23

1.8K 152 37
                                    

Genggaman tangan erat, pada tangan kekar yang lemah itu, membuat Aul terus mengusap lembut tangan kekar tersebut begitu sayang.

Bibirnya kini tersenyum tipis, namun matanya terus mengeluarkan air mata.


"Jeffan tau enggak?"

"Aul sekarang udah enggak kayak Sandy lagi."

Aul, gadis itu mengusap lembut kepala sang suami begitu sayang, "Soalnya, Jeffan enggak ada,"

"Sekarang, Aul kalau di dalem kamar pakaiannya tertutup terus tau!" Lanjutnya, terkekeh kecil seolah mengajak sang suami bercerita dan bercanda itu.


"Terus.. oh iya!"

"Pagi tadi Aul juga ngeringin rambut Aul sendiri lagi," lanjutnya, sembari mengerucutkan bibirnya. "Ngeselin banget kan?"

"Biasanya kan, Jeffan yang bantu Aul ngeringin rambut panjang Aul, sekarang Aul sendiri." Lanjutnya lagi-lagi, kini mulai memperlihatkan senyum masamnya.



"Jeffan Jeffan,"

"Perut Aul sekarang juga udah tambah besar." Katanya, sembari mengusap perut yang sedikit membuncit itu, lalu mulai meletakkan kepalanya di dada Jeffan dengan kepala yang menghadap wajah Jeffan.

Tangan Aul kini terulur mengusap lembut dada Jeffan sesekali memainkan jari-jarinya disana.


"Jeffan janji sama Aul ya,"

"Nanti waktu Aul melahirkan, Jeffan harus udah bangun, harus udah nemenin Aul lahiran, harus jadi orang pertama yang gendong bayi kita."

"Pokoknya harus." Lanjutnya. Sembari menyamankan kepalanya bersandar pada dada bidang Jeffan.

"Sembuh Jeffan, cepet sembuh." Lirihnya lagi, namun dari arah belakang, tiba-tiba seseorang datang sembari mencium kening Aul yang membuat Aul seketika menegakkan tubuhnya dan bangkit dari duduknya.



"Saya pulang, honey."

Rajendra, pria itu datang ke dalam ruang rawat Jeffan setelah pulang dari kantor yang di dampingi ketiga anak buah kepercayaannya itu di belakangnya.







GREP!


Pelukan erat, mulai Rajendra berikan di tubuh mungil Aul, di kecupnya kepala Aul sesekali lalu di eratkan dekapannya.

"Rajendra.." Lirih Aul, sembari menepuk bahu pria itu agar melepaskan pelukan erat itu, saat eratnya dekapan dari Rajendra membuat perutnya sakit karena tertekan.

Rajendra tersenyum, sembari melepas pelukannya dan menatap wajah cantik gadis itu, "Sambut saya, Aul." Pinta Rajendra, Aul kini melirik sekilas ke arah ranjang Jeffan.



"Rajen.."

"Kecup saya," pangkas Rajendra, Aul membasahi bibirnya sekilas, lalu menggeleng perlahan.

"Kecup saya untuk menyambut kepulangan saya." Lanjut Rajendra lagi, Aul masih menggelengkan kepalanya.








SREK!


Tarikan kuat, mulai Rajendra berikan pada pinggang Aul, yang membuat gadis itu kini menubruk dada bidang Rajendra.

"Akh.."

"Cium saya Aul!" Pinta Rajendra, air mata Aul kini juga kembali menuruni pipinya, paksaan kembali Aul dapatkan dari Rajendra.

"Cium saya atau saya bunuh suami kamu!"







PLAK!


Bukan, bukan Rajendra pelakunya. Melainkan Aul yang kini kembali menampar wajah tampan pria itu, setelah kalimat seperti itu terus saja Rajendra lontarkan sebagai senjata untuk menakutinya dan berakhir membuat Aul melakukan semua keinginannya.

DESIRE [NC 21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang