Part 19

238 43 41
                                    

Biasakan untuk menghargai karya seseorang. Karena menciptakan sebuah karya itu sulit.
.
.
.
.
.

"Hyung, apa kau sudah gila mengatakan jika aku ini tunanganmu?"

Seungri sejak tadi uring-uringan karena perkataan Jiyong. Dia hanya tak habis pikir jika Jiyong bisa-bisanya mengatakan itu pada pihak kampus.

"Duduklah dulu, Sayang."

"Jangan panggil aku sayang! Kau bisa memanggilku sayang di saat kita berada di luar, tidak di apartemen," omel Seungri.

Selama ini Jiyong tak pernah peduli jika Seungri selalu meminta untuk tidak memanggilnya dengan sebutan 'sayang', karena menurut Jiyong bukan masalah besar.

"Hyung, bisa tidak bertindak dengan menanyakan lebih dulu denganku?"

Jiyong masih betah duduk di kursi biasa Seungri pakai untuk belajar selama di apartemennya. Memperhatikan Seungri yang sepanjang tadi mengoceh saja. Dia begitu setelah teman-temannya pulang satu jam yang lalu.

"Lalu, apa kau akan setuju dengan caraku jika aku bertanya lebih dulu denganmu? Aku bisa pastikan jawabanmu tidak, bukan?"

Seungri sempat terdiam. Yang dikatakan Jiyong memang benar. Dia akan tetap tak setuju sekalipun Jiyong berdiskusi dengannya.

"Tapi kan Hyung, setidaknya kau beritahu aku dulu," kilah Seungri sambil duduk di tepi kasur.

"Apa ruginya untukmu jika aku bilang aku tunanganmu? Tidak ada, 'kan?"

Seungri diam lagi. Berdebat dengan Jiyong ternyata lebih sulit di banding dengan dosennya sekalipun. Seungri memikirkan apa yang harus dia katakan.

"Lalu, aku harus apa?"

Jiyong bangun dari kursinya, menghampiri Seungri dan bahkan bersimpuh di hadapan Seungri. Jiyong memegang kedua tangan Seungri yang herannya Seungri tidak menolak. Dia menatap manik Jiyong.

"Seungri-ah, kau harus tahu ... aku sungguh menyukaimu. Sejak awal aku melihatmu di Octagon, aku sudah tertarik. Bukan sebagai sugar babyku. Aku ingin menjalin hubungan serius denganmu," jelas Jiyong.

Seungri terperangah mendengar ungkapan Jiyong. Tak menyangka jika sedari awal Jiyong sudah menyukainya.

"Tapi, kenapa kau menyewaku sebagai sugar babymu?"

Jiyong menjelaskan lagi yang sebenarnya, "Aku ingin mengenalmu lebih jauh. Meski hanya menjadikanmu seorang sugar babyku."

"Hyung, sudah kukatakan untuk tidak melibatkan perasaan. Ini hanya sekedar pekerjaan, bisnis," Seungri menegaskan. Tatapan matanya sungguh menyayu.

"Dan sudah kukatakan juga, aku mau membatalkan kontrak itu dan membayarmu lebih sebagai ganti ruginya, tapi mari kita ulang semuanya dari awal."

Jiyong bahkan mengatakan itu masih dalam sikap yang sama. Meski kakinya mulai terasa kesemutan. Namun, dia masih bisa bertahan selama Seungri belum memberinya jawaban.

"Kau sungguh menyukaiku?"

"Iya, Sayang. Aku tidak pernah main-main soal perasaan," jawab Jiyong tegas.

Let's not Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang