08 - Tidak Sepenuhnya Bodoh

590 32 1
                                    

"Tapi kemana kita akan pergi?" Kelly bertanya sambil menarik tangan Ten.

"Siapa yang akan datang dan menjemput kita, Ten?" tanya Nelly sambil melompat dengan penuh semangat dan menarik tangan Ten.

Ten melihat wajah kedua adiknya yang terlihat sangat bersemangat dan bahagia. Ini adalah ide yang sangat buruk. Kenapa aku harus menyetujui keinginan Professor Suh? Memang penyesalan selalu datang di belakang.

"Seorang teman." Ten menjawab pertanyaan Nelly dan tidak menjawab pertanyaan Kelly karena ia sendiri tidak tahu akan pergi kemana. Tapi yang pasti akan mengunjungi ayah Professor Suh. Dari panggilan telepon yang Ten dengar, ia yakin bahwa hubungan Professor Suh dengan ayahnya tidak begitu baik jadi sudah pasti kedatangan Professor Suh kali ini apalagi sambil membawa dirinya dan kedua adiknya akan menimbulkan suatu masalah baru.

Membawa Kelly dan Nelly kedalam masalah yang akan segera dihadapi sebenarnya bukanlah ide yang bagus. Tapi disisi lain, uang sebanyak $3000. Ten membutuhkan uang itu untuk upah Nyonya Maxbell selama beberapa bulan.

"Apakah itu dia? Apakah itu temanmu?", Nelly terlihat makin bersemangat saat ia menunjuk Mercedes hitam yang berhenti tepat di depan gedung.

"Mungkin." Jawab Ten. "Ayo." Ten mengambil koper mereka dan meraih tangan Nelly dengan tangannya yang lain sedangkan Kelly memegang tangan Nelly.

Pintu Mercedes itu terbuka saat Ten dan kedua adiknya berhenti di samping mobil itu.

Ten cukup terkejut saat melihat bahwa Professor Suh sudah memasang kursi pengaman bagi anak-anak.

"Hey." Kata Ten kepada Professor Suh dengan canggung dan sedikit khawatir karena seharusnya Professor Suh tidak perlu bertemu apalagi berkenalan dengan kedua adiknya. "Kelly. Nelly. Ayo sapa Tuan Suh."

"Halo, Tuan Suh." kata Kelly dan Nelly bersamaan dan Ten tentu saja merasa bangga karena berhasil membuat kedua adiknya tidak malu untuk menyapa orang yang baru mereka kenal dengan suara yang lantang dan tersenyum. Persis seperti malaikat kecil yang cantik. Siapa saja seharusnya akan tersenyum melihat mereka berdua.

Tapi rupanya, hal itu tidak berlaku untuk seorang Johnny Suh. Ia melihat kearah Kelly dan Nelly seolah mereka adalah sebuah spesies langka dari planet lain sebelum mengangguk samar ke arah mereka dan kemabali memfokuskan perhatiannya kepada Ten. "Kau bawa mereka untuk duduk di kursi belakang. Aku akan membantu meletakkan kopermu ke dalam bagasi."

Ten mendengus mendengar itu dan membuatnya bertanya-tanya siapa yang telah membuat Professor Suh menjadi seorang pria aneh yang gila kontrol.

Professor Suh sudah kembali ke kursi pengemudi. Saat Ten memastikan bahwa sabuk pengaman kedua adiknya terpasang, setelah itu ia menutup pintu mobil itu dengan hati-hati lalu duduk di kursi penumpang sebelah Professor Suh.

"Sebelum kita pergi, aku ingin meluruskan sesuatu." kata Ten menurunkan volume suaranya agar para gadis mungil di belakang tidak bisa mendengar perkataannya. "Sejujurnya aku tidak tahu apapun tentang keluargamu, tapi aku harap kau tidak akan menyeret kedua adikku ke dalam masalah keluargamu. Dan satu lagi, aku tidak peduli jika keluargamu meperlakukanku dengan buruk, tapi jika keluargamu memperlakukan kedua adikku dengan buruk, kami akan langsung pergi dari tempat itu. Persetan dengan uang. Ku harap kau mengerti."

Professor Suh menatap Ten sejenak.

"Tidak akan ada yang berani memperlakukanmu atau adik-adikmu dengan buruk." katanya sebelum membungkukkan sedikit badannya, meraih dagu Ten, dan menutupi bibirnya dengan bibir Ten.

Ten mengurutkan keningnya, ini bukanlah waktu yang tepat untuk berciuman. Tetapi Professor Suh memegang dagu Ten dengan kuat. Bibir pria itu menyatu dengan bibir Ten, lidahnya mulai menjelajahi rongga dalam mulut Ten. Ten mendapati dirinya merasa kewalahan dengan ciuman itu sampai —

Your Body is Intoxicating Potion - JohnTen [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang