24

1.8K 157 4
                                    

Three months before.





"Sweetie, awas jangan jalan-jalan sendiri!"

"..."

"Hem, setelah saya melihat gudang, saya langsung pulang. Lalu kita ke dokter."

"..."

"Iya sweetie." Kata akhir Jeffan, pria itu mulai mematikan sambungan teleponnya saat perbincangan dengan sang istri telah usai.

Jeffan, kini pria itu menatap ponselnya berganti mengetikkan nomor seseorang, lalu kembali menempelkan benda pipih tersebut di daun telinganya.

"..."

"Ya, Winata."

"..."

"Oke, boleh saya minta tolong?"

"..."

"Tolong ambilkan jas saya di dalam mobil selagi kamu akan menuju kemari."

"..."

"Oiya satu lagi, setelah ini tolong handle jadwal saya, ya. Saya ingin mengantar istri saya ke dokter."

"..."

"Hem." Kata akhir Jeffan, pria itu kembali mematikan sambungan teleponnya dengan Winata di sebrang sana, sembari kembali memasukkan ponselnya di saku celananya.



"Mari tuan,"

"Saya kembali tunjukkan bagian gudang." Kata seorang pria paruh baya, sembari menunjukkan jalan untuk lebih memasuki gudang tersebut.

"Disini tuan, disini bisa untuk produksi perusahaan anda," kata pria paruh baya tersebut, Jeffan terdiam menatap sekeliling gudang luas bekas pabrik minyak itu.



"Dan di sebelah sana,"

"Anda bisa gunakan untuk ruang office." Lanjut pria paruh baya tersebut, Jeffan mengangguk sekilas.

"Kotor," desis Jeffan, saat melihat keadaan gudang kosong bekas pabrik minyak itu.

"Tapi mau bagaimana lagi, gudang ini paling luas dari beberapa pilihan tempat lain." Lanjut Jeffan, tatapannya datar masih menatap sekelilingnya.

"Tuan tidak perlu khawatir, gudang akan kembali bersih jika di bersihkan."

"Dan saya pastikan, satu bulan sebelum gudang ini di gunakan, saya pastikan sudah bersih dan tidak ada bau menyengat dari minyak, tuan." Lanjut pria paruh baya tersebut, Jeffan kembali mengangguk.







Drrrtt.. drrttt..


Ponsel pria paruh baya tersebut berdering, yang membuat pria paruh baya tersebut menatap kearah Jeffan.

"Sebentar tuan." Pamit pria paruh baya tersebut, Jeffan mengangguk. Lalu pria itu mulai pergi meninggalkan Jeffan untuk mengangkat panggilan tersebut.

Kepergian dari pria tersebut, Jeffan masih di fokuskan menatap sekeliling gudang luas yang akan menjadi pabrik dari brand terbaru perusahaannya itu, hingga tanpa Jeffan sadari, seseorang muncul dari arah belakang sembari memegang sebuah balok kayu dan,







BUG!


Seseorang memukul Jeffan tepat di kepala belakangnya, yang membuat pria itu kini tersungkur ke tanah dengan tangan yang menyentuh kepala belakangnya dengan pandangan matanya yang mulai mengabur.

Mengaburnya penglihatan matanya, bersamaan dengan tangkapan api yang mulai membesar dan merambat di seluruh gudang tersebut, yang membuat Jeffan mati-matian bangkit dari tersungkurnya, namun rasa sakit yang menjalar di bagian kepalanya membuatnya sama sekali tidak berdaya.


DESIRE [NC 21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang