8

126 29 3
                                    

Jun

Sedang apa?

Kening Ren berkerut atas pertanyaan Jun setelah pria itu memaksa untuk menyimpan nomornya melalui pesan spam di salah satu aplikasi perpesanan. Ren yang tengah belajar, me-review pelajaran Kalkulus yang diberikan guru lesnya tadi sore, jadi terusik. Ia menimbang-nimbang, membalas pesan Jun atau tidak karena pertanyaannya tidak begitu penting seperti ingin mengajaknya basa-basi.

Jun

Ke balkon! Cepat!

Ren baru saja berniat menaruh ponselnya ke dalam nakas agar ia bisa fokus belajar tapi Jun mengirimkannya pesan yang terkesan mendesak dan memunculkan rasa penasaran. Sambil menggeram, Ren pun berjalan menuju balkon kamarnya.

Ren

Kenapa?

Jun

Ke arah rumahku!

Kedua mata Ren segera bergerak menuju rumah Jun yang berada tepat di samping rumahnya. Balkon kamar Ren sendiri berhadapan langsung dengan rumah pria itu. Ia dan Jun memang bertetangga tapi dasarnya perumahan elit, mereka hampir tidak pernah saling lihat atau bahkan saling menyapa.

"KAU LAGI APA!?"

Ren terkesiap. Jun berteriak menggunakan toa plastik berwarna merah dari jendela sebuah kamar yang terbuka lebar. Pria itu mengenakan piyama berwarna putih, melambaikan tangan pada Ren yang sudah menaruh telunjuknya ke depan bibir.

"Aku sedang belajar." Kata Ren pada layar ponselnya. Ia mengirimkan voice note kepada Jun karena tahu suaranya tidak akan sampai ke pria itu meski berteriak sekali pun.

"Oh oke! Mau belajar bareng!?" Kembali Jun berteriak menggunakan toa setelah mendengar suara Ren di ponselnya.

"T-I-D-A-K." Kata Ren tanpa suara sambil membentuk tanda X menggunakan kedua tangannya di depan dada. Ia juga menggelengkan kepala sebagai jawaban ajakan Jun yang menurutnya tidak masuk akal.

Jun lalu melambaikan tangan, menunjuk ponselnya dan memberi kode kalau ia ingin mereka berbincang lewat benda persegi itu. Karena tidak ingin membuat keributan, Ren pun menyanggupi meski ada rasa heran menyergapnya sekarang.

Ia tidak dekat dengan Jun sejak kecil bahkan ia ragu pria itu mengenalnya sebagai tetangga setelah tinggal bersebelahan sejak mereka TK.

"Sedang belajar apa, Ren?" Tanya Jun terdengar sedikit jenaka, seperti menyembunyikan tawa di seberang sana.

"Kalkulus." Jawab Ren sambil bersidekap, memandang Jun yang juga balas menatapnya di dekat daun jendela.

"Memangnya kita belajar Kalkulus!?"

"Tidak." Jawab Ren sekenanya. "Aku sudah les Kalkulus sejak 3 tahun yang lalu."

Jun menganga dan Ren bisa melihatnya dengan jelas. Reaksi Jun sama seperti reaksi Sejeong saat ia memberitahukan informasi yang sama perihal les Kalkulus yang ia ambil sebelum masuk SMA. Lesnya memang tidak cukup normal seperti anak sekolah kebanyakan, tapi Ren harus melakukannya agar bisa lolos masuk MIT atau Massachusetts Institute Of Technology di Kota Cambridge. Universitas yang diinginkan kedua orangtuanya.

Summertime [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang