Chapter 20 : Meninggalkan kenangan

1.4K 111 33
                                    

Author POV

"Jum..Mild...Kalian baru pulang?" Tuan Sompob bertanya pada putra sulungnya yang baru tiba dirumah.

Off mengangguk,

"Papah ingin menunjukkan sesuatu pada kalian berdua." Ucap sang papah pada Off dan Mild.

" Ucap sang papah pada Off dan Mild

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini wajah dua keponakanmu, Jum." Ucap sang papah.

Deg.

Seketika Off merasa sangat ingin menangis. Sudah lama, dia tak lagi melihat wajah bibii. Bahkan dia sama sekali belum pernah melihat wajah bubuu. Terlalu banyak masalah yang menyita kesempatannya untuk bertemu dengan kedua buah cintanya.

"Aw...maksud papah apa?" Tanya Mild seketika.

"A-pa Jumpol belum mengatakannya padamu, Mild?" Tanya papah balik.

Mild menggeleng,

Mild berbohong. Nyatanya dia bahkan sudah mengetahui itu sejak mereka berada di Koh Samui.

"Jum?" Tuan Sompob memanggil Off yang masih terpaku pada selembar foto berwarna monokrom ditangannya.

"A-ah...iya pah?" Ucap Off.

"Ah...begitu ya? Sini ikut papah sayang." Ucap Tuan Sompob sambil merangkul pinggang Mild dan membawanya duduk disofa ruang keluarga.

"Ini sebenarnya adalah sebuah rahasia yang harusnya tidak papah katakan pada orang lain." Ucap Tuan Sompob sedih.

"Papah pikir, Jumpol sudah memberitahumu soal ini." Ucap papah kembali.

Mild kembali berpura-pura dengan menggelengkan kepalanya.

"G-Gun..d-dia.."

"Dia telah dihamili oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab, Mild." Ucap Tuan Sompob.

"Astaga..." Mild menutup mulutnya dengan kedua tangannya seolah begitu terkejut dengan penjelasan Tuan Sompob.

"B-bagaimana bisa? G-Gun kan seorang pria." Tanya Mild.

"Gun itu istimewa Mild. Dia memiliki hormon yang harusnya hanya dimiliki oleh wanita. Ini yang membuatnya bisa hamil seperti saat ini." Ucap Tuan Sompob.

"Siapa pria brengsek itu, Pah?" Tanya Mild sambil sesekali mencuri tatapannya pada Off seakan ingin melihat respon apa yang bisa pria putih itu berikan.

Off hanya menatapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Pria itu sudah mati, Mild. Biar saja. Itu lebih baik dibanding aku yang harus membunuhnya dengan tangan papah sendiri." Ucap Tuan Sompob.

"Pri itu sudah menghancurkan masa depan putra bungsuku karena perbuatannya. Dan aku bersyukur cucuku tidak perlu mengenal pria sebrengsek dirinya." Ucap Tuan Sompob dengan ekspresi kekecewaan yang bisa Mild lihat jelas dimatanya.

(OffGun MPREG) Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang