan kesalahan? Tetapi Farel tidak ingat apa yang telah ia lakukan sampai membuat Kirana tidak ingin menemuinya. Farel bertekad sepulang sekolah akan menyelesaikan masalah ini dengan Kirana.

Sesampainya di kelas, Rahel memberikan kantong kertas coklat berisi roti goreng kepada Kirana. Kirana berterimakasih tetapi juga kesal karena tidak bisa memakan apapun. 3 roti goreng yang ia terima hanya bisa ia liat dan letakkan di samping meja. Ia baru bisa memakan nya saat istirahat kedua.

Hari ini keberuntungan tidak berpihak pada nya karena istirahat kedua ditiadakan. Wali kelas menginformasikan bahwa pulang sekolah akan dipercepat lantaran adanya rapat penting antar guru. Sehingga Kirana harus menahan lapar kurang lebih 2 jam lagi sampai bel pulang sekolah berbunyi.

2 jam sudah seperti 10 jam bagi Kirana di dalam kelas. Ia juga tidak bisa makan secara diam diam karena sialnya pada siang itu terdapat pelajaran sejarah dengan guru yang selalu berkeliling di dalam kelas. Selama pelajaran sejarah, ia tak bisa fokus mendengarkan pelajaran. Ia hanya bisa fokus ke satu titik yaitu jam dinding yang ada di dekat papan tulis.

Gajah TerbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang