Part 11

249 45 40
                                    

Biasakan untuk menghargai karya seseorang. Karena menciptakan sebuah karya itu sulit.
.
.
.
.
.

"Nghhh," dia melenguh.

Seungri melenguh dan menggeliatkan tubuhnya. Matanya dibuka segaris mengintip keadaan sekitar yang sepertinya tidak asing. Kamar luas, kasur yang empuk, dan baju tidur mahal. Oke, bagian terakhir Seungri semakin aneh.

"Kamar?" pikirnya lagi. 

Dia bangun dengan ditemani ringisan dari mulutnya karena kepalanya yang pening akibat mabuk semalam. Seungri terduduk dan berusaha mengembalikan kesadarannya. 

"Ughh, siapa yang bawa aku ke kamar?" ucapnya sambil memegang kepalanya. 

Otaknya diajak mundur sejenak untuk membuka memori semalam. Dimulai dari dia yang mengajak sugar daddynya ke Octagon, berkumpul dengan teman-temannya dan minum beberapa gelas wine sampai dia mabuk. Lalu, dengan sedikit kesadaran dia ingat Jiyong yang membawa Seungri ke mobil. Sampai di sana dia ingat semua. Hanya ada satu bagian yang tidak dia ingat, atau mungkin belum.

"Eoh? Ini bukan kamarku?"

Seungri tersadar jika dia sedang tidak berada di kamarnya dan dia sepertinya tahu itu kamar Jiyong. Kepalanya menoleh sana sini dengan panik untuk memastikan jika dia benar berada di kamar si sugar daddy. Matanya terpejam erat karena benar dia ada di kamar Jiyong. Seungri hendak turun dari kasur, tapi dia duduk sejenak di tepi kasur. Menetralkan rasa peningnya. Matanya melihat pada celana piyama satin berwarna hitam yang melekat pada kakinya. Tangannya meraba bagian dadanya dan merasakan bahan yang sama dengan celananya. 

"Piyama? Kenapa aku pakai piyama?"

Seungri buru-buru berlari ke closet di mana baju dan segala aksesoris yang dimilikki Jiyong tersimpan. Berdiri di depan cermin untuk melihat  keadaannya. Semua kelihatan tidak ada yang aneh selain piyama hitam yang menempel di tubuhnya. Sampai dia melihat ke dalam badannya sendiri dan mendapati bercak kemerahan di dadanya. 

"Apa ini? Siapa yang sudah melakukan ini?" Seungri histeris melihat tanda kemerahan itu.

"Tunggu, jika ini kamar Jiyong Hyung itu artinya yang sudah menggantikan pakaianku itu dia dan dia sudah-" 

Pikiran buruk sudah bermain-main di dalam otaknya dan dia menatap horor pada cermin di depannya.

"Arkkhhhh tidaakkk!!" 

Seungri berteriak histeris. Rambutnya diremas erat. Dia mengira telah terjadi sesuatu semalam saat mabuk. Jiyong mungkin telah melakukan yang tidak senonoh terhadapnya.

Langkah kakinya dipercepat. Menuruni tangga dengan tergesa. Sepertinya lupa kalau dia bekas mabuk semalam. Mata pandanya mengedar ke setiap ruang di apartemen. Mencari sosok yang ingin dia maki pagi ini, tapi belum juga dilihatnya.

"Selamat pagi, Tuan Lee," sapa sang pelayan, "Anda ingin sarapan apa?"

"Kwon Jiyong ... mana dia?"

Seungri bukannya menjawab malah menanyakan keberadaan sugar daddynya dengan napas memburu.

"Erh, Tuan Kwon sudah berangkat ke kantor. Beliau pesan jika Anda sudah bangun untuk menyiapkan sarapan," jawab si pelayan.

"Ah, ya sudah. Aku akan ke kantornya saja."

"Anda tidak mau sarapan dulu?"

"Tidak- ah, buatkan aku kopi saja," pinta Seungri.

Kemudian dia kembali ke kamarnya sendiri untuk bergegas mandi dan meminta penjelasan dari Jiyong. Emosinya sedikit meluap sekarang.

Let's not Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang