12 - Johnny, please [21+]

756 27 0
                                    


[WARNING 21+]

MIX IND-ENG

Mohon bijak dalam membaca.

Ten menghabiskan beberapa jam dengan bermain bersama Kelly dan Nelly seusai makan malam.

Ketika Kelly dan Nelly akhirnya kelelahan dan tertidur. Ten memutuskan untuk kembali ke kamar tidurnya. Bukan. Kamar tidur mereka.

Dan saat Ten memasuki kamar itu sama sekali tidak ada tanda-tanda kehadiran orang lain selain dirinya.

Tidak yakin apakah dirinya merasa lega atau kecewa karena tidak ada 'orang' itu di sana, Ten mengambil pakaiannya yang bersih dan menikmati mandi, sampai-sampai ia sendiri tidak sadar bahwa dirinya berada di dalam kamar mandi dalam waktu yang cukup lama.

Ten berdiri tepat di atas pancuran air yang mengalir, sembari menutup matanya ia membiarkan air itu mengalir di atas tubuhnya yang telanjang. Lalu terbesit pemikiran bahwa dirinya akan berbagi tempat tidur dengan Professor Suh sepanjang malam. Ya, sepanjang malam.

Ten membuka matanya dan menyadari bahwa kejantanannya sudah cukup tegak dan menghembuskan napasnya dengan kasar. Ini semua sangat membingungkan. Bagaimana mungkin kejantanannya bereaksi terhadap seorang pria? Apalagi pria itu adalah Johnny Suh. Tentu saja Ten sangat yakin bahwa dirinya tidak bersemangat untuk berbagi tempat tidur dengan Professor Suh. Tapi apakah itu benar?

Ten memukul dinding kamar mandi itu dengan cukup keras sampai membuat kepalan tangannya menjadi cukup merah. Setelah itu ia menyetel agar air di kamar mandi itu menjadi cukup dingin dan membiarkan air dingin itu membasuh seluruh tubuhnya, membuat kejantanannya kembali ke posisi semula.

Merasa kesal dengan tubuhnya yang bahkan tidak bisa ia kontrol, Ten segera mengeringkan tubuhnya, mengenakan pakaian bersih yang sudah ia bawa sebelumnya, dan melangkah kembali menuju ke tempat tidur.

Dengan pemikiran bahwa Professor Suh masih berada di tempat lain membuat Ten merasa tenang. Namun saat ia melihat ke arah balkon, Ten melihat sosok tinggi yang sedang berdiri di sana.

Dengan perlahan Ten berjalan menuju pintu ke bagian balkon setelah itu membuka pintu itu, dan melangkah keluar. Udara dingin pada malam itu langsung memasuki tubuh Ten, spontan Ten melingkarkan lengannya di sekitar tubuhnya untuk tetap hangat.

Sedangkan Professor Suh sama sekali tidak menoleh saat Ten menghampirinya karena sedang menikmati rokoknya dan pemandangan pada malam hari dari mansion itu,

Ten bersandar pada pagar balkon dan menoleh ke arah Professor Suh, angin malam membuat rambut Professor Suh berantakan, terlihat sangat seksi.

"Jangan menatapku seperti itu." kata Professor Suh masih tanpa menoleh ke arah Ten.

Ten melepaskan pandangannya dari Professor Suh dan mengalihkannya kepada pemandangan malam hari yang cukup indah yang sekarang terpampang di depan matanya. "Beliau benar-benar sakit."

Ten menyadari bahwa tubuh pria yang berada di sampingnya sedikit menegang. "Ya." kata Professor Suh masih dengan nada yang sama. "Pria tua itu sedang sekarat."

Ten tidak bisa mengatakan dirinya terkejut, karena apa yang dikatakan oleh Professor Suh benar, ayahnya sedang sekarat. Beliau benar-benar sakit.

"Maafkan aku."

Sambil mengangkat bahunya, Professor Suh menghisap kembali rokoknya. "Aku tidak merasa harus bersedih karena tidak ada sedikitpun rasa sayang."

Ten menjatuhkan pandangannya kepada bulan yang mengintip di belakang awan. "Ketika orang tuaku meninggal, mereka meninggalkan hutang yang sangat besar. Satu-satunya rumah yang harus di jual untuk melunasi hutang-hutang itu." Ten berhenti sejenak dan menoleh ke arah Professor Suh yang sekarang juga menatapnya. "Jangan mengasihaniku." kata Ten lagi.

Your Body is Intoxicating Potion - JohnTen [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang