34

55 14 0
                                    

Ruangan yang dimasuki Jun dan Ren sangat berbeda dengan kamar yang dipesankan Sekertaris Kim untuk Ren di rumah sakit selama beberapa hari ini. Ruangan itu terasa lebih dingin meski suhu pendingin udara memiliki nilai yang sama seperti kamar Ren, bau antiseptik dan obat-obatan bercampur di udara ditambah infus serta alat medis membuatnya terasa aneh. Bahkan Ren tidak berhenti mengelus lengan kanannya, ketakutan menjalar di seluruh aliran darahnya tapi dirinya pun merasa lega karena akhirnya bisa menjenguk Ibunya secara langsung.

"Ren?"

Meski terbaring di atas kasur pesakitan, Ibu Ren bisa berseru senang saat melihat putrinya datang. Hal itu pula yang membuat Ren segera berlari dan memeluk Ibunya di sana.

"Ibu! Ibu bagaimana? Sudah baikan? Everything's alright?" Cecar Ren sambil memperhatikan kondisi Ibunya yang makin kurus.

"See? Ibu sudah bisa dijenguk olehmu, Ren. Itu berarti Ibu baik-baik saja." Jawab Ibunya terlampaui santai sehingga membuat senyum Ren terpampang di wajah, hanya senyum karena hatinya mencelus melihat wajah pucat sang Ibu yang makin mengkhawatirkan.

"Dan... itu Jun?" Tanya Ibunya merujuk pada Jun yang berdiri kikuk tidak jauh dari kasur itu, tepat di samping Sekertaris Kim.

 itu Jun?" Tanya Ibunya merujuk pada Jun yang berdiri kikuk tidak jauh dari kasur itu, tepat di samping Sekertaris Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Y-ya." Jawab Ren malu. "Dia... menemaniku, Ibu."

"Ya, aku mendengarnya dari Ayahmu. Jun yang berlibur bersamamu di Boston, kan?"

"Dengan Soonyoung, Jihoon dan Wonwoo juga." Koreksi Ren yang diacuhkan Ibunya, yang malah tersenyum penuh arti kepada Jun yang perlahan mendekat ke kasur.

"Selamat siang, Nyonya Lee--"

"Jangan formal." Elak Ibu Ren cepat. "Panggil Ibu juga tidak apa-apa."

"Ibu!" Ren berseru menahan malu.

"I-Ibu..." Jun berkata dengan kikuk. "Senang melihat Ibu sudah lebih baik."

Ibu Ren tersenyum lebar seakan tidak pernah merasakan sakit sebelumnya, ia terus menatap Jun yang makin merasa malu karena seluruh perhatian tertuju kepadanya. Bahkan Ren pun hanya bisa memperhatikan Ibunya dan Jun bergantian, sembari memikirkan topik yang bisa ia bawa untuk menyelamatkan Jun dari perhatian kikuk itu.

"Kau tahu, kan? Kalau Ren sering menceritakanmu waktu kalian masih kecil?" Ibu Ren bertanya dengan jahil, melirik Ren yang sudah menepuk dahi--merasa malu dengan Jun.

"Menceritakanku?" Jun menunjuk dirinya sendiri, kedua matanya melebar.

Ibu Ren menganggukkan kepala. Dan sebelum Ibunya berbicara Ren segera berdiri dan mengangkat kedua tangannya ke udara.

"Ibu... Ayah sudah datang, kan, tadi pagi? Dia pergi lagi ke Boston?" Tanya Ren sedikit gugup, menghalau tatapan Jun yang mengarah kepadanya--tatapan menyebalkan.

"Iya, dan ia setuju kalau kalian berhubungan lebih dari teman. Apakah Ibu harus berbicara dengan Ibumu, Jun?"

"Ibu!" Ren berseru kesal dan Ibunya tertawa. Jun ikut terkejut, ia tidak dapat mengatupkan mulutnya sampai Ibu Ren kembali berbicara.

Summertime [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang