8

449 70 0
                                    

Disinilah (Y/n) sekarang, di sebuah kamar di penginapan bersama seorang gadis 'yang katanya' buta. "Kau yang akan menjaga selama aku pergi." Gadis itu melirik kesana-kemari, "Kau menyerahkan pekerjaan itu pada orang buta? Kau yakin?"

(Y/n) tersenyum puas, "Tentu saja, dengan begitu aku bisa mempercayakan mu untuk tinggal bersamaku." Gadis itu cemberut, pipinya menggembung. "Bagaimana?" Ia menghela napas kasar, "Baiklah, aku cukup berpengalaman, ini bukan hal yang susah!!"

"Aku janji akan kembali, jangan kemana-mana, okay? Louis akan tetap disini bersamamu." A-Qing mengangguk, jujur saja, ia masih takut saat melihat gumpalan awan itu tersenyum padanya. Reaksi pertama kali ia bertemu dengan Louis membuatnya berpikir 'hampir' tidak dapat mengelabuhi (Y/n), padahal (Y/n) sudah tau.

Ia menatap kepergian (Y/n) dan Ringo, ia menghela napas. "Kau bisa melihat didepanku kok," Ucap Louis muncul dihadapan gadis itu dengan wajah berseri-seri, "WAHH!! BERHENTI MELAKUKAN ITU!!!" A-Qing menghentakkan kakinya dan Louis tertawa, "Hahahaha!!! Aku tidak menyangka kau melakukan itu untuk hidup."

A-Qing mengalihkan pandangannya, lalu menjulurkan lidahnya, "Bukan urusanmu!!" Ia masuk kedalam kamarnya, menapakkan kakinya keras-keras. Sedangkan Louis mengikuti dibelakang.

***
Di hutan tak jauh dari pedesaan, beberapa prajurit muncul ditengah kegelapan malam bersama dengan obor-obor mereka.

"Buang dia disini saja," Ucap seorang prajurit dengan pakaian sederhana memerintah prejurit lainnya dengan pakaian yang sama. Mereka membuka sebuah kantung besar, mengeluarkan tubuh seorang remaja yang penuh luka-luka lalu melemparnya kepinggir jalan dan pergi begitu saja.

Mereka kembali ke istana, menghadap sang ketua sekte untuk memberikan informasi bahwa tugas mereka telah selesai. Si ketua sekte hanya tersenyum, mengibaskan kipasnya lalu mengangguk.

Jin ZiXuan yang baru saja kembali dari tempat sang calon istri kebingungan melihat para prajuritnya mengenakan pakaian masyarakat bukan pakaian sekte.

Ia berjalan keruangan tahta melihat sang ayah bersama Yao sedang membicarakan sesuatu. "...-Dia memang harus disingkirkan." Pijakan kakinya terhenti diudara.

Ia memilih berdiri disana, "Apa ada kabar tentang Jimat Besi Harimau itu?" Suara dari Jin GuangShan terdengar sangat menuntut, "Setelah semuanya selesai dibuat, kita bisa menyingkirkannya dan mengambil Jimat itu." Ia mengangguk, jawaban Yao tentu saja membuatnya kegirangan. "Bagus, cepat selesaikan." Jin ZiXuan menggigit bibirnya kesal, itu mengingatkannya pada orang misterius yang ia tabrak beberapa waktu lalu.

"Ini semua hanya karena jimat besi Harimau?"

Ia pergi keruangannya, langsung duduk dimeja kerja sambil menulis sebuah surat. "Aku ingin memastikan,"

Sreet

Ia menoleh, mendapati sang ibu masuk dengan angunnya. "A-niang," Ia membungkuk hormat, "Tumben sekali kau membungkuk seperti itu, apa menikah dengan Nona Jiang membuatmu berubah?" Pipi Jin ZiXuan memerah, "T-Tidak, aku hanya menunjukan rasa hormatku pada ibu."

"Hmph!!" Wanita itu membuang muka, lalu menghela napas. "Jangan menyakitinya lagi, kau seorang pria, Jin ZiXuan. Saat itu, aku ingin berubah pikiran karena aku sadar tak ingin memaksa kalian. Seiring berjalannya waktu, aku hanya ingin yang terbaik bagi anakku. Jika kau bahagia, aku pun bahagia." Jin ZiXuan tersenyum, "Tentu saja, ibu."

Nyonya Jin keluar dari sana menuju kamarnya yang terletak agak jauh dari kamar sang suami, ia tidak sudi berada dekat jengan para jalang yang ditiduri oleh suaminya.

***

(Y/n) mengikat Ringo di pohon setelah turun dari punggungnya, ia menatap jalan setapak yang menuju kedalam hutan.

'Sial, aku belum masuk tapi energi kebencian disini sudah terasa.' (Y/n) mengambil napas dalam-dalam. "Ringo, tunggu disini." Ia melepas ikatan kedelai itu, kalau dipikir-pikir lagi, jika sesuatu yang buruk terjadi Ringo akan berlari kabur kearahnya.

Ia pun berjalan dari sana sambil terus waspada, tangannya menggenggam kuat belati pemberian Wei WuXian. Kakinya terus menapak hingga beberapa menit kemudian ia mendengar suara tangisan anak kecil.

"HUUUAAAAAAA!!!!" Ia pun berlari kearah suara, dan berhenti. Semua orang berkumpul disana, ditengah gelapnya malam mereka menyalakan lentera yang membuat jalan setapak itu seperti dipenuhi kunang-kunang besar.

"Wen Ning?" Wen Ning menoleh, "(Y/n)-Xiong," Ia dengan semangat berdiri sambil menggendong anak itu kehadapan (Y/n). "Terima kasih banyak!!" Ucapnya membungkuk, "Aaa, tidak apa-apa." Ia menyentuh pundak Wen Ning mengisyaratkan untuk berhenti membungkuk.

"Siapa dia?"

"Ohh, ini A-Yuan." Yuan hanya menatap kearah (Y/n), matanya masih sembab akibat menangis. (Y/n) mengelus kepalanya sambil tersenyum, mata Yuan berbinar saat melihat senyum cantiknya. "Dimana Wen Qing?"

"Dia sedang beristirahat. Mungkin sebentar lagi ia pulih." Wen Ning menurunkan Yuan dan anak itu langsung memeluk kaki (Y/n), (Y/n) tertawa, "Lihat, kamu memeluk semua orang yang kamu sukai kah?"

Ia menunduk dan menggendong anak itu, "Aku ingin bertemu dengan Wen Qing."

Wen Qing menoleh saat mendengar seseorang datang, ia melihat adiknya, (Y/n) dan Yuan. "Kau!!" Ia berlari kearah (Y/n) lalu memeluknya erat, "Terima kasih, terima kasih banyak!!"

"Haiyaa, Wen Qing, aku sangat senang membantu kalian." Ia mengelus punggung, menenangkannya. "Lepaskan aku, Wen Qing, A-Yuan tidak bisa bernapas!!!"

Wen Qing dengan sigap melepasnya, "Astaga," Mereka tertawa melihat kecerobohannya. Setelah berbincang-bincang santai akhirnya (Y/n) membuka topik serius, "Lusa aku akan kembali ke YunMeng, Wei Gongzi dan Jiang Zongzhu harus tau."

Wen Ning sigap keluar bersama Yuan meninggalkan Wen Qing dan (Y/n) untuk membahasnya.

"Baik,"

"Apa kalian butuh bantuan? Pekerjaan dan lainnya?" Wen Qing menghela napas, "Beberapa dari kami adalah pengrajin, petani, pandai besi dan aku sendiri adalah dokter. Kami bisa beradaptasi," (Y/n) memanyunkan bibirnya, "Maksudku, aku bisa memberitahu Wei Gongzi jika kalian kesulitan untuk tinggal disini."

Wen Qing duduk dipinggir tempat tidur, "Untuk saat ini keadaan sudah baik-baik saja, kau tak perlu memikirkan banyak hal." (Y/n) mengangguk, "Aku tetap memikirkan satu hal, aku janji akan suatu hari nanti kalian akan terbebas dari mereka."

Book Keeper (Male Reader X Modaozushi) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang