11 - Makan Malam

322 29 1
                                    


Makan malam itu terasa sangat-sangat canggung. Menurut Ten ini adalah sebuah gambaran keluarga kaya yang sangat valid.

Dalam waktu 10 menit berada di sana, Ten sudah berkali-kali melirik ke arah jam antik yang menggantung dengan indah di ruangan makan itu.

Suasana di ruangan makan ini sangat tidak nyaman, tidak ada sedikitpun kehangatan dalam keluarga ini. Ten juga belum pernah melihat ataupun mengalami perasaan seperti sekarang, para anggota keluarga masing-masing menunjukkan sikap pasif tetapi juga agresif saat mereka mulai membuka mulutnya.

Bagian menurut Ten yang lebih menyesakkan dada adalah saat para anggota keluarga yang berkumpul sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata apapun. Semuanya terlihat menggunakan topeng, hanya sebuah senyum hambar yang terpapar di wajah mereka dan manner yang terlihat sudah di latih seperti robot. Charles, suami Grace adalah satu-satunya yang tampak berjuang untuk menyembunyikan rasa tidak sukanya terhadap adik iparnya sendiri.

Sedangkan Professor Suh sendiri tidak terlalu memperhatikan Charles. Setiap ucapan yang keluar dari mulutnya adalah sebuah bantahan atau bisa di bilang untuk memotong perkataan ayahnya. Professor Suh yang terkenal dengan kekejamannya saat mengajar sewaktu kelas tidak ada apa-apanya dibandingkan sikap nya saat ini.

Ten akan benar-benar merasa kasihan kepada Jeremy Suh andaikan pria tua itu tidak terlalu buruk. Tapi tentu saja tidak. Pria tua itu cukup buruk karena dalam sepuluh menit pertama, Jeremy telah berhasil menghina segala sesuatu tentang putranya. Mulai dari kecerdasannya hinggal seksualitasnya. Dan Ten sendiri dapat merasa jika nadanya penuh dengan cemoohan dan penghinaan kepada Professor Suh.

Ten mulai mengerti mengapa Professor Suh meninggalkan rumahnya dan belum kembali dalam 10 tahun terakhir. Ia juga mengerti tentang sifat Professor Suh yang cukup gila kontrol. Ini semua disebabkan karena kepribadian dari ayahnya sendiri sangat jauh lebih mendominasi sehingga secara tidak langsung bagian dalam dirinya juga mengembangkan hal yang sama sebagai mekanisme pertahanannya.

"Apakah mereka menyadari bahwa mereka benar-benar mirip baik dari fisik maupun pola pikir?", gumam Ten pada Grace, memastikan bahwa Professor Suh yang duduk di sisi lain tidak dapat mendengar ucapannya.

Grace menghembuskan napasnya dengan berat. "Menurutku itu juga merupakan salah satu faktor mengapa mereka saling membenci." gumam Grace. "Meskipun aku yakin, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka saling peduli terhadap satu sama lain."

Ten melihat kembali ke arah ayah dan anak itu yang saling menatap seperti mengeluarkan laser di mata mereka dan memberikan tatapan skeptis.

Grace tersenyum dengan hambar. "Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi ayah sangat peduli dengan Johnny." Matanya menatap dengan jauh. Mengingat kembali kenangan yang pernah terjadi. "Saat kami masih kecil. Ayah sangat bangga kepadanya. Dan aku sangat iri kepada Johnny. Lalu, hal-hal menjadi sangat sulit ketika ayah tahu tentang seksualitas Johnny, meskipun begitu aku yakin ia masih sangat peduli dengan Johnny. Jika ayah tidak peduli, ia sudah mendepak Johnny dari rumah ini dan mengeluarkan namanya dari dalam surat warisan." Melirik ke arah suaminya, Grace menurunkan volume suaranya. "Charles benar-benar marah dan merasa tidak adil saat mengetahui hal itu. Ia telah bekerja di perusahaan keluarga selama bertahun-tahun dan berpikir bahwa dirinya lah yang layak untuk mewarisi aset tersebut."

"Ah", kata Ten. Itu menjelaskan mengapa Charles terlihat tidak suka kepada Professor Suh.

Berbicara tentang Charles, tak lama ia berpaling kepada Ten dan bertanya. "Jadi, apakah kau bekerja? Atau apakah adik iparku membayar seluruh kebutuhanmu karena kau membukakan kakimu untuknya?"

Dengan cepat keheningan mulai menyebar ke seluruh ruangan itu dan membuat wajah Ten memerah. Ia tidak percaya bahwa Charles akan menanyakan hal itu. Dan dilihat dari ekspresi tidak nyaman yang tertera pada wajah Charles menunjukkan bahwa ia sendiri tidak percaya bahwa ia menanyakan hal itu. Tapi dalam waktu singkat Charles berhasil mengatur rahangnya, membuatnya tampak keras kepala dan bertekad. Ia mungkin menyesal menanyakan hal itu, tapi sudah pasti bahwa ia tidak bisa menarik ucapannya lagi.

Ten menggigit bibirnya, tidak yakin harus menjawab apa. Pertanyaan Charles terlalu tajam. Tentu saja seharusnya tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana sifat hubungannya dengan Professor Suh. Namun itulah yang membuat Ten merasa malu dan terhina.

Bukan berarti Ten telah berdamai dengan dirinya sendiri. Tapi itu membuatnya merasa seperti seorang — pelacur. Ini konyol. Tapi itu adalah pertama kalinya ia benar-benar merasakannya. Ten tidak merasa seperti pelacur ketika ia menghisap kejantanan Professor Suh demi uang dan nilai.

Ten benar-benar merasa harga dirinya sudah tidak ada saat ia duduk di ruang makan mewah dengan orang-orang ini.

"Minta maaf." Suara Professor Suh terdengar sangat tenang namun tegas, cukup untuk membuat semua orang di ruangan itu memperhatikan dirinya.

Charles memelototi Professor Suh. "Mengapa aku harus meminta maaf? Kita semua bisa tahu bahwa ia miskin dan ia bercinta denganmu karena —"

"Kau, minta maaf." Kata Professor Suh lagi, tapi kali ini dengan nada yang lebih lembut. "Charles, tolonglah", kata Grace dengan canggung. " Yang kau ucapkan sangat tifak beralasan untuk—"

"Minta maaf." Kata Professor Suh lagi.

Sedangkan Jeremy Suh sedang menyaksikan pertengkaran antara putra dengan menantunya seperti sebuah elang.

"Tidak apa-apa." Kata Ten dengan cepat, ia tidak ingin berada dalam situasi seperti ini.

Professor Suh mengabaikan ucapan Ten dan masih terus menatap Charles dengan dingin yang tampak semakin tidak nyaman. "Ia akan meminta maaf atau kita akan pergi dari sini."

Ten pikir itu adalah sebuah ancaman yang cukup aneh, karena sudah jelas Charles akan merasa sangat senang jika mereka pergi, tetapi Jeremy Suh mengerutkan keningnya. "Cepat minta maaf, nak. Tidak boleh ada yang menghina tamuku."

'Kecuali kau', batin Ten meneruskan ucapan Jeremy Suh dari dalam dirinya.

Charles berkata dengan kaku. "Maafkan aku jika aku menyinggung siapapun, aku tidak berniat seperti itu."

Professor Suh tidak terlihat puas dengan permintaan maaf Charles, tubuhnya terasa tegang dan matanya menyipit.

"Jika anda ingin tahu." Kata Ten kepada Charles. "Saya adalah seorang mahasiswa dan saya juga bekerja paruh waktu sebagai pelayan. Yang anda katakan benar adanya, Johnny membantu saya untuk membayar sebagian besar tagihan dan kebutuhan saya. Saya tidak malu akan hal itu. Saya merasa beruntung memiliki pasangan yang sangat mendukung saya dan sangat dapat saya andalkan." Ten menatap mata Charles. "Dan untuk pertanyaan kedua tentang 'apakah saya membuka kaki saya untuk Johnny' itu jelas tidak ada hubungannya dengan anda." Ten mengangkat alisnya. "Saya juga tidak yakin mengapa anda yang bermartabat bertanya seperti itu pada saya. Kecuali anda iri kepada saya dan berniat untuk menjatuhkan Johnny."

Ten tetap mempertahakan senyumnya meskipun wajah Charles terlihat memerah. Ten bahkan merasa bahwa dirinya tidak keberatan dengan suasana yang canggung dan keheningan ini. Lalu, ia mengangkat alat makannya dan mulai menikmati makan malam itu lagi, berusaha mengabaikan semua mata yang tertuju pada dirinya.

Dan Ten juga dapat merasakan tatapan Professor Suh menembus dirinya.

Tapi ia tetap tidak menoleh, ia hanya ingin menghabiskan makan malam ini lalu segera menjauh dari orang-orang ini.

Your Body is Intoxicating Potion - JohnTen [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang