16. 🍂 Sebuah Asumsi 🍂

994 90 24
                                    

Summary

Merelakan bagian tubuh kita yang berharga untuk mengupayakan agar orang yang kita cinta bisa terus bertahan menghirup udara segar didunia ini.

Tapi bagaimana jika nyatanya malah justru terkesan tak berarti bagi orang yang ditolong, sedangkan makhluk kecil ini bahkan rela membahayakan dirinya sendiri demi menolong orang yang dicintainya itu.

Jisung membenci Chenle, tetapi justru Chenle malah rela mendonorkan ginjal sebelahnya untuk Jisung.

"Jangan pernah mengatakan cinta kepadaku Zhong, karena jujur aku sangat jijik mendengar cintamu," Park Jisung.

"Biarlah jika kau membenciku, tapi setidaknya bagian tubuhku sudah menyatu dengan jiwamu, walau kita akan berakhir didalam beda dimensi kehidupan nantinya, setidaknya aku masih bisa merasakan cintamu untukku dikemudian hari Jisung-ah," Zhong Chenle.

.

.

Tuhan, apakah Jeno bukanlah takdir yang kau berikan kepadaku?

Lalu untuk apa kau menanamkan rasanya kepadaku jika Jeno saja tak bisa kuraih dalam keadaan apapun.

Bagaimana lagi aku harus bertahan sedangkan rasa ini saja seolah tak ingin pergi dari sanubari ku.

Dosakah aku jika mencintainya? Salahkan aku jika memberikan sejuta rasaku untuknya?

Jika seandainya semesta meminta ku untuk menghilangkan rasaku terhadap Jeno, maka lebih baik aku layu seiring berjalannya waktu.

~~ Park Jaemin ~~

.

.

Jisung Song,

Apa aku mengenalmu,
Lalu mengapa kau selalu mengarungi bahtera mimpiku,
Siapa dirimu,

Bertegur sapa saja tidak,
Bahkan berucap kata pun tak pernah sekalipun,
Kumohon tunjukan siapa dirimu sebenarnya,

Kau selalu bilang bahwa dirimu ada pada diriku,
Sebegitu susah kah teka-tekimu itu,

Walaupun aku hanya mengenalmu lewat anganku,
Tapi kau indah,
Dirimu arti keindahan sesungguhnya,

Jika suatu saat kau bersedia menemuiku,
Maka katakanlah,
Hari itu juga aku akan berucap cinta kepadamu,

.

Sayup mendayu alunan lagu baru yang Jisung nyanyikan terdengar begitu indah.

Liriknya saja sudah tersirat makna yang begitu mendalam disana, lagu hasil karya Jisung sendiri untuk kembalinya dirinya didunia musik nasional.

Apa kalian ada yang tau apa makna dari lirik tadi?

Terdengar begitu mendalam, bahkan senjaan pilu saja tak mampu untuk menyamakan diktatnya dihadapan dawai nada tangga gesang instrumen tersebut.

Jisung benar-benar publik figur yang berbakat.

Semua orang pasti tau bahwa makna lagu itu, adalah tentang seorang makhluk kecil yang selama ini terus saja menghantui dunia fana dan mimpinya.

Si jangkung nampaknya bingung dengan dirinya sendiri, mengapa rasanya sangat susah untuk mencari tau siapakah pemilik wajah lucu yang selalu hadir didalam mimpi nya itu.

"Jangan bersedih, sampai kapanpun aku akan selalu menemani mu, karena separuh ragaku sudah menyatu dengan jiwamu,"

Kalimat itulah yang selalu terlontar setiap malam dimimpi Jisung dari sosok imut misterius tersebut.

DIKTAT TERAKHIR - CHENJI 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang