Sejeong mempercepat langkahnya begitu memasuki gedung rumah sakit. Kedua matanya berpencar mencari Ren, sahabat yang sudah lama ingin ditemuinya sejak kembali dari Hokkaido. Ia baru pulang dari latihan Panjat Tebing saat mendapatkan pesan dari Ren soal kondisi Ibunya, sehingga tas berisi peralatannya masih terlampir di pundak. Bahkan Sejeong pun tidak sempat membuka sarung tangannya sangking buru-burunya ke rumah sakit.
Ia mengira Ren masih berlibur di Amerika karena sahabatnya itu tidak pernah berkabar. Hanya ia yang selalu menceritakan harinya di Hokkaido dan di Korea selama mengejar latihan untuk persiapan lomba tahun ini. Tapi Ren memang begitu, ia jarang bercerita soal apa pun kepadanya. Hanya sesekali, itu pun seringnya dipaksa oleh Sejeong yang merasa tidak berguna sebahai sahabat.
"Sejeong!?"
Kedua telinga Sejeong berjengit. Kedua matanya segera melebar, berbinar menemukan Ren terkejut melihatnya di depan mesin minuman di lantai 4 gedung rumah sakit. Tanpa membuang banyak waktu gadis itu pun berlari dan membawa Ren ke dalam pelukannya.
"Yaa! Kau siapa!?" Seru seseorang di dekat Ren sehingga Sejeong harus melepas pelukannya dan meringis karena suara itu sangat menggetarkan telinga.
"Dia Sejeong, temanku." Kata Ren pelan, sedikit memicingkan mata kepada Soonyoung yang raut wajahnya seperti preman pasar, yang kemudian berubah melembut dengan senyuman lebar terarah kepada Sejeong.
Sejeong tahu Soonyoung, ia sempat ketakutan melihat pria itu namun segera membalas senyuman Soonyoung sambil membungkukkan badan. "Aku mengenalmu, Soonyoung. Sahae. Kau keren."
Dipuji seperti itu membuat Soonyoung besar kepala. Dagunya terangkat sehingga Ren memutar kedua bola mata dan menarik Ren menjauh dari tempat itu.
"Kenapa kau ke sini?" Tanya Ren sambil berjalan bersisian dengan Sejeong, di belakangnya Soonyoung mengekor sembari meneguk minuman kaleng yang mereka beli dari vending machine.
"Yaa! Aku mengkhawatirkanmu! Sekalian ingin melihat Ibu. Bagaimana kabarnya hari ini? Sudah sadar? Bisa dibesuk?"
Rentetan pertanyaan itu keluar dari mulut Sejeong yang cerewet. Ren tersenyum kecil lalu mengangguk pelan. "Sudah baikan, Ibu pasti senang melihatmu datang."
"Kau yakin mau menemui Ibu Ren dengan pakaian seperti itu?" Soonyoung nimbrung, ia melotot memperhatikan Sejeong dari ujung kaki hingga kepala sampai kepalanya dijitak Ren karena perilaku tidak sopannya tersebut.
"Aaa... aku minta maaf, Ren. Aku juga tidak memb--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Summertime [Complete]
FanfictionSetiap sekolah punya bintangnya masing-masing. Begitu pula dengan sekolah Lee Ren, perempuan berambut hitam panjang yang selalu suka berdiam di satu sisi perpustakaan sekolahnya. Lee Ren bersekolah di sebuah Sekolah Swasta Internasional sejak ia TK...