23

65 15 0
                                    

Coit Observatory berada di rooftop salah satu bangunan di Universitas Boston. Bangunan itu tidak setinggi beberapa bangunan di dekatnya tapi di rooftop sudah tersusun beberapa teleskop yang ukurannya lebih besar daripada teleskop yang dimiliki Ren di rumah. Di Coit Observatory sendiri sudah banyak orang berkumpul, salah duanya Ren dan Jun yang berdiri bersisian mendengarkan intruksi dari seorang Observatory Manager bernama Sykes.

Pemandangan di rooftop itu cukup cerah dan musim panas membuat matahari lebih lama terbenam di Boston. Ren tidak begitu suka dengan keramaian yang ada di Observatory itu tapi ia juga ingin mencoba melihat bintang menggunakan teleskop yang pastinya lebih bagus daripada miliknya.

"Kalau tahu ramai begini aku reservasi Observatory-nya saja tadi." Jun mengeluh di sisi Ren yang langsung menyikutnya. Gadis itu tidak takut kalau ada orang yang memahami omonga Jun, ia hanya tidak suka dengan ide itu meski ia pun lebih suka melihat bintang dalam keadaan yang sepi dan tenang.

"Kau pasti tidak suka dengan keramaian ini, kan, Ren?" Jun berbisik tepat di samping telinga Ren.

"Iya, tapi kau akan membuang uang untuk mereservasi satu tempat ini."

"Uangku banyak." Timpal Jun sambil menyeringai membuatnya disikut Ren untuk kali kedua.

Ren tidak mengeluarkan suara karena ia harus mengikuti arahan sang Observatory Manager untuk mengantre mendapatkan jatah melihat bintang lewat teleskop. Di belakangnya Jun ikut mengantri, pria itu menaruh satu tangannya di atas kepala Ren, menepuk-nepuknya pelan.

"Yaa! Tanganmu!" Seru Ren dengan suara kecil.

"Kau kecil." Canda Jun menurunkan tangannya dari kepala gadis itu. Kedua matanya terpaku pada puncak kepala Ren, ia baru sadar tinggi gadis itu hanya sedagunya, tidak seperti ketika mereka masih kecil.

Selama mengantre, kotak memori Jun kembali terbuka. Ia membayangkan Ren yang dahulu sering bermain dengannya, gadis itu lebih tinggi darinya dan tampak lebih kuat sampai Jun mengira Ren adalah seniornya. Kemudian kotak memori itu memberikannya memori lain, saat Jun bersembunyi di bawah perosotan TK. Jun teringat akan ketakutannya bertemu dengan teman sebayanya dan memilih bersembunyi di bawah perosotan. Bersembunyi bersama Ren yang seakan menjadi pelindung meski mereka tidak mengobrolkan apa pun.

Saat itu Ren hanya ikut berjongkok di sisinya, memperhatikan teman-teman TK-nya bermain dan sesekali melempar tanya yang tidak dapat dijawab Jun karena keterbatasan pemahaman atas Bahasa Korea.

"Bintangnya lebih jelas." Kata Ren membuyarkan lamunan Jun. Gadis itu sudah menyingkir dari Teleskop, memberikan jalan kepada Jun untuk menggunakan benda itu.

"Ya, lebih jelas." Ucap Jun sambil mengusap puncak kepala Ren dengan gemas.

" Ucap Jun sambil mengusap puncak kepala Ren dengan gemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Jun bisa berteman dengan ketiga sahabatnya di Sahae berkat Ren. Kalau gadis itu tidak menemaninya saat TK, mungkin ia tidak akan pernah mengenal Soonyoung dan tinggal di Korea Selatan. Keputusan orangtuanya membiarkan Jun tinggal di Seoul selain untuk bersekolah di Kwontain adalah karena Jun sendiri yang enggan kembali ke Cina. Pria itu sudah terikat dengan Soonyoung, Jihoon dan Wonwoo. Keterikatan yang timbul berkat Ren. Dan Jun baru menyadarinya sekarang.

Summertime [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang