"Aku kira Sahae hanya menggodamu waktu International Day!" Sejeong tidak tahan untuk berseru saat Ren menceritakan masa lalunya dengan bintang sekolahnya itu.
Kini Ren dan Sejeong berada di undakan tangga tempat duduk supporter bola sekolah. Di hadapan mereka tampak lapangan sepak bola yang luas dimana beberapa kelompok siswa tengah berolahraga atau hanya bermain menghabiskan jam istirahat mereka. Sesuai janji Ren, ia ingin menceritakan hubungannya dengan anggota Sahae kepada Sejeong.
"Ya, tidak mungkin. Kalau mereka tidak mengenalku, bukannya digoda, aku pasti jadi korban Tiger Mail mereka."
Jari Sejeong terjentik. "Betul. Aku lupa."
"Ya, jangan percaya artikel-artikel itu, Sejeong. Kalau ada apa-apa bisa bertanya padaku, bukan mencari info di internet."
"Siap... aku kaget soalnya artikel itu muncul di beberapa grup sekolah." Kata Sejeong sambil mengerucutkan bibir. "Kau tahu? Akhir-akhir ini kau jadi bahan pembicaraan sekolah. Banyak yang bertanya padaku soalmu."
"Aku tahu. Itu pasti terjadi." Desah Ren melemparkan pandangan ke lapangan. Ia memperhatikan siswa-siswa dengan tidak penuh minat karena fokus dengan isi kepalanya sendiri.
"Apakah kau akan menjadi salah satu tunangan anggota Sahae, Ren?"
Pertanyaan itu keluar dari mulut Sejeong tiba-tiba. Ren segera menolehkan kepala, menatap Sejeong yang tersenyum kikuk kepadanya sambil mengangkat dua jari membentuk tanda damai ke udara.
"Yaa! Aku tidak akan bertunangan atau menikah dengan salah satu dari mereka, Sejeong!"
"Tapi katanya--"
"Tidak!" Sergah Ren memotong pembicaraan Sejeong. "Semuanya rumor, oke? Sekarang jangan dengar apa pun kecuali berita itu dari aku!"
~~~
Tiger Mail
Pemberitahuan itu muncul dalam aplikasi sekolah mereka. Ren yang membaca pemberitahuan itu hanya memutar kedua bola mata lalu menaruh ponselnya kembali ke dalam kantong jas sekolahnya. Ia tidak peduli dengan Tiger Mail yang tidak berdasar itu dan ia juga tidak akan pernah menjadi salah satu korban--karena Soonyoung tidak akan berani melakukannya. Sehingga setiap ada Tiger Mail, Ren hanya bisa bersembunyi di sudut favoritnya di perpustakaan, memperhatikan siswa melakukan segala tindak perundungan lewat jendela besar yang ada di sana.
Tidak ada yang bisa dilakukan Ren karena sekolah tiba-tiba menjadi arena permainan. Kelas pun ditiadakan dan guru-guru seakan tidak peduli.
Kedua mata Ren menajam begitu siswa berlarian di lapangan. Mereka membawa sebuah baskom besar, menyeretnya entah ke mana. Lalu sebuah kelompok siswi tertawa-tawa, memegang telur pada tangan masing-masing. Pemandangan itu memang menakutkan dan bulu kuduk Ren meremang memperhatikannya. Hampir setengah jam Ren melihat pemandangan yang sama. Semua siswa di sekolahnya terlihat excited dengan Tiger Mail dan Ren tidak menyukai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summertime [Complete]
FanfictionSetiap sekolah punya bintangnya masing-masing. Begitu pula dengan sekolah Lee Ren, perempuan berambut hitam panjang yang selalu suka berdiam di satu sisi perpustakaan sekolahnya. Lee Ren bersekolah di sebuah Sekolah Swasta Internasional sejak ia TK...