Part 24

238 44 25
                                    

Biasakan untuk menghargai karya seseorang. Karena menciptakan sebuah karya itu sulit.
.
.
.
.
.

Jiyong tidak tahu jika Seungri sudah pingsan. Dia hanya sibuk melampiaskan kekesalannya pada pria yang telah membuat kekasihnya mengalami trauma. Pria yang seharusnya menjadi pelindung, pengayom bagi anaknya, bukan pria yang justru menodainya, memberikan luka mendalam bagi dirinya dan tak bisa lagi dihapus seumur hidupnya dan kini dia datang lagi untuk meminta uang pada kekasih anak angkatnya.

"Kau sungguh bajingan! Tidak punya hati. Sudah kau nodai, masih berani meminta uang padanya hanya karena dia berpacaran dengankju!" hardik Jiyong. Tangannya masih setia memukuli wajah pria itu. Tak peduli sudah berapa luka yang didapatnya.

"Aku yakin kau juga sudah menikmati tubuhnya bukan?" 

Bukannya mereda emosi Jiyong, dia semakin tersulut oleh pria yang sudah babak belur olehnya. 

"Sialan kau!"

Yongbae yang saat itu melintas di depan ruangan Jiyong, mendengar suara gaduh dan teriakan Jiyong di dalam. Yongbae berpikir Jiyong dan Seungri sedang bertengkar. Jadi, dia putuskan untuk masuk ke dalam ruangan tersebut dan alangkah terkejutnya saat melihat pemilik perusahaan Kwon Holdings ini sedang memukuli orang yang lebih tua darinya, bahkan sudah dipenuhi darah di wajahnya. Lebih terkejut lagi saat melihat Seungri tergeletak tak sadarkan diri.

"JIYONGIE, HENTIKAN!" teriak Yongbae berusaha menghentikan Jiyong yang akan memukul lagi.

"Lepas Bae! Biar kuberi orang ini pelajaran. Bahkan dia tidak pantas untuk hidup!" Jiyong tengah berang saat ini.

"Kubilang HENTIKAN! Coba lihat Seungri, dia pingsan!" 

Yongbae berhasil menghentikan pergerakan tangan Jiyong yang masih melayang di udara. Jiyong seketika menoleh ke belakang dan benar melihat Seungri sudah terkapar tak bergerak. Jiyong bergegas lari menuju Seungri, menopang kepalannya di lengan Jiyong.

"Seungri-ah! Sayang, bangun!" 

Jiyong berupaya menyadarkan Seungri dari ketidaksadarannya, namun nihil. Seungri bergeming di posisinya. Yongbae yang melihat kekacauan tersebut segera memanggil sekuriti untuk mengurus orang yang sudah babak belur oleh atasannya, tak lupa menghubungi Jae Ho untuk menyiapkan mobil.

"Jiyongie, sebaiknya bawa Seungri ke rumah sakit. Aku sudah minta Jae Ho Hyung untuk menyiapkan mobil," suruh Yongbae.

"Gomawo, Yongbae-ah. Aku bawa dia dulu."

Jiyong dengan susah payah menggendong Seungri di punggungnya yang dibantu Yongbae. Berlari dengan cepat menuju lift dengan jarinya yang terburu-buru menekannya. Orang-orang yang melihat Jiyong berlari segera memberi jalan, mereka yang berada di dalam lift pun segera memberi ruang bagi Jiyong. Tiba di lobi kantornya, petugas keamanan segera membukakan pintu mobil dan membantu Jiyong memasukkan Seungri ke dalam mobil.

Sepanjang jalan, Jiyong tak henti merapalkan nama kekasihnya itu agar terbangun dari alam bawah sadarnya. Tangannya tak henti membelai kepala hingga rambut Seungri, sesekali dia mengecupi keningnya. Namun, Seungri masih betah berada dalam tidurnya hingga mereka tiba di rumah sakit. 

Brangkar didorong oleh dua perawat, satu dokter jaga mulai mengambil tindakan. Menanyakan apa yang sudah terjadi dengan Seungri. Jiyong sendiri diminta perawat untuk mengobati buku-buku jarinya yang berdarah selagi menunggu Seungri.

Let's not Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang