Langkah Ren menuju kamarnya terkesan berat dan lambat. Ia melongos saat pelayan dan asisten Ibunya membukakan pintu untuk Jun yang datang membawa tas ransel untuk 'belajar' bersama, padahal ia sudah menolak dan menyuruh Jun untuk tidak ke rumahnya. Tapi Jun tetaplah Jun. Anak kecil yang kerjaannya suka merangut itu berubah menjadi anak yang jahil, keras kepala dan suka menyeringai kepadanya. Apalagi Ibunya senang saat tahu Jun datang dan membiarkan asistennya untuk menyambut pria itu.
"Aku tidak pernah ke rumahmu, ya? Padahal kita bertetangga." Kata Jun sambil menyapu pandangan ke bawah tangga, melihat design rumah Ren yang mewah dan minimalis.
"Pernah." Jawab Ren singkat, kepalanya sekarang penuh dengan berbagai pertanyaan; Mau belajar apa? Belajar sampai kapan? Apakah Jun serius mau belajar?
"Hah? K-kapan!?" Tanya Jun tidak percaya, perlahan menyamakan langkah saat keduanya tiba di lantai dua tempat kamar Ren berada. Lantai yang cukup luas, yang berisi susunan sofa dan layar TV besar yang sepertinya jarang dinyalakan.
"Waktu masih kecil, Jun. Kau dan keluargamu pernah ke rumahku."
"Oh ya? Terus?"
"Ya tidak ada yang spesial." Kata Ren lalu membuka pintu kamarnya.
Ren masuk dengan santai, diikuti Jun yang beralih menyapukan pandangan ke dalam kamar Ren yang luas, yang barang-barangnya didominasi warna merah muda pastel. Sangat girly dan sempat membuat Jun bergidik. Selain kamar yang luas, balkon, meja belajar yang sedikit berantakan--menandakan Ren memang tengah belajar, Jun juga menemukan dua buah pintu di sana.
"Kita belajar di perpustakaanku saja, ya, Jun." Kata Ren sudah berdiri di salah satu pintu berwarna biru muda, gadis itu membuka pintu dan menyuruh Jun mengikutinya.
Saat memasuki Perpustakaan itu, Jun tergugah sampai tidak bisa mengatupkan mulut. Perpustakaan Ren memiliki vibe yang sangat berbeda dengan kamarnya. Bukan pula seperti vibe perpustakaan pada umumnya karena penerangan yang temaram--yang membuat enak untuk membaca--dipadukan dengan sebuah LED bertuliskan Imagination berwarna merah muda ngejreng yang membuat mata Jun sedikit menyipit melihatnya. Dan bukan hanya buku-buku dalam rak yang ada di ruangan itu, Jun juga menemukan beberapa action figure animasi dan film ternama di sebuah lemari kaca di samping meja komputer yang bersebelahan dengan jendela.
"Ren... ini keren." Puji Jun masih ber-wah-ria berkeliling ruangan yang besar itu.
Dipuji Jun tidak membuat hati Ren membaik. Ia malah lebih senang saat Sejeong datang ke perpustakaannya, kedua mata gadis itu berbinar, tidak berhenti memekik saat menemukan buku bacaan yang ia suka dan terlihat lebih tulus saat memuji ruangan favoritnya itu. Tidak seperti Jun yang entah mengapa membuat Ren sangsi kalau pria itu benar-benar memujinya.
"Kau duduk di situ saja Jun, sebentar lagi pelayanku akan datang membawa cemilan." Kata Ren sambil menunjuk sofa di tengah ruangan.
"Aku mau melihat-lihat dulu boleh, dong?"
Ren memutar kedua bola mata, sebelum ia menjawab, Jun sudah berjalan menuju salah satu rak bukunya setelah menaruh tas di atas sofa. Gadis itu tidak peduli meski ekor matanya tidak bisa beralih dari sosok Jun.
"Kau mau belajar apa?" Tanya Ren sambil membawa peralatan belajarnya ke ruangan itu. Ia memandang Jun yang tengah berjongkok membaca sinopsis buku di rak paling ujung ruangan.
"Aku... mau baca bukumu saja, Ren. Kau belajar, aku membaca." Kata pria itu tidak mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca.
"Yaa! Kau kan mau belajar!?"
"Dari buku aku juga belajar, kan?" Tanya Jun retoris, tanpa memandang Ren yang mengerjapkan matanya beberapa kali karena merasa tertohok dengan pernyataan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summertime [Complete]
FanficSetiap sekolah punya bintangnya masing-masing. Begitu pula dengan sekolah Lee Ren, perempuan berambut hitam panjang yang selalu suka berdiam di satu sisi perpustakaan sekolahnya. Lee Ren bersekolah di sebuah Sekolah Swasta Internasional sejak ia TK...