Chapter 13 : Safari World

998 107 28
                                    

Mond POV

Fakultas Ekonomi Lantai 3

Hari ini aku kembali mengajarnya didalam kelas. Menikmati setiap lekuk wajahnya yang selalu berhasil menghangatkan hatiku. Namun, pandanganku pada akhirnya selalu tertumbuk pada perut buncit yang masih coba dia sembunyikan didalam hoodie maroonnya.

Kenyataan kembali menamparku saat kata-kata Off kembali terngiang soal kehamilan Gun dan buah cinta mereka didalam perut Gun. Apakah semesta belum cukup puas menghukumnya hingga bayangan soal Gun selalu menghantui kepala Mond setiap saat.

"Sir..ini tugas kelompok kami." Ucap Jane, salah satu sahabat dekat Gun.

"Sir...?" Panggil Jane kembali.

"Sir..? Apa kau sedang melihat pada wajah sahabatku?" Tanya Jane padaku mengangetkanku.

"A-ah...maafkan aku." Ucapku pada Jane.

"Gun...Sir Mond memanggilmu." Ucap Jane pada Gun.

Aku langsung merasakan panik seketika saat Jane mengatakan kalimat barusan.

"Aw..Ada apa sir?" Tanya Gun padaku.

Kondisi kelas masih ramai saat Jane menggodaku seperti tadi. Jika saja aku bukan dosen disini, aku ingin memaki mulut menyebalkan Jane yang kini membawa Gun kedepanku.

"Selamat berbicara, Sir Mond.." Ucap Jane sambil berpamitan menuju bangkunya.

"Apa kau memanggilku, Ka- ah maaf Sir Mond maksudku." Ucap Gun kikuk.

Sial, dalam jarak sedekat ini aku bisa melihat lesung pada pipinya. Dia begitu indah. Betapa beruntungnya Off bisa melihat wajah ini setiap hari. Dan betapa beruntungnya Off merasakan dicintai oleh Gun.

"Jane membohongimu, Gun." Ucapku pada Gun.

"A-ahh...baiklah." Aku menggaruk belakang kepalaku.

"A-apa aku bisa duduk kembali?" Tanya Gun sopan.

Aku mengangguk,

Aku ingin menahanmu didepan wajahku Gun andai saja kondisi kelas sedang tidak ramai.

Nyatanya, setelah pengakuan cinta beberapa minggu lalu aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa untuk Gun aku tidak akan pernah menjadi lebih dari seorang teman saja. Dan kini? Menatapnya dari kejauhan, tertawa bersama beberapa teman-teman dalam kelompoknya hingga melihat lesung pada pipinya selalu berhasil membuatku merasa tidak cukup.

Aku ingin sekali memilikimu, Gun. Sangat ingin..

Skip time,

Pukul 17.00

Aku telah menyelesaikan kelasku sore ini dan melihat pria mungil itu masih berada di gazebo belakang fakultas. Suasana sudah cukup sepi saat aku melihat beberapa pria mendekati Gun.

Awalnya aku ingin meninggalkan Gun begitu saja jika beberapa pria tidak dengan brengseknya memegang dagu dan wajah Gun.

Sial, ini sudah kelewatan !

(OffGun MPREG) Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang