Summary,
Merelakan bagian tubuh kita yang berharga untuk mengupayakan agar orang yang kita cinta bisa terus bertahan menghirup udara segar didunia ini.
Tapi bagaimana jika nyatanya malah justru terkesan tak berarti bagi orang yang ditolong, sedangkan makhluk kecil ini bahkan rela membahayakan dirinya sendiri demi menolong orang yang dicintainya itu.
Jisung membenci Chenle, tetapi justru Chenle malah rela mendonorkan ginjal sebelahnya untuk Jisung.
"Jangan pernah mengatakan cinta kepadaku Zhong, karena jujur aku sangat jijik mendengar cintamu," Park Jisung.
"Biarlah jika kau membenciku, tapi setidaknya bagian tubuhku sudah menyatu dengan jiwamu, walau kita akan berakhir didalam beda dimensi kehidupan nantinya, setidaknya aku masih bisa merasakan cintamu untukku dikemudian hari Jisung-ah," Zhong Chenle.
.
.
~~ Titt ~~
~~ Titt ~~
~~ Tirt ~~
Suara alat kesehatan terus berdengung, memenuhi indra rungu yang nyatanya mengganggu usikan semua orang yang masih menunggu kelancaran dari sebuah operasi mencengangkan disana.
Anak yang tak tau apapun, seketika takdir memintanya untuk memberikan hal yang paling berharga kepada orang lain, padahal anak itu tak mengenal sama sekali orang itu.
Tapi mau bagaimana lagi, Chenle tak memiliki seseorang untuk diajak bicara, ia juga tak berhak menolak kemauan ibu tirinya.
"Operasi pemindahan berhasil," pekik seorang dokter didalam ruang operasi saat ia selesai melakukan tugasnya.
Semua berjalan dengan begitu lancar, ginjal seorang Zhong Chenle sudah terpasang indah di raga Park Jisung.
Dan sekarang organ yang seharusnya hidup berpasangan itu didalam tubuh, kini Chenle hanya punya satu.
Sedangkan yang satunya, sudah tersemat indah di raga si jangkung Park, yang sekali lagi Chenle tak mengenalnya.
.
Alarm yang semula berwarna merah diatas pintu ruang operasi kini berubah warna menjadi hijau, pertanda jika operasi sudah selesai.
3 jam sudah mereka semua yang diluar menunggu.
~~ Cklek ~~
Seseorang dengan busana seragam jas putih yang sudah ditunggu sedari tadi sebagai sumber informasi akhirnya keluar, dengan secarik senyuman.
"Bagaimana operasi nya dokter Lee?" tanya Yoona yang merupakan ibu Jisung to the point.
"Operasi berjalan dengan lancar Nyonya Park, Chenle dan Park Jisung sudah bisa dikatakan baik-baik saja," terang Jeno menanggapi pertanyaan ibu Jisung.
Jeno, seharusnya kau tidak boleh mengatakan bahwa seseorang yang hanya memiliki satu ginjal sebagai orang yang baik-baik saja.
"Ada suatu hal penting yang harus saya bicarakan kepada Tuan dan Nyonya Park," namun sepertinya bagi Jeno belum selesai.
Setelah mengatakan perintah bahwa terdapat suatu hal yang perlu dibicarakan kepada kedua orang tua Park ini, Jeno segera meminta mereka untuk menuju keruangannya.
"Memangnya sesuatu sepenting apa yang ingin anda bicarakan bersama kami dokter Lee?" tanya Park Donghae setelah menyenderkan beban tubuhnya dikursi yang letaknya ada didepan meja dokter Lee Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKTAT TERAKHIR - CHENJI 🔞
Romansa"Biarkan rasa dan ragaku mengikis seiring berjalannya masa, asalkan satu jangan cegah aku untuk terus mencintaimu, karena separuh ragaku sudah bertaut indah didalam jiwamu," Park Chenle. "Mengapa kau tak memberitahuku bahwa selama ini kau orang yang...