(Name) duduk di tepi kasur.
"Duduk dulu yuk."
(Name) melihat Osamu yang hanya terdiam menatapnya. Tanpa berlama-lama, (Name) langsung mengangkat tubuh pria itu hingga dia terduduk.
"Yosh. Mau bubur atau onigiri?"
Sejenak Osamu melihat nampan, "Onigiri."
(Name) mengambil mangkuk berisi onigiri lembut. Satu sendok kecil onigiri berhasil dikunyah Osamu. Nampak senyum terlihat di wajah (Name).
"Makan yang banyak," tuturnya tersenyum melihat Osamu menelan makanannya.
Tangan Osamu perlahan meraih baju (Name) dan menggenggamnya membuat wanita itu tersenyum hangat. Jarang-jarang Osamu bertingkah seperti ini kalau bukan lagi sakit. Dengan sabar dia menyuapinya, perlahan asal pria itu menghabiskan makanannya. Ternyata dua onigiri pun tidak habis, pria itu malah meminta bubur.
"Tenggorokanku sakit," ujarnya pelan.
"Yaudah bubur aja ya," tutur (Name) mengambil mangkuk berisi bubur.
Tak butuh waktu lama, mangkuk itu telah kandas. Nampaknya Osamu memang lapar, atau memang dia mau tidak mau menelannya daripada harus mendapat omelan dari istrinya.
"Good boy."
Osamu cemberut dan menepis tangan (Name) yang mengusap-usap rambutnya.
"Aku bukan anak kecil."
"Yes, you are."
"Nope."
Tangan (Name) kembali terulur untuk memakaikan tudung kepala hoodie Osamu.
"Minum obat dulu."
Dengan patuh Osamu menuruti perintahnya, dan setelahnya (Name) mengganti kompresan yang menempel di dahi pria itu.
"Yuk tidur," ucap (Name) membantu membaringkan tubuh Osamu.
"Arigatou."
(Name) tersenyum, "I love you, babe."
"Cepat sembuh ya," lanjutnya.
Baru saja (Name) beranjak dari kasur, Osamu memanggilnya.
"Babe."
Dia menoleh.
"Kau gak selingkuh kan?"
(Name) menghela napas pelan, "Masih gak percaya?"
"Aku hanya memastikan."
(Name) membalikkan badannya.
"Apa?" sungut Osamu ketika (Name) hanya memandanginya.
(Name) seakan berpikir, "Sayang sekali kau lagi sakit."
"Lalu?"
"Pembuktiannya, aku mau berhubungan denganmu. Kalau kau masih gak percaya."
Deg
Osamu terbelalak.
Beginikah rasanya kalau cowok digodain cewek?, Batinnya.
"Ta-tapi kan aku lagi sakit."
"Maka dari itu. Cium pun gak boleh."
"Boleh! Ciuman tidak akan membuatmu tertular," tukas Osamu cepat.
"Gak boleh."
"Boleh! Sini cium dulu, kalau kau cium, aku akan percaya," ujarnya sembari mengulurkan tangan.
"Hmm, gimana ya?"
"Ayolah."
"Kasih gak ya?"
"Sini."
"Tapi nanti aku sakit. Kalau aku sakit, aku gak bisa ketemu temanku di les."
Osamu mengubah pandangannya menjadi datar.
"Siapa?"
Seketika (Name) tertawa, "Ya teman aku."
(Name) berjalan mendekati Osamu.
"Temanmu siapa? Pria? Siapa namanya? Kau dekat de-"
(Name) menangkup pipi Osamu seraya tersenyum, kemudian mencium dahinya, turun ke hidung, lalu kedua pipinya.
"Di bibir belum," gumam Osamu menatap istrinya.
(Name) tersenyum, "Nanti ya kalau sudah sembuh."
"Gak adil."
(Name) pun melepas genggamannya dan berjalan pergi.
"Istirahat ya, babe. Kalau butuh sesuatu, panggil aja."
Osamu hanya tersenyum melihat punggung (Name) yang menghilang dari pintu kamar. Pria itu menghela napas panjang, kembali menarik selimutnya.
"Sembuh sembuh," gumamnya sebelum menutup mata.
Menantikan hadiah setelah kesembuhannya.
***
See you next chapter!
#skrind🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Miya Osamu X Reader
Fanfiction(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Miya Osamu x Reader- Complete : 8 Februari 2022