25. 🍂 Mahacinta 🍂

1.2K 110 6
                                    

Summary

Merelakan bagian tubuh kita yang berharga untuk mengupayakan agar orang yang kita cinta bisa terus bertahan menghirup udara segar didunia ini.

Tapi bagaimana jika nyatanya malah justru terkesan tak berarti bagi orang yang ditolong, sedangkan makhluk kecil ini bahkan rela membahayakan dirinya sendiri demi menolong orang yang dicintainya itu.

Jisung membenci Chenle, tetapi justru Chenle malah rela mendonorkan ginjal sebelahnya untuk Jisung.

"Jangan pernah mengatakan cinta kepadaku Zhong, karena jujur aku sangat jijik mendengar cintamu," Park Jisung.

"Biarlah jika kau membenciku, tapi setidaknya bagian tubuhku sudah menyatu dengan jiwamu, walau kita akan berakhir didalam beda dimensi kehidupan nantinya, setidaknya aku masih bisa merasakan cintamu untukku dikemudian hari Jisung-ah," Zhong Chenle.

.

.

Bisa tidak sehari saja, jangan buat aku untuk terus memikirkanmu.

Apakah seperti ini rasanya jika manusia baru mengenal cinta, berhenti berkata suka saja rasanya enggan.

Namun layaknya sebuah bumerang tajam, justru rasa bahagia sebentar itu nyatanya sudah beralih menjadi sebuah luka.

Berpura-pura mengatakan cinta hanya karena landasan rasa iba?

Mengapa kau harus melakukannya jika bagimu itu adalah sebuah petaka.

Aku tau bahwa hatimu bukan untukku, lalu jika seperti itu mengapa kau seakan menggantungkan perasaanku.

Jangan buat aku untuk terus mencintaimu jika pada akhirnya kau meninggalakanku Jisungie,

~~ Park Chenle ~~

.

.

Atensi semua petugas rumah sakit langsung mengarah ke Chenle yang sedang terjatuh pingsan diatas kursi rodanya.

Dengan sigap, dengan dibantu oleh beberapa perawat, Jisung segera membawa kekasihnya ke sebuah brankar beroda milik rumah sakit.

"Ada kegaduhan apa diluar dokter?" tanya seorang pemuda tunanetra didalam ruangannya.

Perasaan Jaemin mendadak tak enak entah karena apa, bahkan Jaemin mengotot meminta Jeno untuk membawa nya keluar.

"Dokter aku ingin tau kegaduhan apa tadi, bisakah aku keluar sebentar, kumohon," pinta Jaemin terus menerus.

Jeno tak bisa membiarkan Jaemin terus merengek, lagi pula Jeno juga sangat penasaran dengan insiden ramai barusan.

Dengan sigap Jeno membopong tubuh ringkih Jaemin membantu si mungil untuk berbindah ke sebuah kursi roda yang sudah disiapkan, sembari telaten Jeno sangat hati-hati meletakkan tubuh Jaemin diatas kursi roda selayaknya sebuah kaca rapuh yang mudah pecah.

"Permisi dokter Kang, sebenarnya ada apa tadi ramai-ramai?" tanya Jeno kepada salah satu seorang dokter yang bertugas.

"Tadi entah karena apa Nyonya Park Chenle tiba-tiba pingsan dokter Lee,"

//BLAMM,

Sepasang sejoli baru tersebut sontak terkejut mendengar penuturan dokter jaga barusan, Park Chenle sedang pingsan karena sesuatu hal, sontak membuat Jeno dan Jaemin khawatir mengingat kondisi tubuh Chenle yang memang sedang tidak baik-baik saja.

"Dokter Lee bisakah kau melihat keadaan kakak iparku, aku khawatir dengan Chenle," risau Jaemin sembari meminta Jeno memeriksa keadaan Chenle.

Jeno langsung mengangguk, dan sedikit jongkok mencoba menyamakan posisinya dengan tinggi kursi roda Jaemin.

DIKTAT TERAKHIR - CHENJI 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang