13

2.2K 145 6
                                    

GREP!


"Lepasin!"

"Lepasin saya!" Kata seorang gadis, yang tangannya di cekal kuat oleh seorang pria yang terus mengganggunya beberapa hari ini.


"Kamu gak sopan!"

"Jangan mentang-mentang kamu orang kaya, bisa memperlakukan perempuan seperti itu." Kata gadis itu. Jeffan, pria itu masih terdiam menatap wajah istrinya yang sama sekali tidak mengenalnya itu.

"Karena saya suami kamu." Jawab Jeffan, gadis itu tersenyum masam.

"Sinting!" Jawabnya, mulai menghempas tangan Jeffan.



Hingga Theo datang, yang membuat gadis itu mulai kembali mencoba melepas cekalan tangan Jeffan pada tangannya.

"Mas Theo, tolong saya." Katanya, dengan Theo yang mulai menarik gadis itu untuk berdiri di belakangnya.

"Jangan sentuh adik saya!" Mata Theo menajam, menatap Jeffan yang terus menatapnya tajam itu.

"Dia istri saya!" Jawab Jeffan, Theo tersenyum sumbang.


"Enggak percaya?"

Lalu Jeffan mulai mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan potret pernikahannya bersama gadis itu.

"Edelweiss Aulia Grazinia, istri sah saya!" Jawab Jeffan, Theo seketika mematung.

"I-istri?" Ulang Theo, Jeffan tersenyum masam.

"Iya, dia istri saya yang hilang tiga tahun yang lalu." Jawabnya.

Lalu Jeffan mulai memerintah anak buahnya untuk menyeret dan memasukkan gadis itu ke dalam mobilnya, yang membuat gadis itu terus memberontak. Dan terus memanggil nama Theo dan Fata bergantian seakan meminta pertolongan.




"K-kamu?"

"Ya, saya Jeffan Agler Ghazanvar. Anak tunggal dari Ghazanvar Group." Jawab Jeffan, Theo terdiam menatap Jeffan setelah berkata demikian.

"Tunggal?" Ulang Theo terdiam, lalu Jeffan mulai melangkah meninggalkan Theo memasuki mobilnya dan mulai menjalankannya sembari membawa istrinya yang terus memberontak itu.

Kepergian mobil itu, Theo masih terdiam mematung. Matanya memerah, dirinya bingung akan kebenaran yang pria itu dapatkan.


"Rajendra,"

"Siapa dirimu?" Gumam Theo, matanya memerah, air mata terkumpul di pelupuk matanya.






"Theo!"

"Dimana gadis saya." Fata datang dengan larinya menghampiri pria itu, saat pria itu tidak menemukan gadis cantiknya di rumah.

"Theo, dimana gadis saya?" Tanya Fata lagi, namun pria itu masih terdiam.



"Theo!"

Guncang Fata kuat pada tubuh pria itu dengan mata yang menajam.


"Cantik, istri orang Fat."

Fata terdiam, kepalanya mulai menggeleng perlahan sembari memundurkan langkahnya.

"Enggak,"

"Enggak mungkin." Lanjutnya, seakan tidak percaya.

"Cantik saya gak mungkin sudah menikah dan menjadi istri orang!" Lanjut Fata, Theo kini menoleh menatap wajah Fata yang mulai memerah dengan emosi menggebu yang pria itu keluarkan.


"Pemilik J Group itu, adalah suaminya."

"A-apa?"

"Saya tidak tau,"

"Kalau Cantik adalah istri dari pewaris Ghazanvar, yang saya tau Cantik bagian dari Ghazanvar."

Fata menggeleng kembali, "Gak mungkin!"

"Ngomong sama saya kalau Cantik juga pewaris Ghazanvar sekaligus adik dari laki-laki bajingan itu, dan bukan istri dari pewaris Ghazanvar, ngomong sama saya Theo!!"

Teriak Fata, Theo memejamkan matanya sesaat. "Cantik, istri pewaris Ghazanvar, dan bukan pewaris Ghazanvar,"

"Apalagi adik dari Rajendra."

"Kita salah sangka Fat, kita salah menganggap Cantik adik dari Rajendra, laki-laki bajingan yang sudah merenggut Eis dari kita."

Fata terdiam, matanya memanas, cintanya salah, cintanya hilang.

"Cantik saya.. istri orang?"

Gumam Fata, dadanya bergemuruh hebat, tiba-tiba hatinya sesak.


"Theo,"

"Jadi peran saya selama ini, Rahwana ya?"












"Kamu siapa, lepasin saya!"

Berontak gadis itu di dalam mobil sembari menangis terisak.

"Sweetie dengerin sa.."

"Lepasin saya!!" Teriak gadis itu yang terus terisak, membuat Jeffan terdiam menatap gadis itu.

"Sweetie.."

"Saya mau pulang, lepasin saya!"

"Lepasin say.."


"DENGERIN SAYA!!"

Teriak Jeffan, gadis itu seketika menghentikan teriakannya sembari terisak tertahan melihat wajah tampan itu yang kini menatapnya tajam.

"Dengerin saya, ya?" Katanya lagi, begitu lirih menatap teduh gadis itu.

"Saya suami kamu, saya.." katanya terhenti, saat gadis itu merespon dengan gelengan serta isakkan yang kembali terdengar.

"Enggak, enggak!"

"Kamu bukan suami saya, saya belum menikah!" Katanya, Jeffan terdiam menatap wajah cantik itu yang terus meneteskan air matanya.


"Sweetie,"

"Kamu kenapa, kamu marah sama saya?"

"Kalau kamu marah sama saya marahin saya, bentak saya, pukul saya, tapi jangan seperti ini, ini membuat saya sakit." Lanjut Jeffan, namun gadis itu terus menggeleng.

"Saya gak kenal kamu, tolong lepasin saya dan biarkan saya pergi." Kata gadis itu memohon, Jeffan menggeleng.

"Saya suami kamu, sweetie." Lirihnya, gadis itu semakin memberontak dan berteriak.

"Enggak!"

"Lepasin saya!"

"Tolong!!" Teriak gadis itu, seketika membuat Jeffan memukul tengkuk gadis itu yang membuat gadis itu tak sadarkan diri.

Jeffan terdiam, dan mulai memeluk gadis itu di dekapannya setelah dirinya memukul tengkuk gadis itu untuk meredakan berontak nya.

"Sweetie, maafkan saya."

"Maafkan saya." Sambungnya, mulai mencium kening, kedua mata, kedua pipi dan di bibir gadis itu bergantian.




"Siapkan pesawat saya, kita pulang hari ini."

"Dan hubungi dokter Tanos untuk datang ke Mansion dan memeriksa istri saya, kenapa istri saya bisa seperti ini."

"Baik tuan."







D E S I R E

DESIRE [NC 21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang