17 - Sial

257 26 0
                                    


Ten sedang berjalan sembari bersenandung karena tempat tujuannya adalah kelas terakhir pada hari itu. Saat ia mulai berjalan menuju lorong kelas ia melihat Professor Suh yang juga berjalan tapi ke arah lain.

Ten mempercepat langkahnya dan menundukkan kepalanya, beranggap seperti dirinya tidak melihat Professor Suh yang berjalan, sangat berusaha mengabaikan pria itu.

Tetapi saat mereka berpapasan, Professor Suh tidak mengabaikan Ten, pria itu menarik lengan Ten dan membuat Ten terpaksa untuk menatapnya. "Saya ingin bicara, Tuan Lee."

Ten membasahi bibirnya yang terasa kering, jantungnya berdetak dengan sangat cepat saat pandangannya bertemu dengan pandangan Professor Suh. "Saya kira kita tidak lagi memiliki sesuatu untuk dibicarakan Professor."

Genggaman pada lengan Ten mulai dipererat. Cukup untuk membuat Ten merasa sedikit sakit. "Saya ingin berbicara."

Ten melirik sekeliling koridor yang dilalui oleh beberapa mahasiswa yang menatap ke arahnya dengan aneh dan prihatin. "Lepaskan saya Professor. Anda menarik perhatian sekitar."

Professor Suh melepaskan tangan Ten dan berkata dengan nada yang terdengar kesal. "Ikuti saya, Tuan Lee."

"Saya harus menghadiri kelas yang akan dimulai dalam beberapa menit, Professor."

"Saya akan menulis surat keterlambatan untukmu." Professor Suh menatap Ten sebelum berjalan pergi dari koridor itu.

"Itu penyalahgunaan kekuasaan yang anda miliki Prof." Gerutu Ten saat mengikuti Professor Suh menuju ruang kelas yang selalu kosong dan berada di ujung aula.

Setelah Ten memasuki ruang kelas itu dan menutup pintu, ia berbalik badan. "Apa lagi yang—"

Belum sempat Ten menyelesaikan perkataannya Professor Suh langsung menarik dan mendorong tubuh Ten ke dinding, memegang kedua pergelangan Ten, lalu menciumnya dengan rasa lapar.

Sial. Hal seperti ini terjadi lagi. Pikiran Ten menyuruhnya untuk mendorong pria ini agar menjauh, tapi tubuhnya berkata lain, tubuhnya terasa sangat panas.

Tidak ada kehalusan dalam ciuman itu, yang Ten rasakan hanyalah ciuman yang dalam dan penuh hasrat. Professor Suh memperpendek jarak di antara mereka dan menekan tubuh Ten, seolah-olah pria itu mencoba untuk merasakan seluruh tubuh Ten.

Ten terlihat kacau dengan wajah memerah dan bibir yang bengkak ketika ciuman itu berakhir.

Sedangkan Professor Suh mengubur wajahnya di sisi leher Ten, bernapas dalam-dalam, Ten dapat merasakan tubuh pria ini sangat tegang. "Aku ingin bercinta denganmu." Setelah itu, Professor Suh menghisap sisi leher Ten, tangannya meremas pantat Ten, dan mendorong kejantanan mereka yang masih terbungkus pakaian agar saling merasakan satu sama lain. Tangan Professor Suh menggerakkan kejantanannya bersama dengan milik Ten ke arah atas dan bawah. Membuat Ten mengeluarkan desahan.

"Lee, aku benar-benar harus bercinta denganmu lagi."

Ten menutup matanya, sensasi yang ia rasakan ini benar-benar tidak tertandingi, mulut Professor Suh di lehernya, tangan yang sedang menggerakkan kejantanan benar-benar membuat Ten hampir kehilangan akalnya. Tangan Professor Suh mulai bergerak dengan lebih cepat membuat tubuh Ten mulai gemetar sampai—

"Kenapa Ten ada di ruangan ini—oh?"

Ten membeku. Professor Suh juga terdiam tapi bibirnya masih berada di leher Ten. Sedangakan tangannya tidak berhenti bergerak.

Mereka berdua menoleh ke asal suara itu.

Di pintu yang setengah terbuka itu terlihat Hendery menatapnya dengan pandangan seolah-olah ia tidak percaya terhadap apa yang sekarang berada di depan matanya dan tidak lupa dengan mulut menganga.

Your Body is Intoxicating Potion - JohnTen [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang