"Babe, lihat."
(Name) sengaja menggunakan crop top untuk memperlihatkan lemak perutnya yang telah berkurang sehabis melahirkan enam bulan lalu. Wanita itu mengangkat lengannya tinggi-tinggi. Osamu yang sedang menggendong Azuhi pun menoleh, sejenak menatapnya dengan wajah datar.
"Lihat apa?"
(Name) memasang wajah cemberut, dia menunjuk perutnya yang sudah mulai rata kembali.
"Ini! Masa kau gak melihat perubahannya."
"Apa?"
"Perutku!"
Osamu melihat ke arah yang dimaksud. Pria itu masih saja memasang wajah datar tanpa reaksi. Hal itu membuat (Name) menurunkan tangannya, dan menatap Osamu sejenak.
"Perutmu kenapa?"
Osamu benar-benar tidak menanggap apa yang dimaksud (Name).
"Sudahlah," tukas (Name) membalikkan badannya.
Osamu mengendikkan bahunya, "Mamamu bersikap aneh." Osamu mengajak bicara Azuhi yang memainkan kerah baju Osamu.
"Jangan di masukin mulut dong," tuturnya tertawa kecil ketika Azuhi kembali memasukkan kerah bajunya ke mulut.
Osamu membawa anaknya menuju mobil, memeriksa apakah kursi khusus anaknya sudah terpasang dengan baik. Azuhi nampak tidak mau lepas dari gendongan ayahnya, dia mencengkram baju Osamu.
"Gak mau jauh dari ayah ya? Jangan memasang ekspresi begitu cantik. Nanti sampai di sana Azuhi sama ayah lagi, ok?"
Setelah membujuk Azuhi, akhirnya anak itu mau melepaskan genggamannya dan Osamu memastikan sabuk itu terpasang dengan baik.
***
Hari ini mereka memutuskan untuk pergi ke taman bunga di Tokyo. Sesekali mereka harus menyempatkan quality time bersama. Terlihat Osamu yang menggendong Azuhi yang terlihat tenang. Anak enam bulan itu dalam kondisi tenangnya.
"Azuhi, mamamu menyebalkan hari ini."
(Name) dapat mendengar pria itu bergumam pada Azuhi.
"Kenapa"
Osamu melirik sebentar dan kembali menatap Azuhi yang juga menatapnya.
"Lihat, bunganya banyak sekali, sayang. Azuhi suka bunga?"
Osamu tahu anaknya tidak akan bisa menjawabnya. (Name) mendengus sebal. Tiba-tiba (Name) meregangkan tangannya, ke atas.
"Wahh udaranya segar sekali, dan udaranya tidak begitu dingin ya kan, babe?"
Osamu menatapnya sinis ketika melihat (Name) mengekspos perutnya dengan sengaja. (Name) nampak tersenyum miring melihat Osamu yang mendengus sebal.
"Kita lihat bunga aja yuk berdua, sayang," tukas Osamu pada Azuhi dan langsung berjalan mendahului (Name).
Seketika gelak tawa (Name) terdengar. Dia pun menyamai langkah Osamu.
"Azuhi gendong sama mama sini," ucap (Name) mengulurkan tangannya.
Azuhi membalas uluran tangan (Name), tapi dengan cepat dicegat Osamu.
"Gak, Azuhi sama aku aja."
"Hahahaha."
"Gak usah ketawa," tukas Osamu.
Lagi-lagi kekesalan Osamu Membuat (Name) rasanya ingin terus menggodanya. Berkali-kali dia dengan sengaja mengekspos perutnya.
"(Name)!" seru Osamu dengan cepat.
Jika Osamu memanggilnya dengan nama, pasti pria itu sudah sangat kesal dibuatnya. (Name) tertawa puas dan menghentikan aksinya.
"Hai hai Miya-san."
Osamu membelalakkan matanya, langkahnya terhenti. Tentu saja (Name) bermaksud menggodanya.
"Apa? Coba katakan lagi," ucap Osamu dengan nada dingin.
"Bercanda," ujar (Name) menangkupkan kedua tangannya di depan wajah.
Tangan Osamu meraih pipi (Name) dan mencubitnya agak kencang hingga (Name) mengadu sakit.
"Sakit sakit, bercanda kok."
"Coba katakan lagi."
Azuhi yang melihat Ibunya kesakitan, memegang tangan Osamu dan menarik lengan bajunya.
"Tolong Mama, sayang."
Tak lama Osamu melepaskan cubitannya. Azuhi menatap (Name) dan Osamu bergantian. Kini anak itu menatap ayahnya lama.
"Ayah hanya bercanda sama mama kok, sayang. Yuk lebih baik kita lihat bunga aja."
Osamu meninggalkan (Name) yang memegangi pipinya.
"Tega," gumam (Name) mengelus pipinya.
***
See you next chapter!
#skrind🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Miya Osamu X Reader
Fanfiction(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Miya Osamu x Reader- Complete : 8 Februari 2022