(11) Sebab

1.9K 205 0
                                    

"Aku anter ke tempat les hari ini," ucap Osamu setelah menyelesaikan sarapannya.

(Name) mengerjapkan matanya, alisnya terangkat saking terkejutnya.

"Hah? Kenapa?" tanya (Name).

"Gak apa-apa."

Osamu langsung mengambil piring kotor mereka, dan membawanya ke wetafle. (Name) masih bingung, tumben sekali Osamu tiba-tiba mau mengantarnya les. Padahal selama tiga bulan ini, (Name) selalu berangkat sendiri menggunakan bus dan kereta. (Name) memakai jaketnya.

"Aku bisa sendiri, babe."

"Gak, aku anter."

"Kenapa?"

Osamu terlihat mengeringkan tangannya tanpa berbicara apa pun. Sejenak Osamu pergi ke kamarnya dan tak lama keluar dengan sudah memakai jaket panjang coklatnya.

"Yuk." Osamu mengambil kunci mobil yang berada di atas meja kayu.

(Name) mengambil tasnya.

"Kenapa tiba-tiba kau mau mengantarku?"

Osamu lagi-lagi tidak menjawab, malah pria itu langsung pergi keluar rumah. (Name)mengikutinya dengan kebingungan.

***

Osamu bertingkah aneh pagi ini. Keduanya saling terdiam. Tapi (Name) masih penasaran dengan alasan Osamu mau mengantarkannya ke tempat les.

"Kau bukannya harus ke toko?" tanya (Name) menoleh.

Osamu menjawab tanpa menoleh, "Iya, nanti sehabis nganterin les."

"Kenapa?"

Osamu lagi-lagi terdiam sejenak. Tangan (Name) terulur menyentuh lengan Osamu, berharap Osamu mau menjawabnya. Osamu melirik.

"Gak apa, aku hanya ingin aja."

(Name) menyipitkan matanya curiga, sepertinya dia tidak berkata jujur. (Name) terus menatap Osamu, hingga pria itu menyadarinya dan merasa kalau istrinya curiga dengan jawabannya.

"Kenapa kau melihatiku?" ujarnya dengan nada datar.

(Name) mempertahankan tatapannya dan masih terdiam. Sampai Osamu berdecak pelan.

"Berhentilah menatapku, babe."

Sepertinya (Name) tak mudah menyerah. Terdengar helaan napas panjang Osamu.

"Kau dekat dengan Jiri-san?" tanyanya dengan suara yang terdengae cemburu.

(Name) terkejut. Bagaimana dia bisa tau soal Jiri?

(Name) mengerjapkan matanya, "Hah? Jiri-san? Kau tau dari mana?"

"Jawab saja pertanyaanku," titah Osamu datar.

"Dia temanku di tempat les. Kau tau dia dari mana?"

"Cuman teman?"

"Iya lah, emang dia cuman teman aku. Jawab pertanyaanku dulu, babe."

Lagi-lagi Osamu menghela napas panjang.

"Dua hari lalu aku gak sengaja ngeliat chat kalian berdua. Sepertinya kalian dekat sekali."

(Name) terkesiap. Dia sangat yakin kalau Osamu lagi cemburu dengannya.

"Cemburu?"

Osamu mendengus, dia tidak menoleh. Seketika gelak tawa (Name) terdengar.

"Gak lucu ya menertawakan seseorang yang cemburu." Osamu memprotes.

Hal itu malah membuat (Name) semakin tertawa. Melihat (Name) yang masih menertawakannya, tangan Osamu terulur untuk mencubit lengannya.

"Aww sakit. Lihat ke depan, babe. Kau masih menyetir," tukas (Name) masih tertawa, sembari menahan tangan Osamu.

"Hentikan," tukas Osamu mulai sebal.

"Aku serius," lanjutnya lagi dengan nada yang dingin.

Alhasil (Name) langsung terdiam.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Miya Osamu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang