Summary
Merelakan bagian tubuh kita yang berharga untuk mengupayakan agar orang yang kita cinta bisa terus bertahan menghirup udara segar didunia ini.
Tapi bagaimana jika nyatanya malah justru terkesan tak berarti bagi orang yang ditolong, sedangkan makhluk kecil ini bahkan rela membahayakan dirinya sendiri demi menolong orang yang dicintainya itu.
Jisung membenci Chenle, tetapi justru Chenle malah rela mendonorkan ginjal sebelahnya untuk Jisung.
"Jangan pernah mengatakan cinta kepadaku Zhong, karena jujur aku sangat jijik mendengar cintamu," Park Jisung.
"Biarlah jika kau membenciku, tapi setidaknya bagian tubuhku sudah menyatu dengan jiwamu, walau kita akan berakhir didalam beda dimensi kehidupan nantinya, setidaknya aku masih bisa merasakan cintamu untukku dikemudian hari Jisung-ah," Zhong Chenle.
.
.
Harus bagaimana langkah yang perlu diambil oleh Taeyong untuk kembali menyambungkan rajut kasihnya terhadap anak semata wayang nya tersebut.
Dari segimanapun mungkin Taeyong memang benar-benar bersalah terhadap Chenle putra mungilnya, meninggalkan Chenle begitu saja disebuah depan pintu rumah panti asuhan tanpa berfikir bagaimana nasib si bayi nanti.
Hanya tangisan demi tangisan yang bisa Chenle lakukan, terlepas dari hawa dingin musim dingin di shanghai waktu itu, membuat Taeyon pemilik panti tersebut merasa iba melihat bayi kecil lucu disana.
Berawal dari cinta orang tua mereka yang salah, jusru membuat Chenle, si kecil tanpa dosa tersebut rela menanggung akibat dari perlakuan sang orang tua.
Anak yang malang,
.
.
"Jaehyun-ah, tidak mungkin, anakku masih hidup, Chenle masih sehat hiks, aku rindu dengannya Jae hiks, kumohon temukan aku dengan anakku hiks,"
Tangis Taeyong semakin terdengar sendu kala ia berada dipelukan sang suami, sembari menceritakan perihal dirinya yang baru bertemu dengan Irene, pengasuh putranya kala itu.
"Hiks kumohon Jae, demi aku, hiks kumohon denganmu, temukan aku dengan putraku Jae hiks," pinta Taeyong terus meronta.
Jaehyun kembali membuka nakas miliknya, mengambil sebuah foto anak kecil, foto yang sempat Taeyong berikan kepadanya, foto baby Chenle kecil.
Digambar tersebut, terdapat sebuah tahi lalat persis ditelinga kanan si mungil, yang bisa dijadikan patokan tanda lahir agar Jaehyun lebih mudah menemui baby Chenle.
"Seandainya aku tidak melakukan hal berdosa itu dulu, hiks pasti sekarang anakku sudah tumbuh besar bersama Winter Jae, hiks,"
Taeyong kembali menatap foto putra kecilnya sembari menyandarkan tubuh itu didada bidang sang suami.
"Sayang, aku berjanji padamu, akan segera menemukan Chenle anak kita," ujar Jaehyun tulus kepada istrinya.
.
.
Setelah Chenle keluar dari rumah sakit, hal itu semakin membuat Jeno waspada terhadap Jisung, Jeno pun bahkan selalu datang kerumah si kecil disaat suaminya tengah bekerja hanya untuk sekedar menengok Chenle.
Sekali lagi perlu kalian pahami, bahwa Chenle adalah cinta pertama Jeno, bagaimana pun juga tidak ada seorang pun yang mau sang pujaan hatinya terluka karena seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKTAT TERAKHIR - CHENJI 🔞
Roman d'amour"Biarkan rasa dan ragaku mengikis seiring berjalannya masa, asalkan satu jangan cegah aku untuk terus mencintaimu, karena separuh ragaku sudah bertaut indah didalam jiwamu," Park Chenle. "Mengapa kau tak memberitahuku bahwa selama ini kau orang yang...