19 - Yes

211 26 14
                                    

"Jadi?" Tanya Hendery saat Ten duduk di sampingnya untuk beberapa jam kedepan.

Ten yang baru saja duduk langsung menatap Hendery. "Apa?"

"Apakah kau—kau melakukan 'itu' lagi?" Rasa ingin tahu terdengar jelas dalam suara Hendery. Ten mengangguk. "Ya. Seperti yang kau pikirkan sekarang. Aku berhubungan dengannya lagi."

"Jadi bagaimana sekarang? Kau sudah mengakhiri hubungan itu?"

Ten berkata dengan tidak yakin. "Tentu saja sudah."

Dan kemudian Professor Suh memasuki kelas. Seperti biasa, suasana kelas langsung menjadi tegang dan hening seketika. Professor Suh terlihat berjalan menuju mejanya, mengenakan setelan gelap yang membungkus ototnya. Rahangnya yang tegas sudah terlihat tercukur bersih tidak seperti tadi pagi—

"Ya, pasti kau sudah mengakhiri hubungan itu dengannya." Gumam Hendery dengan nada sarkasnya.

Wajah Ten sedikit memerah karena malu lalu mengalihkan pandangannya. "Sudah."

"Ya ya ya, tapi pertama lap dulu air liur mu. Serius Ten, kau benar-benar membuatku takut. Yang kau dambakan adalah Professor Suh. Pria itu adalah seorang bajingan yang tidak memiliki rasa humor, tidak mempunyai hati, dan ia bahkan tidak terlihat tampan jika dibandingkan dengan kepribadiannya."

"Ia tampan." Gumam Ten.

"Tidak. Baiklah, ia memiliki tubuh yang bagus dan kepercayaan diri yang tinggi. Tapi hidungnya terlalu besar, satu lagi matanya sangat kejam." Hendery menyeringai. "Kurasa kecuali kau tertarik dengan wajah seperti itu."

Ten memutar matanya dan secara tidak sengaja bertatapan dengan Professor Suh. Pada detik itu juga tiba-tiba Ten bisa merasakan rasa panas pada tanda yang ditinggalkan pria itu di balik turtlenecknya, rasa sakit atas memar di atas pahanya, dan rasa sakit pada bagian pantatnya.

Professor Suh langsung berpaling dan berdehem, membersihkan tenggorokannya.

•••

"Lihat, pria itu datang untuk menjemput Jessi lagi." Kata Hendery sambil tetap menatap ke arah pria yang sedang berada di tempat parkir. "Ten kau coba perhatikan, bukan hanya aku saja yang menatap pria itu."

Ten mengikuti arah pandang Hendery. Ternyata benar di bagian tempat parkir, seorang pria tampak sedang bersandar di mobil Lexus berwarna putih miliknya. Dan ya, ia sudah pasti menarik perhatian. Tapi pria itu tidak peduli tentang sekitarnya dan bahkan terlihat bosan sambil sesekali melirik arlojinya.

"Sial, ia sangat menawan." Kata Hendery. Ten menatap pria itu dengan saksama. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa memang benar bahwa pria itu sangat tampan, dengan postur tubuh yang tinggi, dan berambut gelap. Melihat itu membuat Ten bisa mengerti bagaimana seorang Hendery bisa tertarik padanya, meskipun pria itu tampak berlawanan dengan Hendery yang sangat rapi. "Aku tidak tahu bagaimana harus menilai pria itu."

Mendengar itu membuat Hendery sedikit terkekeh. "Trust me, guys like that are usually the best in bed, kinky, and intense." Lalu Hendery menghela napasnya. "Damn, why are all the hot guys are straight? It's so fucking unfair."

Ten mendengus dan menepuk pelan bahu Hendery sembari mereka berjalan melewati pria itu. "Kau harus bersyukur, setidaknya kau akan melihatnya telanjang akhir pekan ini." Sedangkan Hendery hanya meringis membayangkan hal itu. "Seperti anak kecil yang melihat toko permen."

Ten membuka mulutnya untuk berbicara tapi ia langsung menutupnya kembali ketika Mercedes berwarna hitam yang cukup akrab berhenti di depan mereka.

Pintu pengemudi terbuka, terlihat Professor Suh keluar dari dalam sana.

Your Body is Intoxicating Potion - JohnTen [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang