Chulalongkorn University (Fakultas Ekonomi)
Gun memandang pada banyak mata yang kini menatapnya dengan tatapan tak terbaca. Mereka melihat Gun seperti seekor mangsa yang siap mereka terkam. Gun merasa risih saat dirinya berjalan pada sepanjang lorong kampus dari lantai 1 menuju lantai 3.
Gun tidak tau apa yang sedang terjadi sebenarnya hingga kupingnya menangkap pembicaraan soal betapa menjijikkannya seorang pria yang bisa mengandung seperti dirinya saat ini.
"Ternyata, dia selama ini menggoda kakaknya sendiri."
"Dia mengobral tubuhnya pada sang kakak."
"Dia menjebak kakaknya sendiri."
"Bukankah kakaknya adalah penerima beasiswa? Bagaimana nasibnya kelak?"
Gun bisa mendengar semua ucapan yang memang terlalu menyakitkan untuk diterima pada indra pendengarannya.
Gun memilih mengabaikannya meski tidak mudah. Sesekali pandangan Gun beradu dengan mereka yang mencibir kondisinya saat ini. Ini semua berada diluar skenario yang sudah Gun persiapkan selama ini. Dirinya fikir hoodie besarnya sudah lebih dari cukup untuk menutupi perut buncitnya. Namun nyatanya, dia tidak bisa membungkam semua mulut yang secara tiba-tiba membicarakan soal kehamilannya.
Gun seketika mengkhawatirkan Off. Apakah dirinya juga mengalami hal yang sama seperti yang terjadi pada dirinya kini? Apakah Off juga akan mendapatkan cibiran seperti dirinya?
Gun melangkah dengan gontai saat tiba-tiba seseorang melempar gumpalan kertas tepat didepan kakinya. Gun mengambil gumpalan kerta itu itu dengan susah payah dan membukanya.
"Gun Atthaphan, pria aneh yang sedang hamil besar."
"Pria ini diduga menggoda kakak kandungnya sendiri hingga berakhir hamil."
Air mata Gun menetes begitu saja. Wajahnya terpampang begitu jelas pada foto tersebut entah kapan fotonya diambil, dia bahkan sudah lupa. Dia tidak tau siapa yang telah menyebarkan brosur tersebut di fakultasnya saat ini.
Pandangannya semakin mengabur karena air mata yang menggenang dipelupuk matanya. Dia tidak menyangka akan dihakimi dengan tatapan dan sindiran seperti saat ini. Tubuhnya bergetar menahan tangis. Dia menutupi perut buncitnya yang kini dipandang dengan tatapan sinis dari mereka yang berada disepanjang lorong.
Gun memasuki kelas hari ini dengan perasaan takut yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Ketika dia melangkahkan kakinya keruang kelas pandangan yang sama masih dia dapatkan dari teman-teman kelasnya. Bahkan sindiran itu juga Gun dapatkan didalam grup media sosial kelasnya.
Setelah kelas selesai, Gun beranjak keluar dan berlari kekamar mandi. Dadanya terlalu sesak, dia tidak pernah dipermalukan seperti ini.
Dan yang membuat dada Gun semakin sesak adalah kenyataan bahwa ketiga sahabatnya juga memperlakukannya tak kalah menyedihkan. Mereka bahkan menjauhi Gun, menatap Gun dengan mata tajam mereka seperti dirinya adalah aib yang menjijikkan.
Kak Off...
Entah kenapa nama Off yang kini terngiang dikepala Gun.
Aku disini. Kau tidak akan pernah merasa sendiri, aku berjanji akan menemanimu. Percayalah padaku. Oke.
Gun mengangguk saat kilasan suara Off bergema digendang telinganya.
Jangan menangis. Kau harus kuat demi bubuu dan bibii.

KAMU SEDANG MEMBACA
(OffGun MPREG) Don't Leave Me
Fanfiction(COMPLETED) Malam itu, jika saja dia tidak mabuk selepas pesta ulangtahun Arm mungkin hidupnya tidak akan sekacau ini. Sebuah kebodohan menyebabkan hidup seorang Off Jumpol berubah. Ada rahasia besar yang tidak akan pernah dia ungkapkan pada siapapu...