06

2.9K 143 6
                                    

Jeffan, pria yang duduk di dalam mobil mewahnya itu terus menatap luaran dengan tangan kanan memijit pelipisnya.

Wajahnya datar, pikirannya berantakan tiga bulan ini.

Sang istri yang begitu Jeffan cintai mengalami trauma dan depresi yang membuatnya harus berpisah kamar dengan sang istri karena sang istri akan histeris dan berteriak jika melihat seorang pria.

"Tuan kita.."

"Langsung pulang." Pangkas Jeffan, dengan mata yang masih menatap luaran di dalam mobil tersebut.

"Baik tuan." Jawabnya, lalu mobil mulai memutar arah menuju Mansion mewahnya.

Hembusan nafas, mulai Jeffan hembuskan perlahan, ada sebongkah perasaan yang tidak bisa pria itu utarakan dengan kata-kata di keadaannya saat ini.

Kacau, sepi, dan hancur.

"Kapan jadwal istri saya ke psikiater, Winata?" Tanya tiba-tiba Jeffan, pria yang duduk di jok depan itu seketika memutar badannya ke belakang.

"Hari ini tuan,"

"Sore ini." Lanjutnya, Jeffan mengangguk dan kembali menolehkan kepalanya ke samping menatap luaran dari kaca mobilnya.








Mobil mewah itu, kini berhenti di halaman Mansion mewah tersebut, dengan bodyguard yang berada di pintu depan mulai membukakan pintu untuk Jeffan.

Pria itu mulai melangkahkan kakinya memasuki Mansion.

Tepat di ujung tangga, seorang pelayan berdiri disana sembari membungkuk hormat menyambut kedatangannya.

Jeffan menghentikan langkahnya, menatap sekilas pelayan yang membungkuk hormat padanya itu.

"Dimana istri saya?" Tanyanya, pelayan tersebut mendongak.

"Di kamar tuan." Jawabnya, Jeffan mulai menatap ke depan, dimana pintu kamar sang istri tertutup rapat.

"Istri saya makan dengan baik, kan?" Pelayan cantik itu mengangguk dan mengikuti langkah Jeffan menaiki tangga menuju kamar sang istri dengan pelayan tersebut membawakan jas milik majikannya itu.

"Baik tuan, Nona makan dengan baik hari ini." Jawabnya, Jeffan terus melangkah menuju kamar sang istri.





Ceklek..

Pintu Jeffan buka, menampilkan sang istri duduk di sisi ranjang dengan kepala yang menoleh ke samping pada jendela besar yang menyuguhkan pemandangan taman belakang.

"Sweetie,"

"Saya pulang." Lanjut Jeffan, mulai berjalan mendekat kearah Aul, yang seketika membuat Aul menutup wajahnya dengan bantal dan ketakutan akan kedatangan Jeffan.

Jeffan tersenyum kecil, dan mulai duduk di bibir ranjang, "Enggak apa-apa, sweetie.'

"Ini saya, Jeffan." Lanjut Jeffan, Aul perlahan membuka tutup bantalnya pada wajahnya.


"Je-jeffan?"

Gumamnya, Jeffan mengangguk dan mulai memeluk Aul bergitu erat.

"Saya kangen," kata Jeffan, mulai melepas pelukannya dan mengusap lembut kepala Aul dan tersenyum disana.

"Sembuh ya, sweetie?"

"Nanti saya belikan es krim spongebob kesukaan kamu." Lanjut Jeffan, Aul terdiam menatap wajah tampan itu.

"Hari ini, jadwalnya berobat. Mau ya?" Bujuk Jeffan, Aul masih terdiam.

"Nanti saya yang anter, tapi saya mandi dulu, saya tinggal sebentar gak apa-apa, ya?" Kata Jeffan, namun gadis itu terus terdiam.

DESIRE [NC 21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang