Part 34

205 36 19
                                    

Biasakan untuk menghargai karya seseorang. Karena menciptakan sebuah karya itu sulit.
.
.
.
.
.

Laki-laki dengan jas dan celana biru dongkernya masuk ke dalam kafe yang diberitahukan kekasihnya berada. Matanya mencari keberadaan sosok yang dicari. Mata elangnya telah menemukan sosok tersebut hanya dari punggungnya saja.

Dengan elegannya dia berjalan mendekati meja yang ditempati Seungri, membuat semua mata tertuju pada Jiyong. Tak luput dari teman-teman Seungri yang juga melihat langsung Jiyong yang datang.

"Pacarmu sudah datang, tuh!" unjuk Daesung dengan dagunya.

Seungri langsung menoleh ke belakang dan disambut senyum manis oleh prianya yang tampan bak pangeran saat ini di mata orang-orang yang melihatnya.

"Hai Sayang!"

"Kenapa lama?"  Seungri menggerutu. Namun, tangannya segera memeluk pinggang pujaan hatinya dan membenamkan wajahnya di perut Jiyong. Entah mengapa itu menenangkan Seungri.

Jiyong menenangkan Seungri hanya dengan usapan lembut di kepalanya. Sementara yang lainnya terheran melihatnya.

"Mian, ada dokumen yang harus aku tanda tangani," jawab Jiyong.

"Hai, Hyung!" sapa Daesung.

"Oh, hai juga. Lama tidak bertemu," balas Jiyong lagi.

"Kau itu terlalu sibuk dengan pekerjaan juga pacarmu yang tidak tahu kenapa sepertinya dia manja sekali denganmu," ledek Dong Hyuk.

"Yak, sembarangan! Aku tidak manja," pekik Seungri tak terima.

"Tapi itu kenyataan Seungri-ah. Kau bahkan tak pernah manja pada siapapun sebelumnya. Hanya dengan pangeranmu saja kau begini," imbuh Daesung.

"Cih," Yun Ho berdecih dengan memutar matanya dan Jiyong tahu itu karena dia sempat meliriknya.

"Mau pulang sekarang?" ajak Jiyong dan Seungri mengangguk.

"Aku bayar semuanya dulu ya," ujar Jiyong lagi.

"Eh, Hyung tidak perlu. Biar kami yang bayar sendiri," tukas Xiumin. Lebih tepatnya basa-basi.

"Seungri yang mengajak kalian, 'kan? Jadi, biar aku yang bayar," balas Jiyong, "kau ke mobil dulu ya, Sayang."

Usai mengatakan itu, Seungri melepaskan pelukannya lalu berpamitan dengan teman-temannya dan segera menuju mobil Jiyong. Sedangkan Jiyong ke kasir hanya untuk membayarkan makanan dan minuman teman-teman Seungri.

"Wah, aku mau punya pacar seperti Jiyong Hyung kalau begini," puji Xiumin.

"Mimpi saja sana!" Daesung memukul belakang Xiumin cukup kencang.

"Yak! Kenapa kepalaku dipukul?" protes Xiumin.

"Orang seperti Jiyong itu hanya seribu satu yang bisa ditemukan," balas Daesung.

"Ya, kan aku hanya berandai."

Ketiganya sedang meributkan hal kecil, sementara Yun Ho memperhatikan Jiyong yang sedang membayar di kasir. Kemudian matanya dia alihkan pada Seungri yang masuk ke dalam mobil, dan bermanjaan di samping pacarnya ketika Jiyong sudah berada di dalam mobilnya juga. Penglihatannya tidak putus sampai mobil pergi meninggalkan parkirnya.

Yun Ho sedikitnya tersenyum miris melihat interaksi antara Seungri dan Jiyong. Dia yang lebih dulu menyukai Seungri. Namun, tak bisa mendapatkan hati Seungri. Laki-laki pujaannya lebih memilih mencintai orang yang pernah menjadi kliennya.

 Laki-laki pujaannya lebih memilih mencintai orang yang pernah menjadi kliennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Let's not Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang