17. 🍂 Mianhae 🍂

1.1K 97 16
                                    

Summary

Merelakan bagian tubuh kita yang berharga untuk mengupayakan agar orang yang kita cinta bisa terus bertahan menghirup udara segar didunia ini.

Tapi bagaimana jika nyatanya malah justru terkesan tak berarti bagi orang yang ditolong, sedangkan makhluk kecil ini bahkan rela membahayakan dirinya sendiri demi menolong orang yang dicintainya itu.

Jisung membenci Chenle, tetapi justru Chenle malah rela mendonorkan ginjal sebelahnya untuk Jisung.

"Jangan pernah mengatakan cinta kepadaku Zhong, karena jujur aku sangat jijik mendengar cintamu," Park Jisung.

"Biarlah jika kau membenciku, tapi setidaknya bagian tubuhku sudah menyatu dengan jiwamu, walau kita akan berakhir didalam beda dimensi kehidupan nantinya, setidaknya aku masih bisa merasakan cintamu untukku dikemudian hari Jisung-ah," Zhong Chenle.

.

.

Ruam luka rindu si mungil entah mengapa setiap waktu malah semakin diperparah dengan tangis yang terus dikeluarkan.

Terhitung sudah empat hari, Park Chenle nyonya muda Park tersebut betah untuk terus menutup matanya, sampai kapan Chenle harus seperti ini.

"Chenle-ya hiks kumohon bukalah matamu, kumohon sayang,"

Teriak lelaki jangkung yang sedari Chenle sakit selalu ada menemani si mungil disana, tanpa memperhatikan terdapat satu sosok terluka dibelakang nya.

Jika kalian menebak bahwa itu adalah Lee Jeno, maka jawaban kalian benar.

Hari berganti waktu, siang berganti dengan malam, Jeno dan Jaemin selalu menjaga Chenle secara bergantian tanpa ada seorang pun yang berniat menggantikan mereka.

Lalu kemana Jisung suami Chenle? Bukankah seharusnya Jisung ada disamping Chenle dikala istrinya sedang seperti ini.

Jika kalian berharap Jisung ada disamping Chenle, maka buang jauh angan kalian itu.

Sekali lagi yang perlu kalian bawahi, secinta apapun Chenle dengan suaminya, maka suaminya justru akan selalu menganggap Winter sebagai kekasih impiannya.

.

"Jisung Hyung,"

Mulut pucat pasi tersebut nampaknya sudah bergumam tak karuan diatas ranjang rumah sakit itu, matanya bahkan sudah tertutup namun mulut sayu milik si mungil terus bergumam nama suaminya.

Apa Chenle sedang merindu?

Kalian pasti mengingat kejadian mimpi bawah sadar Chenle kemarin, saat si mungil ingin pergi menuju cahaya semu putih disana, terdapat Jisung yang selalu mencegah Chenle untuk pergi.

"Kau mau meninggalkan ku sendirian didunia ini? Mengapa kau tega sekali,"

Begitulah suara bayangan Jisung yang mampu membuat Chenle kembali berpikir.

.

Melihat jemari kecil itu yang menyentik serta mulut bergumam tapi tak bersuara, Jaemin segera bergegas memanggil Jeno keruangannya.

"Jeno-ya, Lele sudah bergumam dan jemari nya sudah bergerak," tawa pada gigi kelinci disana nampak begitu sumringah, mengetahui bahwa istri sang kakak mulai membaik.

Jeno pun segera bergegas, menuju ruangan Jaemin tanpa harus menanggapi ucapan Jaemin.

Mengapa Jeno selalu sensitiv terhadap Jaemin? Apa salah si cantik kelinci tersebut?

DIKTAT TERAKHIR - CHENJI 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang