Summary
Merelakan bagian tubuh kita yang berharga untuk mengupayakan agar orang yang kita cinta bisa terus bertahan menghirup udara segar didunia ini.
Tapi bagaimana jika nyatanya malah justru terkesan tak berarti bagi orang yang ditolong, sedangkan makhluk kecil ini bahkan rela membahayakan dirinya sendiri demi menolong orang yang dicintainya itu.
Jisung membenci Chenle, tetapi justru Chenle malah rela mendonorkan ginjal sebelahnya untuk Jisung.
"Jangan pernah mengatakan cinta kepadaku Zhong, karena jujur aku sangat jijik mendengar cintamu," Park Jisung.
"Biarlah jika kau membenciku, tapi setidaknya bagian tubuhku sudah menyatu dengan jiwamu, walau kita akan berakhir didalam beda dimensi kehidupan nantinya, setidaknya aku masih bisa merasakan cintamu untukku dikemudian hari Jisung-ah," Zhong Chenle.
.
.
Kalimat cinta tak selalu mengujarkan bahagia, ada juga yang beranggapan bahwa cinta itu adalah sebuah luka.
Berbicara tentang cinta juga berbicara tentang rasa suka, jika salah satu dari insan tersebut berani berlabuh untuk cinta, maka bisa jadi dialah yang akan menjadi pemenang nya.
Akan tetapi bagaimana jika hati yang ingin kita raih ternyata sudah tersemat hati lain dihati itu?
Bisakah kita mencoba untuk menghancurkan hati lama?
Entahlah,
.
.
Hari ini entah mengapa tingkah Jisung kepada Chenle begitu lembut, coba saja kalian bayangkan bahkan Jisung rela tidak bekerja seharian demi menghabiskan waktunya bersama si kecil.
"Kamu butuh bantuan sayang?"
~~ Degg, ~~
Jantung Chenle seakan berpacu kuat ketika tangan Jisung mencoba membelai tangan mungilnya saat Chenle ingin memotong sayuran.
Posisi mereka sekarang berada didapur, Chenle dengan telaten mengeluarkan semua ketrampilan dapurnya untuk memperlihatkan skill istimewa tersebut didepan sang suami.
Apakah kalian tau bahwa keberhasilan dan kebahagian seorang istri salah satunya adalah ketika sang suami memuji masakan kita.
Sungguh itu adalah kebahagian yang luar biasa bagi seorang istri.
Begitu juga dengan Chenle, mungkin ia akan bahagia jika suatu saat Jisung memuji hasil masakannya.
"Tidak perlu Hyung, aku bisa sendiri, apa Hyung sudah lapar?" tanya Chenle dengan nada suara yang agak pelan, asalkan kalian tau Chenle masih belum terbiasa berbicara dengan Jisung, masih tersemat rasa takut dalam hati Chenle.
Jisung selalu menganggap Chenle adalah kesalahan, maka dari itu si mungil menjadi sangat waspada jika bersama suaminya sendiri.
"Kau mau memasak apa?" tanya Jisung dengan suara yang menawan.
"Hanya kkimbab, Jjangmyeon, sama sup kimchi Hyung," sahut Chenle ramah.
Perasaan Chenle begitu senang dengan sikap sang suami, sudah tidak ada lagi bentakan, siksaan, ataupun tangisan sejak Jisung tau semuanya.
~~ Drtt, ~~
Lamunan mereka terpecah kala ponsel Jisung bergetar dalam bilik saku celananya, dengan penasaran si jangkung langsung melepas sebentar pelukannya terhadap Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKTAT TERAKHIR - CHENJI 🔞
Romance"Biarkan rasa dan ragaku mengikis seiring berjalannya masa, asalkan satu jangan cegah aku untuk terus mencintaimu, karena separuh ragaku sudah bertaut indah didalam jiwamu," Park Chenle. "Mengapa kau tak memberitahuku bahwa selama ini kau orang yang...