2. Other World

805 110 6
                                    

(Y/n) sama sekali tidak mengalihkan pandangannya, "Tubuh ini lebih enak, ya... Dimana pembicaraan kita tadi?" Tanya anak itu dengan senyumannya.

Dengan mulut menganga dan mata melotot, (Y/n) akhirnya tersadar dia menatap Louis dengan intens. "Ahhh maaf!!! UMM yeah, tadi .... Aku... Apa?" Ucapnya dengan nada grogi dan panik. Itu membuat Louis terkikik, "Sudahlah, aku tau apa yang tadi kita bicarakan... Aku hanya ngetes apa kau masih sadar atau tidak."

(Y/n) kembali menggaruk belakang telinganya yang kali ini memerah, "Oke, kembali ke urusan kita. Masalahmu sangat aneh, Book Keeper sebelumnya tidak pernah mengalami ini. Hmmm, sebentar ya.." Louis terbang, mencari sesuatu di rak yang bertengger diatas buku. "Hmmmm, pengenalan.... Item.... Hmmmm..... Panduan?" Louis menarik buku itu keluar lalu turun kembali kehadapan (Y/n).

Saat ia membuka buku itu, debu beterbangan, membuat mereka terbatuk-batuk sangking banyaknya debu disana. "Maaf, kami tidak memiliki petugas cleaning-service."

Mereka terus-menerus mencari topik namun gagal, buku tebal itu tidak mencantumkan masalah yang diderita (Y/n), membuat mereka berdua frustasi.

"Apa kau tau buku apa yang harus kau kerjakan?" (Y/n) menggeleng, Louis menggeram, menyibak jubah merahnya, "Pantas saja tidak dapat, apa kau sudah bertanya pada Ruth? Para Book Keeper sebelumnya?" (Y/n) menggeleng, "Ruth dan Bibi Ann juga tidak tau."

Tiba-tiba kupu-kupu bercahaya itu kembali, kali ini mengetuk-ngetuk jendela. Louis mendatanginya, membukakan jendela agar makhluk itu masuk. "Dia menyukaimu," Ucap Louis, "Kenapa mereka seperti itu?"

"Roh, mereka dulunya penjaga roh. Saat Roh yang mereka jaga sudah dipanggil, mereka akan kemari. Sama seperti binatang-binatang lainnya. Menurut mereka tempat ini sangat sepi."

"Dan kau?"

"Aku roh penjaga, beda bukan?" (Y/n) terkikik, "Iya iya, apa kau akan menghilang saat disentuh manusia?" Louis menatapnya bingung, "Mitos macam apa itu? Tentu saja tidak," (Y/n) tersenyum, "Syukurlah."

"Umm, aku punya ide, bagaimana jika kita mencari tau di taman sejarah? Disana ada rumah kaca yang menyimpan buku-buku dan item lama, ada yang sudah dan belum diselesaikan. Biasanya buku-buku dan item itu mengeluarkan cahaya, aku ingin memperlihatkannya padamu... Mungkin sesuatu akan terjadi," Louis bangkit lalu mengembalikan buku panduan ketempatnya, (Y/n) pun setuju, "Okay."

"Tapi ingat, jangan sentuh semua barang yang ada disana. Jika tidak terjadi apapun, aku akan mengantarmu keluar dari sini."

Mereka pun pergi bergandengan tangan karena jelas, tidak boleh menyentuh apapun termasuk lantai. Jadi Louis harus membawanya terbang.

Disana, mereka melihat kubah-kubah warna-warni sesuai tema buku yang telah selesai yang berada didalamnya sedangkan buku yang belum selesai ada di rak.

Tiba-tiba sesuatu tertangkap di pengelihatan mereka, "Apa itu?" Sesuatu baru saja terlempar keluar dari sebuah kubah kaca, dengan refleks ia mengambil benda itu saat kembali terjun kebawah.

"Benda apa ini?"

"JANGAN SENTUH!!!" Teriakan Louis menyadarkannya, membuatnya melepaskan jimat berbahan dasar besi itu dan juga tangan Louis. "WAAAAAAAAAAA!!!" Pekiknya. Louis berusaha menangkap tangan (Y/n) namun terlambat, (Y/n) masuk bersama suling itu kedalam lubang kubah yang terbuka akibat melempar suling. "(Y/N)!!!!!" Dan... Lubang itu tertutup.

Dengan punggung kebas, (Y/n) berusaha bangkit. "(Y/n) tunggu, aku akan mengeluarkanmu!!!"

Vision (Y/n) samar-samar menangkap sesuatu, lantai dibawahnya terbuka memperlihatkan sekelompok orang yang dipaksa bekerja dengan kasar, "Tunggu!!!" Teriaknya pada Louis. Lubang itu membesar dan membesar, mata (Y/n) membesar. "BILANG PADA BIBIKU AKU AKAN KEMBALI!!!" Teriaknya sebelum jatuh kedalam lubang tersebut.

"(Y/N)?!!! (Y/N)!!!!!" Teriakan Louis tak terdengar lagi karena lubang itu telah menutup. "Oh no... Apa yang harus kulakukan????" Tanya Louis pada dirinya sendiri, takut sesuatu terjadi pada (Y/n).

•••

BRUK!!

BRAK!!

BRUK!!

"AKHHHH PUNGGUNGKU!!!" Teriak (Y/n), ia benar-benar ingin menangis sangking banyaknya penderitaan yang harus ia tahan dipunggungnya. Ia memejamkan mata rapat-rapat, "Rasanya kek semua orang mau kubunuh!!"

Ia membuka mata, menyadari keberadaannya di dunia lain. Ia menghela napas, "Ini pasti buku itu, Grandmaster of Demonic Cultivation... Ayo, kita lihat apa masalahmu." Ia pun berjalan kearah terangnya sun light.

Book Keeper (Male Reader X Modaozushi) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang