29. 🍂 Sehidup Sesurga 🍂

1.4K 107 12
                                    

Summary

Merelakan bagian tubuh kita yang berharga untuk mengupayakan agar orang yang kita cinta bisa terus bertahan menghirup udara segar didunia ini.

Tapi bagaimana jika nyatanya malah justru terkesan tak berarti bagi orang yang ditolong, sedangkan makhluk kecil ini bahkan rela membahayakan dirinya sendiri demi menolong orang yang dicintainya itu.

Jisung membenci Chenle, tetapi justru Chenle malah rela mendonorkan ginjal sebelahnya untuk Jisung.

"Jangan pernah mengatakan cinta kepadaku Zhong, karena jujur aku sangat jijik mendengar cintamu," Park Jisung.

"Biarlah jika kau membenciku, tapi setidaknya bagian tubuhku sudah menyatu dengan jiwamu, walau kita akan berakhir didalam beda dimensi kehidupan nantinya, setidaknya aku masih bisa merasakan cintamu untukku dikemudian hari Jisung-ah," Zhong Chenle.

.

.

Tubuh Chenle setiap hari semakin menyusut, hal itu menandakan bahwa kondisi si mungil semakin parah dalam menghadapi penyakitnya.

Setiap hari, Chenle hanya berbaring lemah dikamar inap pribadi, ia akan sesekali beranjak jika ingin sesuatu saja.

Sedangkan Jisung bahkan dengan telaten selalu menjaga istrinya, dan merawat Chenle setiap saat.

"Sayang, bagaimana kondisimu?" tanya Jisung sambil terus mencium pipi tirus si mungil.

"Dada Chenle sakit hyunghh," jujur untuk sekarang, Chenle tak kuat jika ia terus mengatakan baik-baik saja didepan Jisung, karena memang rasanya sungguh menyakitkan.

"Dimana yang mana yang sakit sayang, katakan pada Hyung, katakan dimana yang sakit Chenle-ya,"

Kalian lihatlah ekspresi takut semu panik yang Jisung tunjukan barusan, akankah kini hatinya sudah berkilas balik sepenuhnya untuk Chenle istrinya?

Perasaan Chenle sontak menghangat seketika, dan justru membuat dirinya mendekap erat tubuh Jisung.

"Kamu sudah minum obat tadi?" tanya Jisung pelan sembari memeluk dan mengusap surai lembut kesayangan nya.

Chenle hanya mengangguk sembari mencoba menutup matanya dipelukan sayang suami tercinta nya.

"Hyung rasanya sakit hiks," isak Chenle mengeluh kepada sang suami.

Baru sekarang Chenle berani mengeluh kesahkan apa yang ia rasakan kepada suaminya, jika sudah seperti ini berarti tandanya rasa sakit Chenle bukanlah suatu rasa sakit biasa.

"Jika suatu saat aku menyerah, bisakah Hyung melakukan sesuatu untukku?"

Jisung sontak menengok kearah Chenle, sembari menggelengkan kepalanya seakan Jisung tak rela jika istrinya meninggalkan dirinya.

"Apa yang kau katakan sayang, percayalah kau akan baik-baik saja, Chenle-ya jangan tinggalkan Hyung," pekik Jisung sambil mencium pucuk kepala Chenle.

Chenle kembali menitikan air matanya dalam diam, ia jadi semakin berdosa karena Chenle berani meninggalkan suaminya hidup seorang diri nantinya.

"Tapi ini semua sakit Hyung hiks, aku tak kuat lagi hiks," sesak Chenle lagi memohon agar Jisung mengikhlaskan dirinya.

"Sekali lagi, apa Hyung bisa mengabulkan permintaan ku sebelum aku pergi?" titah Chenle lagi, berbicara kepada sang suami dengan suara yang tertatih.

Mata Jisung sudah ikut memanas, bahkan tiba-tiba bibirnya kelu sesaat setelah mendengar permintaan Chenle.

"Katakan, aku akan melakukan apapun demi kamu," sontak mata Chenle senang mendengar jawaban Jisung.

DIKTAT TERAKHIR - CHENJI 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang