Gun POV (Kisah si Pembawa Bahagia)
Namaku Atthaphan Phunsawat. Usiaku kini 18 tahun. Aku kini duduk dibangku kuliah semester satu dan mengambil Fakultas Ekonomi jurusan Ekonomi bisnis.
Aku adalah anak tunggal, dari keluarga asliku. Mendiang papahku adalah teman dekat dari ayah Off, kakak tiriku sekarang. Sedangkan mendiang mamahku hanya wanita rumah tangga biasa yang selalu mengikuti papah untuk berdinas.
8 tahun lalu, saat usiaku sekitar 10 tahun sebuah kecelakaan dijalan tol merenggut nyawa mamah dan papahku sekaligus, aku mengalami kehilangan terhebat dalam hidupku.
Sepeninggal papah dan mamah, aku tak memiliki siapapun lagi, aku tinggal di rumah keluarga Phunsawat bersama dua orang asisten disana. Hari-hariku kuhabiskan hanya untuk meratapi kepergian kedua orangtuaku. Kesepian dan kesendirian seakan menjadi teman yang paling setia untukku.
Hingga suatu malam, Tuan Adulkittiporn mendatangi rumahku bersama istri dan putranya. Tuan Kittiporn menyampaikan padaku bahwa dia berkenan untuk merawat dan menjadi orangtua asuhku.
Awalnya aku menolak karena aku sama sekali tidak mengenal keluarga tersebut. Papah tak pernah mengajakku mengunjungi keluarga ini sebelumnya. Tuan Kittiporn mengatakan dia tak masalah jika aku menolak tawarannya. Namun, jika aku berubah pikiran aku bisa menghubunginya nanti. Dia memberiku kartu namanya.
Setelah itu, hariku lewat biasa saja tanpa ada sesuatu yang berarti. Sampai aku lupa bahwa ini adalah pekan ketiga aku membolos dari sekolah. Tak ada satupun temanku yang datang menjenguk dan memberi penghiburan padaku. Aku tau, hal ini terjadi karena nyatanya aku memang tidak memiliki teman dekat disekolah.
Hingga dipekan keempat, tepatnya sebulan setelah kepergian kedua orangtuaku bel rumahku berbunyi. Aku membuka pintu depanku dan terkejut mendapati pria sipit berkulit putih yang berada didepan rumahku.
"Kau siapa?" Tanyaku pada pria itu.
"Aku Off. Off Jumpol Adulkittiporn, kita pernah bertemu saat keluargaku menawarkanmu untuk menjadi bagian keluargaku." Ucapnya.
Aku mencerna kembali kata-katanya.
"Tapi kau menolak tawaran ayahku saat itu." Ucapnya sedih.
Aku berfikir sejenak dan...
"Aku ingat sekarang." Aku berteriak tiba-tiba hingga membuat pria yang lebih tinggi beberapa cm dariku terkejut.
"Ahh...syukurlah." Ucap pria itu.
"Apa aku boleh masuk?" Tanyanya padaku.
"A-ah...silahkan. Maaf aku sampai lupa mempersilahkanmu masuk." Ucapku padanya.
Aku mempersilahkan Off masuk dan duduk diruang keluarga. Hanya ada aku, Off, dan dua asisten keluarga disini.
"Sebentar, aku akan membuatkanmu minum." Ucapku padanya.
Pria sipit itu menahan tanganku.
"Tidak perlu, aku hanya ingin membawakan ini untukmu." Ucapnya sambil membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa buku catatan dari sana.
"Kenapa kau tidak bersekolah lagi?" Tanyanya padaku yang masih berdiri karena terkejut dengan apa yang pria sipit ini lakukan.
"A-aku..." Ucapku terbata.
"Aku ingin melihat kau bersekolah lagi. Jika papah dan mamahmu tau kau berhenti bersekolah karena kepergian mereka, papah mamahmu pasti akan sedih, Gun." Ucapnya lagi.
"Bersekolahlah..demi mereka. Demi masa depanmu." Ucapnya lagi membuatku terharu mendengarnya.
"Kau ini sebenarnya siapa sih?" Tanyaku pada pria itu sambil mendudukkan bokongku disamping sofa yang dia duduki.
KAMU SEDANG MEMBACA
(OffGun MPREG) Don't Leave Me
Fanfic(COMPLETED) Malam itu, jika saja dia tidak mabuk selepas pesta ulangtahun Arm mungkin hidupnya tidak akan sekacau ini. Sebuah kebodohan menyebabkan hidup seorang Off Jumpol berubah. Ada rahasia besar yang tidak akan pernah dia ungkapkan pada siapapu...