05 - Kesepakatan

1K 40 0
                                    


"$3000 per bulan", kata Ten.

Jika ia akan menjual harga dirinya, sudah pasti ia tidak akan menjualnya dengan harga yang murah. Professor Suh juga belum menikah, ia memiliki pekerjaan yang stabil, menerbitkan beberapa artikel ilmiah, tentu saja $3000 bukanlah apa-apa baginya.

Professor Suh mendengus. "Kau tidak bisa serius, aku bisa menyewa 50 orang pelacur untuk uang sebesar itu."

"Aku sudah tahu jika kau pasti bisa membeli banyak pelacur. Tapi akulah yang kau inginkan. Dan aku bukanlah seorang pelacur." Ten menekankan kata pelacur agar pria didepannya ini menyadari bahwa dirinya tidak semurahan itu.

"Kau bisa saja menipuku."

Ten mengabaikan ucapan Professor Suh dan berkata dengan sangat lembut. "It's not like you can't afford it. $3000 for fucking my mouth any time you want."

Raut wajah Professor Suh sangat sulit ditebak. Tetapi Ten dapat melihat rasa lapar dari pandangan matanya kepada dirinya, yang cukup membuat tubuh Ten merasa aneh. Ia adalah pria straight. Tapi ia cukup merasa tersanjung karena pria ini, pria yang paling disegani, ditakuti, dan dihormati oleh semua orang mengingkannya. Mengingkan mulutnya.

"Kapan saja aku mau?", Professor Suh menaikkan salah satu alisnya. Dan Ten mengangguk.

Ten berfikir tidak mungkin Professor Suh akan sering memintanya untuk melakukan 'hal' itu. Perkiraan Ten mungkin hanya sekitar 10 kali dalam 1 bulan. Dan setelah itu ia akan mendapatkan $3000. Tentu saja ia juga akan langsung keluar dari salah satu pekerjaannya dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan kedua gadis mungilnya.

Itu akan sangat menguntungkan bagi Ten.

"Baiklah", ucap Professor Suh, lalu melepaskan cengkramannya pada leher Ten, seketika itu juga Ten langsung terbatuk-batuk dan ternyata cengkraman itu meninggalkan bekas kemerahan pada leher Ten.

Professor Suh melihat bekas kemerahan itu lalu kembali duduk di kursi belakang meja besarnya. "Kemarilah."

Ten berjalan ke samping Professor Suh dan berlutut. Ia sudah bisa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sedangkan Professor Suh menatap Ten dengan sedikit kikuk. "Kenapa kau berlutut?"

"Huh? Bukannya kau menuyuruhku mendekatimu untuk —"

Professor Suh menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Berdirilah, lalu ambil kursi itu." Pria itu menunjuk ke arah kursi yang berada di belakang Ten.

Ten segera berdiri dan mengambil kursi itu. "Bawa kursi itu kesini dan duduklah." Setelah Ten duduk di dekat Professor Suh, pria itu mengambil sebuah salep dari dalam laci mejanya lalu mulai membuka tutup salep itu.

"Apa yang kau lakukan?", tanya Ten dengan terkejut dan spontan memundurkan kursi yang ia duduki.

"Mendekatlah, aku tidak akan memakanmu, bodoh." Mendengar itu membuat wajah Ten memerah tapi ia tetap menuruti perintah dari Professor Suh.

Professor Suh memegang dagu Ten dan mendongakannya sedikit. Lalu ia mulai mengoleskan salep ke bagian leher Ten. "Aduh—", Ten tanpa sadar meringis menahan perih saat Professor Suh mulai mengoleskan cairan itu pada leher Ten.

"Maafkan aku." ucap Professor Suh dengan sangat pelan. Ten hampir tidak dapat mendengar itu jika ia tidak sedang fokus.

Hah? Maaf? 

"Aku tidak dapat menahan amarahku saat kau berbicara seperti itu, tapi aku tidak berniat melukaimu." Kali ini Professor Suh mengatakan dengan nada suara yang jelas. Cukup jelas sampai Ten tidak dapat menutupi wajah merona dan terkejutnya. Seorang Professor Suh. Johnny Suh meminta maaf. Ini adalah sebuah hal yang sangat sangat sangat hampir tidak mungkin terjadi. Tapi Ten mendengar permintaan maaf itu.

Your Body is Intoxicating Potion - JohnTen [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang