02 - 'Rumor'

1.4K 61 0
                                    


"Kau tertimpa suatu masalah?", suara yang familiar membuat Ten menoleh dan sebuah tangan melingkar di bahunya.

"Tidak, aku baik-baik saja", ucap Ten kepada Hendery yang sekarang berjalan bersama-sama karena kelas mereka akan dimulai dalam 10 menit.

"Omong kosong. Tubuhmu terlihat sangat lesu. Cepat ceritakan ada apa." Mata coklat gelap Hendery tertuju pada Ten dengan rasa ingin tahu yang cukup tinggi.

Ten mengangkat bahunya dan menghela napas dengan panjang. "Aku tidak memiliki uang. Dan yang paling utama, mereka akan mencabut beasiswaku jika aku tidak meningkatkan nilai 3 kelas berbeda."

Hendery mengerutkan keningnya. "Ku kira kau sudah berbicara dengan para dewan petinggi itu dan menjelaskan tentang situasimu sekarang."

Ten mengeluarkan napasnya dengan berat sambil menyisir rambutnya dengan tangan. "Sudah, para petinggi itu memintaku menaikkan nilai terutama pada kelas ini, jika nilaiku pada kelas ini membaik, maka beasiswaku tidak akan dicabut."

Hendery meringis. "Huh, si Professor Suh. Ku rasa akan cukup sulit."

"Ya", ucap Ten dengan nada sedih.

Professor muda di universitas ini, Johnny Suh mendapat julukan "Professor Bajingan" karena suatu hal. Strict and harsh. Ia juga menetapkan standar yang sangat tinggi kepada para mahasiswanya dan sangat membenci bagi mereka yang gagal mencapainya. Dan ia sangat tidak mentolerir mahasiswa yang 'malas'. Dan karena Ten yang sudah sangat sering tidak mengikuti kelasnya dan terlambat atau bahkan tidak mengerjakan tugas yang diberikan karena ia tidak memiliki waktu yang cukup. Ten sudah pasti masuk ke dalam salah satu dari banyaknya mahasiswa yang tidak disukai oleh Professor Suh. Orang ini memberikan tuntutan yang tidak masuk akal dalam kelasnya tapi tetap saja di mata para dewan petinggi itu Professor Suh adalah seseorang yang sangat kompeten dan sangat dihormati bahkan disegani. Ten sendiri mengakui bahwa pria itu cukup cerdas. Ralat, sangat cerdas. Tapi tetap saja karena kecerdasannya yang terlalu berlebih membuat pria itu menjadi seorang bajingan bagi para mahasiswanya.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?", tanya Hendery dengan wajah prihatinnya.

"No idea." Ten berjalan ke tempat duduk mereka yang berada di kursi paling depan. Professor Suh memerintahkan Ten dan Hendery untuk duduk disana sepanjang kelas karena mereka ketahuan berbicara saat kelas sedang berlangsung.

Ten duduk dan menghela kembali napasnya. "Aku harap aku bisa membantumu, Ten", ucap Hendery lalu duduk tepat di kursi samping Ten. "Tapi kau sendiri tahu, aku juga membutuhkan uang."

Ten mengangguk. Ia sendiri mengerti bahwa Hendery sekarang tinggal dengan neneknya dan selalu membantu pekerjaan neneknya. Sedangkan orangtuanya tinggal di negara lain sehingga mereka sama sekali tidak membantu Hendery.

"Bagaimana dengan bibimu?", tanya Hendery. "Aku rasa dia selalu membantumu saat kondisimu sedang sulit."

Ten berhenti sejenak dan menatap Hendery. "She died last year, Hen. I already told you that."

Wajah Hendery dengan cepat memerah. "Shit! Maafkan aku, aku tidak tahu bagaimana aku —"

Ten menggelengkan kepalanya. "Tak apa, lupakan itu." Ten tahu bukannya Hendery tidak peduli. Namun ia adalah seorang yang selalu tersenyum, ramah, dan tentu saja memiliki banyak teman.

"Bagaimana dengan sepupumu — Tiara?", wajah Hendery kembali bersemangat. "See? Aku tidak sepenuhnya lupa! Aku ingat dia!"

Mendengar itu membuat Ten tertawa, "Kau benar-benar lupa. Tiara baru saja keluar dari penjara dan harus mulai mengatur hidupnya agar kembali seperti semula. Tentu saja aku tidak ingin membebankan masalahku kepadanya. Sudahlah, lagipula untuk sekarang aku tidak memerlukan bantuan secara finansial. Aku sekarang lebih pusing memikirkan tentang Professor Suh. Jika aku tidak mendapatkan nilai bagus, maka beasiswaku akan dicabut dan aku pasti tidak dapat melanjutkan kuliah." Bohong bagi Ten jika ia tidak memikirkan uang, tapi ia juga berfikir apakah lebih baik jika dirinya berhenti kuliah dan fokus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan kedua adiknya. Tapi tentu saja lulusan dengan gelar sarjana akan memiliki pekerjaan yang lebih baik dan memiliki pendapatan yang berada di atas rata-rata.

Your Body is Intoxicating Potion - JohnTen [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang