Part 33

209 41 12
                                    

Biasakan untuk menghargai karya seseorang. Karena menciptakan sebuah karya itu sulit.
.
.
.
.
.

Seungri membuka kedua matanya di pagi yang cerah. Demamnya sudah turun, tinggal pusing yang tersisa. Jiyong merawat Seungri dengan baik rupanya dan si mantan sugar baby ini tidak tahu.

Wajahnya sedikit merengut saat mendapati lagi-lagi kasur di sisi Seungri kosong. Belakangan juga dia tidak suka jika tidak melihat Jiyong di sisinya saat buka mata.

"Ck, selalu sendiri!"

Seungri beringsut dari kasur. Menurunkan kedua kakinya pelan dan memakai sendal rumahnya yang biasa dia pakai jika di dalam apartemen. Dia bangun dan menyambar jubah tidurnya tanpa diikat. Masuk kamar mandi untuk mencuci wajahnya, menggosok gigi dan berkaca sebentar sambil membasahkan rambut dengan air sedikit. Barulah dia keluar kamar.

Kakinya melangkah pelan menuruni tangga. Matanya mencari prianya yang ingin sekali dia lihat. Seungri temukan Jiyong sedang di kursi meja makan. Duduk dengan elegannya sambil memegang tab di tangan kiri dan secangkir kopi yang tertunda untuk diminumnya di tangan kanan Jiyong.

"Hyung ...," panggil Seungri.

Jiyong mengalihkan matanya pada tab begitu mendengar suara si pria manisnya. Dia letakan tab di atas meja dan menyeruput kopinya, baru dia taruh lagi di atas piring cangkir.

"Sudah bangun?"

Seungri dengan wajah protesnya mengeluh, "Selalu saja bangun duluan dan meninggalkan aku!"

"Hum? Bukankah sudah terbiasa seperti itu?" tanya Jiyong tak mengerti.

Seungri menghampiri Jiyong dan duduk tepat di seberang Jiyong. Tampangnya masih merengut, tapi jarinya mengambil satu lembar roti tawar dan dia olesi selai stroberi. Jiyong hanya memperhatikan tingkah aneh Seungri pagi ini.

"Setidaknya tunggu aku sampai bangun!"

"Kalau kau bangunnya masih lama bagaimana?"

"Isshh, tidak tahulah!" gerutu Seungri, "padahal aku cuma mau lihat wajahnya pagi-pagi," gumamnya sambil menggigit roti yang sudah diolesi selai.

"Sedang protes ceritanya?"

"Terserah!"

Jiyong tersenyum mendapati Seungri yang wajahnya kesal. Namun, pikiran Jiyong juga mengolah apa yang sebenarnya terjadi pada kekasihnya pagi ini. Jadi, dia putuskan untuk menghampiri Seungri, mengecup kepalanya sejenak.

"Maaf, Sayang. Aku tidak akan mengulangi lagi."

"Uhm, awas kalau kau ulangi lagi! Akan aku potong jatahmu!" sungut Seungri.

"Omo, ancamannya mengerikan. Ada rencana hari ini?"

Jiyong duduk di sebelah Seungri sekarang. Memandangi si imutnya sedang makan. Setidaknya imut bagi Jiyong, meski agak sangar di luarnya.

"Tidak ada. Sebenarnya aku masih izin kuliah. Tapi, aku ingin mendaftarkan judul skripsiku. Sekalian bertemu teman-teman," jelas Seungri sambil asyik mengunyah rotinya.

"Okay, bersenang-senanglah. Kau butuh uang untuk jajanmu?"

Seungri menggeleng, "Aniya, uangku masih ada. Nanti kalau kurang aku minta lagi."

Let's not Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang