Part 26

235 45 7
                                    

Biasakan untuk menghargai karya seseorang. Karena menciptakan sebuah karya itu sulit.
.
.
.
.
.

Sepatu pantofel mahal yang juga dilengkapi setelan yang tidak murah dengan jam tangan Rolex seharga ratusan juta itu terbalut indah di lengan orang bernama Kwon Jiyong. Langkah tegap seakan dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi dia lakoni. Semua mata yang menatapnya berjalan dapat merasakan auranya yang memang tidak main-main. Mampu menaklukan wanita maupun pria juga para lawannya yang tak mempunyai aura besar seperti Jiyong.

Ditemani oleh pengacara pribadinya, Jisung, Jiyong menapaki anak tangga menuju kepolisian, melangkah masuk ke dalam kantor polisi pusat untuk memenuhi panggilan, serta menemui orang yang sudah dia hadiahi pukulan manis di wajahnya hingga hampir sulit dikenali dan Jiyong tak peduli itu. Dia sendiri jika bisa ingin menambahkan maha karyanya lagi tubuh orang tersebut.

Begitulah Kwon Jiyong. Terlihat lemah di luar, namun bagi siapa yang berani mengusiknya maka dia tak akan segan menjatuhkan lawannya dengan cara apapun. Uang memang berperan penting, tapi ucapan pedas dan tindakan Jiyong lebih menakutkan dari uang sekalipun.

"Selamat siang Tuan Jisung," sapa salah satu polisi.

"Tidak perlu formal padaku, aku bosan selalu berurusan denganmu!" balas Jisung.

"Karena tugas kita berhubungan dengan mereka yang disebut kriminal," balas Jun Ho.

Jisung tersenyum, "Ah, aku hampir lupa. Ini Tuan Kwon. Orang yang membuat laporan tentang Joo Won."

Jun Ho segera menjabat tangan Jiyong yang langsung disambut dengan ramah oleh Jiyong.

"Aku tak menyangka Tuan Kwon yang begitu berkharisma bisa membuat babak belur orang," ucap Jun Ho.

"Jika itu menyangkut orang terkasihku, maka perbuatan kotor sekalipun akan aku lakukan. Kuanggap itu pujian, Detektif Kim," balas Jiyong dengan senyum miring di sudut bibirnya.

"Kurasa cukup basa-basinya. Tuan Kwon amat sibuk, jadi kita percepat saja urusannya," sergah Jisung segera. Dia bisa melihat Jun Ho yang terbengong dengan ucapan Jiyong sebelumnya.

"Mari, ikut saya."

Jun Ho segera membawa Jiyong ke sebuah ruang dengan meja lebar di depannya. Tiga kursi di dalamnya, karena memang akan ada 1 orang lagi yang ditemui Jiyong juga Jisung. Tak lama satu polisi membawa masuk orang yang ditunggu Jiyong. Tak mengubah posisi duduknya, Jiyong dengan santai menunggu si tersangka duduk.

"Mau apa kau ke sini?" tanya Joo Won tanpa ada rasa takut pada Jiyong.

"Hanya ingin tahu apa kau masih bisa bernapas dengan benar di sini," balas Jiyong.

"Cihh ..."

"Tuan Kim, tolong jaga sikap Anda! Aku ke sini ingin memberitahumu jika Tuan Kwon akan melakukan tuntutan atas dirimu yang telah melakukan pemerkosaan," jelas Jisung.

"Kau gila? Itu sudah lama terjadi dan aku sudah membayarnya dengan di penjara," protes Joo Won.

"Ya, kau memang sudah pernah di penjara akan kasus pertamamu. Tapi, kali ini klienku mengajukan tuntutan atas pemerasan, penghinaan secara verbal juga pemerkosaan yang menyebabkan korban menjadi tertekan dan Mengalami trauma."

Let's not Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang