Summary
Merelakan bagian tubuh kita yang berharga untuk mengupayakan agar orang yang kita cinta bisa terus bertahan menghirup udara segar didunia ini.
Tapi bagaimana jika nyatanya malah justru terkesan tak berarti bagi orang yang ditolong, sedangkan makhluk kecil ini bahkan rela membahayakan dirinya sendiri demi menolong orang yang dicintainya itu.
Jisung membenci Chenle, tetapi justru Chenle malah rela mendonorkan ginjal sebelahnya untuk Jisung.
"Jangan pernah mengatakan cinta kepadaku Zhong, karena jujur aku sangat jijik mendengar cintamu," Park Jisung.
"Biarlah jika kau membenciku, tapi setidaknya bagian tubuhku sudah menyatu dengan jiwamu, walau kita akan berakhir didalam beda dimensi kehidupan nantinya, setidaknya aku masih bisa merasakan cintamu untukku dikemudian hari Jisung-ah," Zhong Chenle.
.
.
Pernahkah kalian merasakan bagaimana sakitnya ditinggal orang yang kita cinta?
Terikat pada sebuah tali tampar besar dalam sebuah hubungan, nyatanya masih sepenuhnya belum membuat si mungil Chenle merasa bahagia.
Justru berulang kali Chenle sakit karena sebuah tali tampar besar tersebut, dan berulang kali juga Chenle tersungkur oleh cintanya sendiri.
Akan tetapi mengapa Chenle dengan bodohnya masih terus ingin bersama?
Cinta?
Sebegitu dalamkah cinta Chenle untuk suaminya, hingga ia melupakan sejuta rasa sakit yang pernah suaminya torehkan untuknya.
Jika memang seperti itu, Chenle adalah definisi pasangan jenius.
Bukankah sudah banyak para petuah mengatakan, bahwa seseorang yang setia adalah definisi manusia yang cerdas sesungguhnya.
Anak sebatang kara itu benar-benar kuat, langkah semunya didunia mampu ia terjang walau berapa kali badai terus menerjangnya.
.
//TITT..
//TITT..
//TITT..
Sekali lagi suara alat kesehatan pedeteksi jantung kembali berbunyi, menandakan bahwa sekarang Chenle sedang dirumah sakit.
Setelah ia pingsan akibat insiden menyakitkan tadi, Jisung langsung membawa istrinya kerumah sakit.
"Jisung-ah, kondisi Chenle semakin lama semakin memburuk, tekanan darahnya juga menurun drastis," tutur Jeno sekaligus dokter pribadi sang istri tersebut.
Jisung benar-benar merasa sangat bersalah kepada Chenle, berulang kali juga Jisung nampak linglung setiap kali Jeno menerangkan kondisi Chenle yang semakin hari kian memburuk.
"Tuhan apakah ini hukumanmu terhadap diriku," tutur batin Jisung terus menerus.
Seperti inikah karma?
Serasa menyakitkan dalam perasaan luka dan dilema, menjelma seketika dari tawa menjadi duka.
Dasar laki-laki bodoh, mengapa Jisung baru menyadari sekarang?
.
Semua keluarga Jung nampak bingung dengan tingkah sang Nyonya Jung, siapa lagi kalau bukan Jung Taeyong.
"Hiks Lichen maafkan Eomma nak," tutur Taeyong yang terus menangis diluar kamar rawat inap Chenle.
Jaehyun sebelumnya tak percaya dengan apa yang dimaksud Taeyong istrinya, akan tetapi bukti dengan jelas menampakkan kebenaran, mustahil lagi bagi Jaehyun kembali tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKTAT TERAKHIR - CHENJI 🔞
Romance"Biarkan rasa dan ragaku mengikis seiring berjalannya masa, asalkan satu jangan cegah aku untuk terus mencintaimu, karena separuh ragaku sudah bertaut indah didalam jiwamu," Park Chenle. "Mengapa kau tak memberitahuku bahwa selama ini kau orang yang...