Summary,
Merelakan bagian tubuh kita yang berharga untuk mengupayakan agar orang yang kita cinta bisa terus bertahan menghirup udara segar didunia ini.
Tapi bagaimana jika nyatanya malah justru terkesan tak berarti bagi orang yang ditolong, sedangkan makhluk kecil ini bahkan rela membahayakan dirinya sendiri demi menolong orang yang dicintainya itu.
Jisung membenci Chenle, tetapi justru Chenle malah rela mendonorkan ginjal sebelahnya untuk Jisung.
"Jangan pernah mengatakan cinta kepadaku Zhong, karena jujur aku sangat jijik mendengar cintamu," Park Jisung.
"Biarlah jika kau membenciku, tapi setidaknya bagian tubuhku sudah menyatu dengan jiwamu, walau kita akan berakhir didalam beda dimensi kehidupan nantinya, setidaknya aku masih bisa merasakan cintamu untukku dikemudian hari Jisung-ah," Zhong Chenle.
.
.
Bagaimana aku harus membayangkan menjadi seorang istri dari bintang besar, bermimpi saja rasanya jauh dari itu.
Entah aku benar-benar ada atau tidak jika suatu saat aku memang menjadi istri dari mega bintang tersebut.
Rasanya aku takut, rasanya aku risau kala seekor semut tak berdaya disandingkan dengan seekor singa raksasa yang namanya bahkan kerap menjadi perbincangan kawanannya.
Semoga mahamasa benar-benar menjatuhkan rasaku dengan tepat didalam lubuk sanubari nya.
~~ Zhong Chenle ~~
.
.
Keluarga Park terus menerus mendesak Jisung untuk menyetujui perjodohan yang mereka inginkan, mungkin memang benar jika orang tua mereka bersikap egois terhadap Jisung.
Tetapi sekali lagi ini juga demi kebaikannya, lagi pula Jisung juga dijodohkan dengan orang yang berhati lembut dan tergolong orang baik serta indah.
Apakah Zhong Chenle indah?
Oh ayolah, bahkan semua orang bisa menilai bahwa visual Chenle juga tak bisa diremehkan, ia terpandang rendah juga karena terlahir dari keluarga yang tak berada.
Andai saja Chenle terlahir menjadi seorang yang kaya, mungkin dia saja tak akan mau disandingkan dengan Park Jisung.
"Jisung-ah sekali saja, bisakah kau menuruti kemauan Appa nak," ujar Donghae yang nampak tak menyerah menasehati si jangkung.
"Harus bagaimana lagi aku menuruti Appa? Bukankah selama ini aku selalu menuruti kemauan kalian?" Jisung justru mulai tersulut dengan ucapan yang terkesan membalikkan.
"Ingat Jisung, Chenle adalah orang yang berperan besar dikehidupanmu, Appa tak mau kau menyesal dikemudian hari," tutur Donghae kepada sang putra.
"Cih, benarkah? Lalu apa peran besarnya untukku, dia saja anak cacat dan penyakitan Appa, bagaimana mungkin dia bisa menjadi pendamping hidupku," jawab Jisung terkesan meremehkan.
"JAGA UCAPANMU PARK JISUNG," kesabaran Donghae sudah habis melihat kelakuan bejat anaknya tersebut, ia benar-benar murka dengan Jisung.
"Nikahi Chenle, atau Appa tak akan mencatat namamu sebagai ahli waris didalam keluarga Park,"
~~ Deg ~~
Apakah Donghae sudah sangat murka?
Jisung termenung beberapa saat, tidak jangan sampai ia terbuang dari catatan waris dikeluarga nya, Jisung juga masih ingin memegang salah satu perusahaan cabang keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKTAT TERAKHIR - CHENJI 🔞
Romance"Biarkan rasa dan ragaku mengikis seiring berjalannya masa, asalkan satu jangan cegah aku untuk terus mencintaimu, karena separuh ragaku sudah bertaut indah didalam jiwamu," Park Chenle. "Mengapa kau tak memberitahuku bahwa selama ini kau orang yang...