Asap mengepul dimana-mana, beberapa detik setelah asap itu menghilang, Wen Qing bersama dengan Wen Ning dan sisa-sisa orang Wen kabur dari sana, meninggalkan penjaga yang tertidur pulas di pos penjaga masing-masing dengan sebuah jarum menancap ditubuh mereka.
•
•
•Sebelum itu, Wen Qing masuk kesana masih melihat orang-orang nya diperlakukan kasar. Ia terus berjalan pelan dan tenang saat melewati mereka agar tidak terlihat mencurigakan.
"Dimana A-Ning?!" Tanyanya pada nenek, nenek menunjuk kearah batu besar. Panik, Wen Qing berlari kesana, melihat Wen Ning tak sadarkan diri. "A-Ning?! A-Ning bangun!" Ucapnya menepuk pipi sang adik, matanya perlahan terbuka, darah mengucur keluar dari mulutnya, "Jie?"
"Shhh, bangunlah, ayo kita pergi dari sini!" Dengan tubuh yang masih sakit akibat dipukuli dan dicambuk, Wen Ning bangkit memegangi bagian dadanya.
Wen Qing pun mengeluarkan jarum-jarum itu.
***
(Y/n) melempar apel itu keatas dan menangkapnya lagi dengan mudah lalu menggigitnya, ia sedikit cemas karena tidak tau apa yang terjadi dengan Wen Qing setelah mereka berpisah.
Nanti sore atau besok mungkin, ia akan ke bukit LuanZang untuk memastikan mereka berhasil. Sekarang ia harus jauh dari tempat kejadian.
Ia sebenarnya tidak tau sekarang ia berada dimana, ia hanya berjalan terus mengikuti jalan setapak bersama keledainya yang ia beri nama Ringo (dibaca 'Ringgo' yang artinya apel dalam bahasa Jepang). Forshadowing.
"(Y/n)!!" (Y/n) menoleh saat mendengar itu, namun tidak ada siapapun, Ringo bahkan terhenti. Ia dengan pelan mengelusnya agar maju sambil terus waspada. "(Y/n)!!" Suara itu terdengar lagi, namun saat (Y/n) menoleh tetap tidak ada siapapun.
Ia akhirnya menghela napas, "(Y/-" Belum sempat orang itu selesai, (Y/n) melempar apelnya kearah suara dan tepat mengenai orang itu. "ADUH!!" (Y/n) terkikik, "Mau menakutiku lagi?"
Louis keluar, "Maaf," Ia menggaruk kepalanya, "Bagaimana kau masuk kesini?" Pertanyaan (Y/n) membuatnya melirik kesana-kemari seperti mencari jawaban. "Aku... Cheat," Ia langsung berubah menjadi gumpalan awan putih kecil. (Y/n) terheran-heran, "Ini efeknya kalau aku memaksa masuk, hehehe."
Mereka pun melanjutkan perjalanan.
"Kau tidak bisa berada disini? Didalam buku?"
"Hmph, bukan begitu, dulu aku pernah melanggar peraturan dimana aku berhasil 'merusak dinding ke-4'." Louis bertengger dibahu (Y/n), "Kau karakter?" Ia mengangguk, "Lebih tepatnya jiwaku dipakai untuk menghidupkan karakter, Aku tidak mau membicarakannya."
(Y/n) mengerti dan tidak membuka mulutnya hingga Louis menghela napas, membuat sisi leher (Y/n) terasa dingin hingga ia merinding. "Waktu itu... Jiwaku seharusnya tidak bertahan di perpustakaan, karena tidak ada yang pernah selamat. Aku tidak tau mengapa perpustakaan memilihku menjadi penjaga buku pemilih."
"Bukankah itu jawabannya? Jiwamu selamat diperpustakaan karena perpustakaan memilihmu menjadi penjaga buku pemilih."
"Kenapa harus aku?"
Pertanyaan itu membuat mereka sunyi beberapa saat.
Tak lama samping jalan setapak yang tadinya hutan sedikit-demi sedikit berubah menjadi daerah perkampungan, semakin ia masuk semakin ramai tempat itu. Sangking terlenanya dengan tempat itu, (Y/n) sama sekali tidak melihat batu yang menuliskan nama tempat sebelum ia memasuki tempat itu.
Ia turun dari keledainya, mengikatnya ditempat yang agak sepi. "Ringo, tunggu disini aku mau keliling sebentar." Keledai itu hanya mengacuhkannya dan terfokus dengan rerumputan disekitarnya.
"Apa kau nyaman disitu?" Louis yang menyadari pertanyaan itu untuknya langsung ngedusel di bahu (Y/n), "Tentu saja nyaman." Mereka berjalan-jalan hingga beberapa waktu berlalu
(Y/n) melihat-lihat sekitar tak menyadari seseorang dihadapannya, ia pun tidak sengaja menabrak orang itu hingga orang yang ia tabrak terjungkal. "Wahh!!!" (Y/n) yang menyadarinya langsung membantu gadis itu bangkit, "Maafkan aku,"
"S-sakit sekali!!! Apa kau tidak melihat orang buta berjalan didepanmu?!" Teriak gadis itu, (Y/n) dan Louis terkekeh, "Ya maaf, kau tiba-tiba muncul dihadapanku."
***
"Shijie?"
YanLi menoleh kearah Wei WuXian yang mengintipnya diambang pintu, "A-Xian kenapa disitu? Ayo masuk sini," Mereka berdua duduk berdampingan, lama dengan keadaan sunyi akhirnya Wei WuXian membuka suara, "Shijie, apa dia baik-baik saja?"
YanLi memerengkan kepalanya, "Huh?" Sesaat ia pun terkekeh, "Ini sudah malam dan dia sama sekali tidak memberi kabar, apa dia baik-baik saja? Kita tidak tau," YanLi menepuk pahanya, membiarkan adik seperguruannya itu menaruh kepalanya disana dengan ia memainkan rambut panjangnya yang tergerai.
"Kau tau, saat (Y/n) pertama kali datang kesini, kita sama sekali tidak tau asalnya, bagaimana ia datang kesini? Bagaimana ia melakukan semua itu sendirian? Dia orang yang kuat," Setelah mengatakan itu, dada YanLi serasa sesak. Ia sebenarnya juga khawatir, bahkan selalu merapalkan doa-doa.
Mereka memperhatikan langit malam yang dihiasi bulan dan bintang-bintang, Jiang Cheng yang sedari tadi berdiri diluar kamar mendengarkan akhirnya masuk. "Jie, ini sudah malam, kenapa jendelanya masih terbuka? Dan kau, Wei WuXian, apa yang kau lakukan disini? Kembali kekamarmu sana!!!"
WeiYing akhirnya berguling-guling dilantai, "Tidak mau!!!" YanLi tertawa melihat interaksi mereka, "Berapa usia kalian sekarang?!" YanLi memegangi perutnya karena tertawa terlalu keras, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan.
"Dia yang mulai duluan!" Tunjuk Jiang Cheng, Wei WuXian menjulurkan lidahnya. Jiang Cheng semakin kesal sampai ia mencekik saudaranya itu. "Sudah-sudah, ayo kembali kekamar kalian masing-masing, ini sudah malam!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Book Keeper (Male Reader X Modaozushi) [HIATUS]
Fantasy(Y/N) adalah seorang Book Keeper, suatu hari ia mendapatkan tugas untuk menyelesaikan sebuah cerita. Namun entah ada kesalahan apa, buku yang seharusnya telah selesai datang padanya dan membawanya kesebuah fantasi tak berujung. Mampu kah (Y/N) kelua...