Part 22 🥳

409 45 14
                                    

Biasakan untuk menghargai karya seseorang. Karena menciptakan sebuah karya itu sulit.
.
.
.
.
.

Sebelum lanjut baca, aku mau bilang makasih ya udah kasih jawaban kemarin. Hasilnya, 12 setuju dan 2 tidak setuju. Jadi, sudah tau ya keputusannya. Endingnya udah terbentuk, tinggal nambah aja dikit.

 Endingnya udah terbentuk, tinggal nambah aja dikit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eungh ..."

Lenguhan masih terdengar saat Jiyong menjamah leher putih milik Seungri. Mengecupnya serta menghisapnya sedikit hanya untuk menciptakan warna merah di sana. Bibirnya perlahan pindah pada jakun Seungri dan semakin turun hingga di tulang selangkanya.

Seungri menjadi pasif saat Jiyong menjamah tubuh bagian atasnya. Matanya terpejam mencoba menikmati. Jari-jarinya semakin erat meremas lengan Jiyong saat dominannya menarik tali jubah tidurnya sehingga membuat jubah tersebut terbuka dan menampilkan dada bidang, putih nan mulus milik Seungri. Kecupannya turun ke bawah dan mulai mengecupi dadanya perlahan.

"Sshh unghh-"

Lenguhan tertahan terdengar di bibir Seungri. Jiyong tidak hiraukan, dia hanya sedang asyik bermain di dua gundukan kecil berwarna coklat yang nampaknya sudah tegang. Lidahnya bergerilya sampai di perut Seungri yang ditumbuhi bulu-bulu halus di sekitarnya. Sang submasif menopang tubuhnya dengan dua sikunya di kasur untuk melihat apa yang dilakukan Jiyong.

"Sayang, bolehkah?"

Jiyong meminta izin untuk menurunkan celana piyama yang Seungri kenakan. Dia menyadari ada sesuatu yang menggembung di bawah sana akibat stimulasinya tadi. Seungri mengangguk pelan. Ragu menggelayuti hatinya, tapi hati kecilnya terus mendorong untuk berani melakukannya. Mendapat lampu hijau dari pacarnya, Jiyong menurunkan celana Seungri perlahan.

"Sudah on, hm?"

Jiyong menyunggingkan senyumannya. Seungri terlihat malu-malu karena Jiyong. Dia sampai harus memalingkan wajahnya untuk menutupi rasa malunya. Jiyong perlahan mendekati wajah Seungri, satu tangannya menyentyh bagian vital milik kekasihnya itu. Sesaat Seungri tersentak karena sentuhan Jiyong, dia menggigit bibir bagian bawahnya.

"Jangan palingkan wajahmu dariku, Sayang!" perintah Jiyong.

"A-aku malu Hyung," rengek Seungri, "eungh~"

Lenguhnya lagi karena Jiyong mengusap pelan dan memberi sedikit pijatan.

"Kau sungguh menggoda jika seperti ini."

"H-hyunghh, cepatlah! Jangan menggodaku terus," rengek Seungri lagi.

"Sabar Sayang. Kau butuh pemanasan sebelum masuk ke permainan inti."

Jiyong langsung beralih ke bawah, menanggalkan yang tersisa di tubuh Seungri. Dia terpesona melihat betapa indahnya tubuh sang kekasih. Putih tanpa noda, hanya dihiasi bulu-bulu halus di beberapa bagiannya dan Jiyong semakin ingin segera menikmatinya.

Let's not Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang